Wednesday, April 24, 2013

Studi: Dokter Lebih Ramah Pada Pasien Kurus

Jakarta - Banyak pasien yang ternyata takut menghadapi ketidakramahan perawat dan dokter di rumah sakit. Menurut sebuah studi ternyata orang gemuk memiliki ketakutan lebih banyak ketimbang mereka yang kurus.

Para peneliti di John Hopkins University School of Medicine di Baltimore, Amerika, menemukan bahwa dokter rumah sakit lebih ramah pada pasien kurus daripada mereka yang kelebihan berat badan. Mereka menemukan bahwa dokter sedikit kurang profesional dalam mendiagnosis atau mengobati penyakit pasien bertubuh besar, tapi sisi buruk itu dapat berubah ketika terjadi komunikasi yang baik.

Dikutip dari Dailymail Rabu (24/4/2013) para peneliti percaya hal ini mungkin terjadi karena para profesional bidang kesehatan kurang menghargai orang gemuk lantaran mereka merasa harus bertindak lebih banyak untuk menolongnya. Tentunya sikap ini bisa berdampak negatif pada kesehatan pasien yang kelebihan berat badan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kurangnya empati antara dokter dan pasien dapat mengurangi efektivitas saran kesehatan. Para peneliti lantas mencari 39 dokter dan jenis hubungan yang mereka bangun pada 208 pasiennya. Rupanya mereka menemukan bahwa dokter memiliki 'hubungan emosional' sedikit lebih jauh dengan pasien yang kelebihan berat badan dibandingkan dengan mereka yang berat badannya normal. Namun tidak ada perbedaan dalam kualitas pengobatan, diagnosis atau saran yang diberikan oleh dokter untuk semua pasien mereka.

Profesor Kimberly Gudzune, yang memimpin penelitian ini mengatakan, "Ikatan dan empati sangat penting untuk hubungan pasien dan dokter."

Menurut Prof Kimberly ketika dokter menyatakan empatinya, pasien akan lebih patuh dalam melakukan rekomendasi medis dan menanggapi konseling perubahan perilaku. Semua elemen ini penting dalam membantu pasien yang kelebihan berat badan dan obesitas untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan mereka.

"Tanpa hubungan itu, Anda dapat melakukan kecurangan pada pasien yang sangat membutuhkan Anda," kata Prof Kimberly.

Tim peneliti juga mempelajari rekaman percakapan antara dokter dan pasien untuk melihat apakah mereka menderita tekanan darah tinggi. Data pribadi pasien, diagnosis, pengobatan yang diberikan, serta bahasa yang digunakan oleh dokter dianalisis oleh peneliti.

Dari penelitian diketahui dokter menghabiskan waktu yang sama saat menghadapi pasien gemuk dan kurus. Dokter juga memberikan nasihat dan pengobatan yang setingkat. Namun, bahasa yang digunakan dokter ketika berhadapan dengan pasien yang kelebihan berat badan mengandung frase jauh lebih emosional sehingga menunjukkan kurangnya perhatian secara umum.

Prof Kimberly pun menambahkan bahwa pasien obesitas mungkin lebih rentan terhadap kurangnya komunikasi dengan dokter. "Studi menunjukkan bahwa dokter mempertahankan sikap negatif terhadap pasien tersebut. Beberapa dokter kurang memiliki rasa hormat pada pasien obesitas yang datang mengunjungi mereka," tambahnya.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...