Thursday, June 27, 2013

Redakan Trauma Korban, Pemadam Kebakaran di Prancis Diajari Hipnotis

Jakarta - "Tatap mata saya. Kosongkan pikiran dan rilekskan tubuh Anda." Kalimat ini kerap digunakan seseorang untuk menghipnotis orang lain agar memenuhi perintah darinya. Namun di Prancis, teknik ini dikembangkan oleh unit pemadam kebakaran untuk membantu menyembuhkan trauma para korban.

Penggunaan hipnotis untuk menyembuhkan trauma dipelopori oleh unit pemadam kebakaran di kota Alsace, Prancis bagian timur. Di pos pemadam kebakaran Haguenau ini, 120 pemadam kebakaran telah dilatih untuk melakukan hipnosis medis dasar agar dapat menenangkan seseorang yang terjebak di bawah reruntuhan atau berada di dalam mobil yang baru saja mengalami kecelakaan, bahkan pada seseorang yang mendadak mengalami serangan asma.

"Hipnoterapi melibatkan teknik verbal, gestural dan pernafasan yang bertujuan untuk meredakan rasa nyeri sekaligus kegelisahan pada korban kecelakaan, meski metode ini tak dapat menggantikan P3K tradisional," terang Cecile Colas-Nguyen, seorang perawat, anggota pemadam kebakaran, dan juga trainer hipnosis.

Jadi ketika tiba di TKP, tim pemadam kebakaran akan terbagi menjadi dua; sebagian bergegas membantu memindahkan korban yang terluka dari TKP atau mengurangi jumlah korban, lalu sebagian staf pemadam kebakaran yang telah dilatih hipnosis tadi akan memberikan bantuan personal kepada para korban, termasuk mengalihkan perhatian mereka dari trauma akibat kecelakaan yang baru saja dialaminya.

Untuk keperluan ini, setiap pemadam kebakaran diwajibkan berbicara dengan suara yang tenang dan teratur. Mereka juga harus menghindari penggunaan kata-kata negatif. Hal ini karena alih-alih memfokuskan perhatian pada rasa nyeri yang dialami korban, para pemadam kebakaran harus lebih memperhatikan kesejahteraan korban.

Manajer pos pemadam kebakaran Haguenau, David Ernenwein mengaku yakin bahwa metode ini bermanfaat bagi para korban yang mengalami trauma.

"Kami tahu betul ketika kami memegang tangan seseorang, maka keadaan menjadi lebih baik, bahkan jika kami tidak melabelinya sebagai 'hipnosis'. Hal pertama yang dapat kami lakukan untuk membantu orang-orang adalah menenangkan mereka, dan teknik ini telah memberi kami sarana untuk melakukannya, membantu mengurangi penderitaan yang dirasakan korban," katanya seperti dilansir NY Daily News, Kamis (27/6/2013).

Efektivitas teknik ini pun telah terbukti. Dalam enam bulan, tim pemadam kebakaran Haguenau diminta untuk merekam informasi mendetail seperti detak jantung dan tingkat nyeri atau emosi korban yang mereka bantu. Hasilnya akan dibandingkan dengan kondisi korban yang dibantu oleh petugas pemadam kebakaran yang tidak menggunakan hipnosis.

"Evaluasi pertama kami ini menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. 100 persen korban mengaku bisa terdistorsi dengan keberadaan pemadam kebakaran yang dilatih hipnosis ini. Dengan kata lain waktu yang dibutuhkan pemadam kebakaran untuk menanggulangi trauma korban terasa lebih pendek daripada yang sebenarnya," ungkap Colas-Nguyen.

Pemerintah pun optimis teknik ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas pemadam kebakaran di penjuru Prancis.

"Kami telah lama mengetahui bahwa efek hipnosis itu nyata, bukan sekedar efek plasebo. Tapi yang diperlukan adalah orang-orang yang benar-benar terlatih. Disini tantangannya karena para kru hanya mendapatkan pelatihan singkat," tandas Stephane Donnadieu, salah satu petugas pemadam kebakaran yang mengikuti pelatihan hipnosis sekaligus penasihat direktorat operasi penyelamatan Prancis.




