Friday, April 19, 2013

Siapa Lebih Sering Ketut, Laki-laki atau Perempuan?

Jakarta - Flatulensi atau kentut tentu dialami oleh semua orang setiap harinya, baik orang dewasa maupun anak-anak. Tapi apakah gender seseorang mempengaruhi frekuensi kentut?

Dikatakan laki-laki memiliki aktivitas yang lebih padat dan lebih sibuk dibandingkan dengan perempuan. Kondisi ini sering dikaitkan dengan anggapan bahwa laki-laki akan mengalami frekuensi kentut yang lebih banyak jika dibandingkan dengan perempuan. Namun faktanya, frekuensi kentut seseorang tidak dipengaruhi oleh gender.

"Kentut tidak dipengaruhi oleh gender laki-laki atau perempuan. Sering atau tidaknya seseorang kentut lebih dipengaruhi oleh bagaimana kondisi saluran pencernaannya, jika kondisinya baik-baik saja pasti setiap hari kentut," ujar dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, konsultan saluran cerna di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta, saat dihubungi detikHealth pada Jumat (19/4/2013).

Bunyi kentut yang seringkali membuat malu jika muncul secara tiba-tiba juga tidak dipengaruhi oleh gender. Menurut dr. Ari, ada atau tidaknya bunyi pada kentut lebih dipengaruhi oleh bagaimana akumulasi gas di dalam saluran cernanya. Jika memang akumulasinya banyak, maka bunyi yang dihasilkan oleh seseorang akan menjadi lebih besar. Sebaliknya, jika akumulasi gas dalam tubuh sedikit maka akan kecil kemungkinannya untuk muncul bunyi.

"Bunyi tidak berpengaruh juga apakah seseorang itu berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Tapi kembali lagi lebih kepada kondisi saluran cernanya. Wanita yang tidak banyak aktivitas namun kondisi ususnya baik tentu frekuensinya akan berbeda dengan laki-laki yang banyak aktivitas tapi memiliki gangguan pada ususnya," lanjut dr. Ari.

Selain itu, frekuensi kentut juga dipengaruhi oleh pola makan orang tersebut, jika hari itu ia banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak gas, maka pasti frekuensi kentutnya lebih sering. Menurut dr. Ari, tidak bisa juga dibuat patokan berapa kali normal seseorang kentut dalam hitungan per hari.

"Frekuensi kentut tidak bisa dibuat aturan berapa kali normalnya. Jika orang tersebut sudah kentut setiap hari saja bisa dikatakan ia memiliki kondisi sistem pencernaan yang cukup sehat. Yang perlu diingat adalah bagaimana mengatur pola makan yang sehat, sehingga bisa membantu kerja usus," lanjut dr. Ari.




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...