Thursday, April 25, 2013

Terlahir Tanpa Rahim Bukan Kondisi Langka bagi Wanita

Jakarta - Baru-baru ini diberitakan seorang wanita asal Turki bernama Derya Sert (22) yang terlahir tanpa rahim 'dinobatkan' sebagai wanita dengan rahim cangkok pertama yang berhasil hamil. Kondisi ini kemudian menimbulkan sejumlah pertanyaan, bagaimana rasanya terlahir tanpa rahim.

Namun para pakar menyatakan kondisi ini sebenarnya tak begitu langka, hanya saja tak banyak yang tahu tentang gangguan bawaan lahir yang disebut dengan Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser syndrome atau MRKH ini. Lalu berapa banyak wanita yang terlahir tanpa rahim?

Di AS sendiri diperkirakan terdapat 75.000 wanita yang mengalami MRKH. Penderita penyakit yang juga disebut dengan vaginal agenesis/atresia atau mullerian agenesis ini sebenarnya memiliki ovarium yang berfungsi penuh meski mungkin terletak di rongga-rongga tubuh yang tak biasa.

Kendati begitu, untuk alasan yang tak diketahui, mereka terlahir tanpa rahim, leher rahim dan saluran vagina bagian atas yang berfungsi secara penuh. Namun karakteristik fisik wanita lainnya seperti alat kelamin dan payudara tampak normal-normal saja. Secara genetik, mereka juga tetap mempunyai dua kromosom X.

Umumnya, para wanita tidak menyadari jika dirinya mengidap MRKH hingga mereka mulai mencari bantuan ke dokter keluarga atau ginekolog karena mereka tak kunjung mengalami datang bulan saat usinya menginjak 16 atau 18 tahun.

Sayangnya, banyak dokter yang tak familiar dengan MRKH sehingga alangkah baiknya jika wanita (calon) penderita MRKH menemui sejumlah dokter, termasuk ginekolog, endokrinolog dan bisa juga urolog sebelum kondisinya dapat didiagnosis.

Diagnosis MRKH sendiri biasanya dibuat setelah wanita menjalani pencitraan (imaging), misalnya dengan ultrasound, magnetic resonance imaging (MRI), atau bahkan operasi laparoskopi. Ketika diagnosisnya sudah keluar, biasanya pasien akan langsung dirujuk ke psikolog klinis yang memiliki spesialisasi dalam masalah reproduksi atau pakar genetik yang dapat membantu menjelaskan kepada pasien tentang kondisi yang terjadi pada mereka.

Seperti dilansir Emaxhealth, Kamis (25/4/2013), wanita yang terlahir tanpa rahim bisa jadi bermasalah dengan ginjalnya, entah itu karena ginjalnya terbentuk secara abnormal, ginjalnya tumbuh di tempat yang tak wajar atau terlahir hanya dengan satu ginjal. Gejala lainnya antara lain gagal jantung, suara berdenging di telinga (tinnitus) dan kelainan tulang belakang.

Penyebab MRKH
Hingga kini belum ada ilmuwan yang berhasil menemukan penyebab utama dari MRKH. Beberapa peneliti menduga kondisi ini disebabkan oleh mutasi pada satu atau sejumlah gen tertentu. Secara spesifik, mutasi gen WT1, PAX2, HOXA7-HOXA13, PBX1 dan WNT4 disinyalir sebagai 'tersangka' utama terjadinya MRKH pada wanita.

Lain halnya dengan sebuah studi yang dipublikasikan dalam ISRN Obstetrics and Gynecology (February 2013). Studi ini mencatat bahwa MRKH bisa jadi disebabkan oleh 'kurang berkembangnya saluran Mullerian (Mullerian ducts) pada usia kehamilan 5-6 minggu'. Saluran Mullerian sendiri merupakan tabung embrio yang nantinya akan berkembang menjadi rahim dan sebagian dari vagina.

Pengobatan MRKH
Terlahir tanpa rahim mungkin sudah cukup membuat para wanita panik. Nyatanya wanita penderita MRKH memiliki sejumlah opsi pengobatan agar fungsi rahimnya bisa normal. Pertama, penggunaan dilator vagina atau biasa disebut dengan Metode Frank. Ini adalah metode non-operasi dan direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists sebagai salah satu cara untuk membuat vagina.

Dalam metode ini, pada dasarnya remaja perempuan atau wanita pengidap MRKH berulang kali dipasangi dilator (yang bentuknya tampak seperti tampon) di dalam area vagina agar jaringan yang ada menjadi longgar atau melebar. Metode ini terbukti sangat efektif bagi sejumlah wanita.

Kemudian opsi lainnya adalah operasi; vaginoplasty atau prosedur Vecchetti. Dalam operasi vaginoplasty, tim dokter menciptakan sebuah vagina yang bahannya kulit dari bagian tubuh lainnya seperti dari pantat atau usus. Sedangkan pada prosedur Vecchetti, tim dokter mengkombinasikan Metode Frank dengan operasi.

Namun alternatif pengobatan yang paling dramatis adalah transplantasi atau cangkok rahim, seperti halnya yang dialami Derya.




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...