Studi: Naik 2 Kilogram Saja Risiko Sakit Jantung Bertambah 17 Persen

Jakarta - Gangguan kardiovaskular identik dengan obesitas. Tak heran jika orang-orang yang berisiko tinggi mengalami stroke atau sakit jantung biasanya memiliki berat badan di atas rata-rata atau tak ideal. Sebuah studi pun mengungkap bahwa peningkatan satu unit indeks massa tubuh (BMI) saja dapat menambah risiko gagal jantung hingga 17 persen.

Peneliti juga menemukan bahwa untuk setiap penambahan unit BMI, risiko diabetes seseorang juga meningkat hingga 35 persen.

Untuk seseorang dengan tinggi badan 177,5 cm, satu unit BMI-nya setara dengan 3,2 kilogram, sedangkan untuk orang dengan tinggi 162,5, satu unit sama dengan 2,7 kilogram. Perhitungan BMI dapat diperoleh dengan membagi berat badan seseorang (dalam kilogram) dengan tinggi badannya (per meter persegi).

"Kita tahu bahwa obesitas dan penyakit kardiovaskular itu kerap terjadi secara bersamaan. Namun kita seringkali kesulitan memastikan risiko sakit jantung hanya dengan bermodalkan BMI," ungkap Dr. Tove Fall, peneliti dari Uppsala University di Swedia yang memimpin studi ini bersama dengan tim peneliti dari Imperial College London dan University of Oxford.

"Nah, dalam studi ini kami menemukan bahwa individu yang memiliki varian gen tertentu yang mendorongnya mengalami peningkatan BMI-lah yang berisiko terkena gagal jantung dan diabetes. Bahkan dari temuan ini diketahui risiko diabetes seseorang lebih tinggi dari perkiraan kami selama ini," lanjutnya.

Dalam laporan penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine, peneliti mengungkapkan bahwa gen yang dimaksud bernama FTO. Gen ini berkaitan dengan obesitas dan berfungsi mengatur selera makan seseorang. Untuk keperluan studi ini sendiri, peneliti melibatkan 198,502 partisipan dari penjuru Eropa.

Tapi karena gen ini tak terpengaruh gaya hidup dan faktor-faktor sosial lainnya, peneliti jadi lebih mudah mengidentifikasi keterkaitan langsung antara obesitas dengan penyakit kardiovaskular pada partisipan.

Dan benar saja, semakin banyak salinan varian gen FTO rusak yang dimiliki seseorang, semakin tinggi juga BMI-nya. Tentu saja kondisi ini menyebabkan risiko sakit jantungnya pun meningkat tajam. Padahal varian gen FTO yang rusak dapat menyebabkan peningkatan unit BMI individu antara 0,3 hingga 0,4 untuk setiap salinan yang ada di dalam genome seseorang.

"Masalahnya varian gen FTO yang menyebabkan peningkatkan BMI ini sebenarnya banyak ditemukan di masyarakat. Tapi dengan menggunakan metode genetik baru ini, kini kami dapat memastikan hal yang telah lama dipercaya orang, bahwa peningkatan BMI berkontribusi terhadap terjadinya gagal jantung," simpul salah satu peneliti, Professor Erik Ingelsson dari Uppsala University seperti dilansir Telegraph, Kamis (27/6/2013).

Jubir National Obesity Forum dan kepala Child Growth Foundation, UK, Tam Fry mendeskripsikan temuan bahwa temuan ini 'sangatlah penting'.

"Database-nya sendiri begitu besar sehingga Anda dapat memperoleh kepastian bahwa kelebihan berat badan menyebabkan gagal jantung. Ini adalah bukti final," kata Fry.

"Seseorang dikatakan obesitas jika BMI-nya telah mencapai 30, dan jika angka ini terus naik menjadi 31, 32, 33 dan 34, maka risiko gagal jantungnya pun akan naik sebesar 20 persen setiap kali BMI-nya bertambah sehingga peluang gagal jantungnya juga semakin besar," tutupnya.




Ilmuwan Ciptakan Vaksin Virus yang Terbuat dari Butiran Emas

Jakarta - Logam mulia tak hanya digunakan sebagai simpanan kekayaan dan perhiasan saja. Para ilmuwan baru-baru ini membuat vaksin yang menggunakan butiran emas sebagai bahan dasarnya. Vaksin emas ini telah diuji coba untuk mengobati penyakit pernapasan pada anak-anak.

Penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi respiratory syncytial virus (RSV), penyebab utama infeksi pernapasan pada anak-anak. Penyakit ini menyebabkan beberapa ratus ribu kematian dan sekitar 65 juta infeksi per tahun, terutama pada anak-anak dan orang tua.

Efek berbahaya dari RSV disebabkan adanya protein tertentu, yaitu protein F, yang melapisi permukaan virus. Protein ini memungkinkan virus masuk ke dalam sel dan membuatnya bisa hidup bersama sel-sel tubuh, sehingga virus sulit dibasmi.

Oleh karena itu, pengobatan RSV difokuskan agar sistem kekebalan tubuh dapat mengenali protein F. Namun sampai sekarang, ilmuwan kesulitan menciptakan vaksin yang menargetkan protein F. Padahal jika berhasil, sel-sel kekebalan tubuh yang telah mengingat protein F sebagai musuh bisa segera memberikan respon perlindungan.

Biasanya peneliti menggunakan virus mati atau yang sudah tak aktif sebagai vaksin. Tapi ada ketakutan virus yang mati atau tidak aktif ini masih bisa menular. Oleh karena itu, peneliti di Vanderbilt University di AS menciptakan partikel emas yang bentuk dan ukurannya sama persis dengan virus.

Partikel emas ini dilapisi dengan protein F dari RSV. Para peneliti kemudian menguji kemampuannya untuk memberikan protein F kepada sel-sel kekebalan tubuh. Hasilnya, seperti dimuat dalam jurnal Nanotechnology, partikel emas ini tak hanya berhasil memberikan protein, tetapi juga tak beracun bagi manusia.

"Vaksin untuk RSV yang merupakan penyebab utama pneumonia pada anak-anak sangat diperlukan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kami telah mengembangkan metode untuk menempatkan protein F dalam partikel yang sangat kecil dan memberikannya kepada sel-sel kekebalan dalam bentuk yang secara fisik meniru virus. Hanya saja partikel ini tidak menular," kata peneliti Profesor James Crowe seperti dilansir Daily Mail, Kamis (27/6/2013).

Karena fleksibilitas dari butiran-butiran emas ini, Profesor Crowe yakin bahwa penggunaannya tak hanya terbatas untuk RSV saja. Dia yakin metode yang sama dapat digunakan untuk membuat vaksin eksperimental pada hampir semua virus dan mikroba yang lebih besar, misalnya bakteri dan jamur.

"Penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa vaksin dapat merangsang sel-sel kekebalan tubuh manusia ketika berinteraksi di laboratorium. Langkah selanjutnya adalah akan menguji apakah vaksin bekerja in vivo (pada organisme hidup)," kata Crowe.


Risiko Wasir Maupun Sakit Jantung Bisa Berkurang dengan Toilet Ini

London - Toilet ini tidak hanya membantu pemakainya untuk buang air besar ataupun buang air kecil. Sebab toilet ini bisa memberikan manfaat sehat untuk mengurasi risiko wasir, sakit jantung, kanker usus, maupun hernia. Demikianlah klaim si pencipta toilet sehat tersebut, Peter Codling.

Toilet gaya baru ini memudahkan penggunanya untuk duduk dalam posisi jongkok yang lebih alami. Sehingga Codling yakin toilet ini akan menurunkan jumlah orang yang menderita kanker usus besar, wasir, serangan jantung, dan lainnya. Demikian dikutip dari Daily Mail, Kamis (27/6/2013).

Pria 30 tahun tersebut menjelaskan ketika orang duduk dengan posisi jongkok yang benar saat buang air besar, maka mereka bisa mengosongkan isi perutnya lebih mudah. Karena itu orang-orang akan benar-benar merasa lega saat berhasil menuntaskan hasrat buang air besarnya.

Dengan demikian maka akan mengurangi retensi feses yang menjadi faktor kunci dalam banyak kasus kanker usus besar dan usus buntu. Selain itu, dengan lebih mudah mengeluarkan feses dari dalam tubuhnya maka mengurangi ketegangan di daerah anus sehingga risiko wasir pun berkurang. Demikian pula risiko kerusakan dasar panggul, dan bahkan serangan jantung.

Lulusan Innovation Design Engineering di Royal College of Art in London ini mengklaim bahwa saat ini 43 persen perempuan yang telah memiliki anak dan mengembangkan inkontinensia (ketidakmampuan menahan air kencing), berkurang keluhannya setelah menggunakan toilet hasil inovasinya.

Selain itu menurutnya seseorang yang buang air besar dengan posisi jongkok yang tepat maka kemungkinan mengalami kerusakan saraf yang mengendalikan kandung kemih jadi lebih kecil. Risiko menderita hernia dan prolaps organ panggul (POP) juga berkurang.

Codling telah menghabiskan waktu empat bulan untuk mendesain prototipe toilet yang diberi nama Le Penseur atau The Thinker ini. Saat ini prototipe toilet tersebut telah dipamerkan di Royal College of Art di Kensington.

"Produk yang masih kami kembangkan ini bisa digunakan sejak usia dini," ucap Codling.

Toilet ini didesain untuk keperluan rumah tangga dan bisa dipasang oleh tukang ledeng biasa. Sedikit berbeda dengan toilet yang selama ini dikenal, toilet sehat ini posisinya sedikit lebih rendah. Namun Codling telah mempertimbangkan toilet tersebut nyaman digunakan untuk semua kalangan, termasuk pula orang-orang lanjut usia.

"Saya berharap nantinya toilet ini bisa digunakan sebagai standar," ucap Codling sembari berharap desainnya akan diaplikasikan oleh perusahaan manufaktur sehingga bisa dilempar ke pasaran dalam waktu dekat.

Sembari menunggu ada perusahaan yang berniat memproduksi toilet ini secara massal, Codling masih terus melakukan pengembangan. "Konsepnya sudah ada, jadi saya kira sudah siap untuk dipasarkan," kata Codling.


Operasi Jadi Tidak 'Menyeramkan' dengan Bedah Robotik

Jakarta - Banyak pasien yang menderita suatu penyakit dan diharuskan melakukan operasi, mereka merasa ketakutan. Paradigma bahwa operasi itu menyakitkan dan bisa menyebabkan trauma memang masih berkembang di masyarakat. Tapi, ada terobosan baru dalam dunia kedokteran berupa robotic surgery.

Robotic surgery adalah bentuk prosedur pembedahan dengan menggunakan sistem robot yang dilengkapi dengan komputer dibawah kontrol ahli bedah. Lantas, apa keuntungan yang bisa didapatkan pasien dengan operasi robotic ini?

"Operasi bisa dilakukan dengan optimal, lukanya juga lebih kecil, masa pemulihan hanya dua hingga tiga hari, dan nyeri yang dirasakan pasien dalam skala satu sampai sepuluh, paling hanya skala tiga sampai empat," papar Dr Sita Ayu, SpOG.

Dr Sita juga menjelaskan digunakannya robotic surgery ini karena kebanyakan pasien takut melakukan operasi dan akhirnya operasi itu ditunda-tunda karena operasi itu menyakitkan. "Maka dari itu bagaimana cara kita bisa membuat pasien cepat kembali beraktivitas yaitu caranya dengan mengurangi waktu rawat inap dan risiko pasca operasi," kata Dr Sita.

Pemaparan tersebut diberikan Dr Sita dalam Press Conference "Bedah Minimal Invasif : Pencapaian 50 kasus pertama bedah robotik di Indonesia" di RSU Bunda Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Kamis (27/6/2013). Pelayanan bedah robotik di Indonesia kini hanya disediakan RSU Bunda.

Bedah robotik di RSU Bunda sudah ada sejak awal 2012. Salah satu pasien yang sudah pernah melakukan bedah robotic yaitu Lulia (34). "Waktu pemulihannya cepet kok, cuma dua tiga hari, saya sudah bisa beraktivitas lagi," katanya.

Meskipun begitu, bedah robotik ini juga membutuhkan biaya yang cukup mahal yaitu Rp 80 - 100 juta. Biaya tersebut terbilang lebih murah dibanding bedah robotic di negara lain seperti Singapura yang menawarkan harga Rp 250 juta dan Malaysia dengan biaya sekitar Rp 150 juta. "Karena biaya dokter disini tidak di-charge setinggi biaya operasi yang dilakukan," kata Dr Ivan R.Sini SpOG selaku komisaris pengembangan produk dan teknologi PT. BundaMedik.



Ini Sebabnya Pria Jelalatan Saat Melihat Wanita

Jakarta - Para perempuan seringkali kesal melihat pasangannya bermata jelalatan, selalu melirik perempuan yang lewat di depan mata. Menurut sebuah penelitian, naluri ini wajar dimiliki laki-laki karena proses evolusi. Laki-laki terprogram mencari pasangan sebanyak-banyaknya.

Penelitian yang dilakukan psikolog tersebut menunjukkan bahwa perempuan baru tertarik kepada laki-laki jika wajahnya familiar. Namun pada laki-laki justru sebaliknya, mereka cenderung menilai perempuan yang belum pernah dilihat lebih menarik.

Para peneliti melakukan serangkaian penelitian untuk mengukur perubahan daya tarik. Sebanyak 83 perempuan dan 65 laki-laki ditunjukkan foto 5 laki-laki dan 5 perempuan. Kesemuanya diminta menuliskan penilaian tentang daya tarik orang dalam foto dalam skala 7 poin.

Para peserta lalu ditunjukkan foto untuk kedua kalinya, tapi juga ditunjukkan foto wajah lain yang belum pernah dilihat sebelumnya untuk mengalihkan perhatian. Hasilnya, perempuan menilai wajah laki-laki dalam foto lebih menarik ketika ditunjukkan untuk kedua kalinya karena terasa lebih akrab.

Sedangkan pada laki-laki, laporan yang dimuat jurnal Archives of Sexual Behaviour menjelaskan bahwa mereka menilai bahwa wajah perempuan dalam foto menarik. Namun, laki-laki akan menilai perempuan dalam foto jadi kurang menarik ketika melihat ada foto perempuan yang baru.

"Laki-laki menganggap wajah pasangannya kurang menarik dan kurang seksi, terutama untuk hubungan jangka pendek. Ada kecenderungan bagi laki-laki untuk mengejar banyak pasangan karena dapat meningkatkan keberhasilan reproduksinya dengan mengawini beberapa perempuan," kata Anthony Little dari Stirling University School of Natural Sciences seperti dilansir Daily Mail, Kamis (27/6/2013).

Dalam penelitian lain, peserta diperlihatkan foto wajah dan diminta menilai apakah orang dalam foto cukup seksi dan bisa dipercaya. Ketika percobaan diulang untuk kedua kalinya, perempuan menilai wajah laki-laki yang familiar lebih dapat dipercaya dan seksi. Sedangkan pada laki-laki, penilaiannya jadi menurun.

Temuan dari University of Stirling dan University of Glasgow ini memberi pemahaman baru bagaimana kedua jenis kelamin memandang wajah. Menurut para peneliti, nampaknya laki-laki telah berevolusi memaksimalkan keberhasilan reproduksinya dengan mengawini sebanyak mungkin pasangan.

Menurut para peneliti, hasil temuan ini nampaknya dipengaruhi juga oleh efek Coolidge, yaitu laki-laki lebih tertarik oleh pasangan seksual yang baru ketimbang perempuan.Tapi dari segi kepraktisan, tidak masuk akal bisa membesarkan anak dari banyak perempuan berbeda.





Nikah Sebelum Usia 20 Tahun? Risikonya Anak Lahir Kuntet

Kendari - Organ yang belum matang membuat wanita yang menikah muda berisiko terserang berbagai penyakit serius. Tak hanya itu, wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun juga berisiko melahirkan anak kuntet alias stunting.

"Anak stunting lebih banyak lahir dari ibu yang hamil di bawah usia 20 tahun," jelas dr Julianto Wicaksono, SpOG, Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, dalam acara 'Seminar Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Bidan Praktik Mandiri dalam Program KB Nasional', dalam rangka Hari Keluarga XX Tingkat Nasional, di Universitas Haluoleo, Kendari, Kamis (27/6/2013).

Menurut dr Julianto, ada 45 persen orang di Indonesia yang menikah di bawah usia 20 tahun. 4,2 persen berumur 10-14 tahun dan 41,8 persen berusia 15-19 tahun.

"Kehamilan dini secara fisik perempuan tidak siap. Bayangkan kalau mereka langsung punya anak, fisiknya kecil. Anak 10 tahun hamil, otomatis panggulnya kecil, rahimnya nggak siap, anaknya (dalam kandungan) kurang gizi, dan yang paling menakutkan stunting," lanjut dr Julianto.

Anak stunting artinya bertubuh pendek, badan kecil dan ukuran otak juga kecil. Secara kesehatan, anak stunting juga cenderung berisiko menderita penyakit kardiovaskuler dan penyakit jantung lebih tinggi.

"Di Senegal, kalau ada perkawinan sebelum 20 tahun itu akan disebutkan di TV, di koran, 'Nih ada yang kawin di bawah 20 tahun, di daerah ini'. Supaya orang jadi tahu semua. Jadi bersama-sama supaya menurunkan pernikahan dini," tutur Julianto.

Menurut Ketua IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Sulawesi Tenggara saat ditemui di acara yang sama, wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun juga belum siap secara psikologis saat melahirkan.

"Persalinan kan harus diawali dengan rasa sakit dulu. Nah mereka datang bukannya mensyukuri tapi malah ngamuk-ngamuk, marah-marah, jadi mentalnya belum siap (untuk melahirkan). Setelah anak lahir juga begitu, kurang kesadarannya untuk merawat anaknya. Jadi kalau pernikahan dini tinggi, bagaimana nanti generasi penerus kita," tutur Janita, Ketua IBI Sulawesi Tenggara.


Pilih Mana, Open Surgery, Laparoskopi, atau Robotic Surgery?

Jakarta - Operasi kadang menjadi momok yang menakutkan bagi pasien. Jika operasi biasa dilakukan dengan open surgery, kini ada pilihan lain berupa laparoskopi, yaitu operasi menggunakan alat yang dimasukkan ke tubuh pasien. Nah, saat ini juga sudah ada metode baru, yaitu bedah robotik.

"Dulu operasi laparoskopi alatnya hanya bisa bergerak ke kiri dan kanan. Tetapi dengan robotic ini, lengan-lengan yang masuk ke tubuh pasien bisa berputar layaknya tangan bergerak," kata Dr. Ari Polim, SpOG(K)FER.

Dengan alat bedah robotik, aliran pembuluh darah selama operasi berjalan bisa dikontrol menggunakan sistem Firefly. Hingga kini, bedah robotic bisa dilakukan untuk hampir semua kasus, meskipun paling sering digunakan untuk bedah urologi, ginekologi, dan operasi thoraks.

Dengan pembedahan, diharapkan bisa menjangkau bagian-bagian tubuh yang sulit, meminimalisir morbiditas atau kesakitan dan mortalitas atau kematian.

"Jika dulu, operasi menggunakan mata langsung untuk mengintip pasien, sekarang dengan robotic ini maka rasa nyeri bisa diminimalisir, infeksi juga bisa dikurangi, darah yang hilang lebih sedikit sehingga pemulihannya lebih cepat" lanjut Dr. Ari.

Hal itu diungkapkan Dr Ari dalam acara Press Conference Pencapaian 50 Kasus Pertama Bedah Robotic di RSU Bunda, Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Untuk melakukan operasi ini, diperlukan biaya yang tidak sedikit yaitu berkisar Rp 80 juta sampai Rp 100 juta. Meski menelan biaya cukup besar, ternyata operasi ini cukup digemari. Nyatanya dalam setahun ini, di RSU Bunda terdapat 50 kasus yang ditangani dengan bedah robotik.

"Menarik ya, karena awalnya orang-orang tidak yakin, biayanya mahal, apalagi di kondisi ekonomi sekarang ini. 52 persen pasien yang melakukan operasi ini berusia 30 sampai 40 tahun," kata Dr Sita Ayu.

Keuntungan bedah robotik bagi pasien antara lain adalah tidak banyak mengakibatkan perdarahan. Darah yang terbuang kurang dari 100 cc sehingga pasien bisa cepat pulih. Rasa nyeri yang ditimbulkan juga tak begitu parah. Sekitar 60 persen pasien merasakan nyeri pada tingkat 3 - 4 dalam skala 1-10. Tak hanya itu, waktu yang dibutuhkan untuk operasi hanya berkisar sekitar 2 hingga 3 jam.

"Meskipun butuh waktu sekitar 4 jam untuk 7 kasus operasi pertama," imbuh Dr Sita.

Walaupun begitu, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan bedah robotik. Antara lain berupa biaya alat yang mahal karena teknologi ini masih jarang digunakan. Alat bedah robotik ini harganya hampir 20 miliar.

Selain itu, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat dan ahli medis tentang bedah robotik. Dokter dan tenaga medis juga masih perlukan menjalani proses learning curve agar bisa melakukan operasi seperti ini lebih banyak lagi.

Saat ini, di RSU Bunda sudah terdapat 10 dokter yang tersertifikasi. Meski semua kasus bisa ditangain dengan bedah robotic, Dr Sita menekankan bahwa pandangan ahli bedah tetap harus dinomor satukan.

"Oleh karena itu dengan adanya bedah robotik ini, Indonesia memiliki kesempatan yang cukup baik untuk menjadi pusat pelayanan kesehatan berbasis teknologi dan inovasi," pungkasnya


Ini Kata Mereka yang Pernah Menjalani Bedah Robotic

Jakarta - Pasca operasi, siapa sih yang tidak ingin bisa cepat-cepat kembali beraktivitas. Semua orang yang baru selesai operasi pastik juga tak ingin merasa nyeri dan ingin luka bekas sayatan tak terlalu besar. Itulah yang menjadi alasan beberapa pasien memutuskan melakukan robotic surgery atau bedah robotik.

Seperti penuturan Cut Yunita (47). "Bekas lukanya cuma empat titik, paling satu atau dua centimeterlah. Awalnya saya cuma operasi untuk angkat mioma saya, tapi setelah si robot ini mengobok-obok perut saya, ketahuan bahwa di belakang rahim saya ada tumor. Diangkatlah tumor itu," tutur wanita yang akrab disapa Nita ini kepada detikhealth usai konferensi pers Pencapaian 50 Kasus Bedah Robotik di RSU Bunda, Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Padahal menurut Nita, ia sudah melakukan USG di India dan Malaysia untuk memastikan bahwa ia hanya perlu melakukan operasi pengangkatan miom-nya saja. Namun, ketika ia melakukan bedah robotik, barulah diketahui bahwa di rahimnya terdapat tumor.

"Suami saya langsung dipanggil, dilihatin deh itu tumornya lewat monitor, terus saat itu juga tumornya langsung diangkat," kata wanita berkerudung ini.

Untuk pemulihan, Nita hanya butuh waktu lima hari. Tiga hari ia dirawat di rumah sakit dan dua hari istirahat di rumah. Setelah itu, ia sudah bisa beraktivitas seperti biasa.

"Bukannya promosi, kalau enggak karena si robot ini mungkin saya enggak tahu kalau ada tumor di perut saya," imbuhnya sambil tertawa.

Pasien lainnya, Lulia Bumiardina (34), mengakui bahwa ia meraskan banyak keuntungan dengan melakukan bedah robotik. "Nyerinya cuma dikit. Rabu saya operasi, Kamis pulang dari rumah sakit, dua hari kemudian saya udah kerja lagi," tutur Lulia.

Pasca operasi pun, dokter hanya memberi dua jenis obat yang salah satunya antibiotik. Awalnya, Lulia melakukan operasi ini karena ia menderita hidrosalping. Hidrosalping adalah kondisi di mana terdapat cairan di saluran antara indung telur dan rahim.

"Awalnya sih sebelah kanan aja, tapi waktu dibedah, ternyata yang kiri juga, ya sudah akhirnya luka operasi saya ada dua titik dengan panjang satu-dua centimeterlah," kata wanita yang berdomisili di Bekasi ini.

Lantas, bagaimana soal biaya? Lulia mengatakan, saat itu tengah diadakan promo potongan harga 40 persen. Selain itu, biaya pengobatannya pun ditanggung oleh asuransi. "Jadi waktu itu saya nambah Tp 10 juta, padahal normalnya kan delapan puluh sampai seratus juta ya," tutur Lulia.

"Kalo enggak ada promo dan saya enggak ditanggung asuransi, pikir-pikir dulu deh," lanjutnya sembari tertawa.

Dari penuturan para pasien tersebut, sepertinya bedah robotik lebih simpel dan mudah dilakukan. Tapi jangan salah, bedah robotik ini juga pernah membuat seorang ahli bedah stres lho. Misalnya saja dr Ivan R.Sini SpOG.

"Yang paling bikin stres itu pernah ya ada pasien yang pelengketannya hebat," kata dr Ivan kepada detikhealth. Pelengketan yang dimaksud Dr Ivan yaitu kondisi frozen pelvis. Pada frozen pelvis, kondisi panggul pasien penuh dengan perlengketan yang padat.

"Artinya rahimnya, ususnya, kena dengan penyakitnya. Macam-macam, indung telurnya, dasar panggulnya," jelas dokter yang juga menjabat sebagai komisaris pengembangan produk dan teknologi PT BundaMedik ini.

"Setelah operasi selesai saya sangat merasa comfortable, karena operasi bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya juga maksimal," lanjutnya.

Pasien lain yang pernah membuat Dr Ivan stres yaitu Nita yang saat dilakukan operasi mioma, ditemukan pula tumor di belakang rahimnya. Lantas, apa reaksi dokter berperawakan tinggi dan berkacamata ini?

"Mati gua, hahaha" ujarnya sambil tertawa dan menepuk jidat. Meski begitu, Dr Ivan mengaku sudah memiliki kecurigaan atas adanya tumor tersebut. "Saya melihat memang ada indikasi ke sana (tumor) ya," tambahnya.



Awas, 5 Kesalahan Saat Berlari Ini Bisa Bikin Keseleo

Jakarta - Lari maupun joging adalah olahraga yang dapat melatih otot jantung. Jika dilakukan di luar ruangan, selain melatih otot jantung, lari juga bisa menjadi obat penghilang stres dan kejenuhan sehari-hari.

Tetapi terdapat beberapa hal yang kurang menjadi perhatian saat melakukan kegiatan ini. Melakukan kesalahan saat berlari bisa jadi malah menambah keluhan seperti sakit pinggang bahkan keseleo.

Seperti dikutip dari Times of India, Jumat (28/6/2013) ini dia 5 masalah paling umum ketika Anda berlari:

1. Pola Berlari Asimetris

Ini berarti bertumpu lebih keras pada salah satu sisi tubuh daripada yang lain saat berlari. Coba dengarkan suara tapak kaki saat Anda berlari, suara ini dapat memberitahu bagaimana cara Anda berlari. Jika Anda mendarat lebih keras di sisi kanan atau sebaliknya, itu dapat menandakan kesalahan gaya berlari Anda dan inilah yang dapat menyebabkan nnyeri.

2. Masalah Lutut

Kebanyakan orang yang melakukan joging menghadapi masalah pada lututnya. Hal ini disebabkan oleh lemahnya otot-otot gluteus.

Jadi, ingatlah saat berlari lutut Anda harus tetap lurus dengan pinggul. Jika otot-otot pinggul Anda lemah dan tidak mendukung berat badan, lutut akan menumpu berat badan dan menyebabkannya tertekuk ke dalam.

3. Berlari dengan Kaki Depan atau Belakang

Pernahkah Anda menyadari ketika berlari apakah kaki depan atau belakang yang lebih banyak digunakan? Pelari yang menggunakan bagian belakang akan menjatuhkan lebih banyak pada bagian belakang kaki, sementara kaki depan menjatuhkan lebih keras pada bagian depan kaki mereka.

Orang yang cenderung menggunakan kaki bagian belakang, biasanya menggunakan tenaga yang lebih tinggi daripada yang menggunakan kaki depan. Namun, pelari kaki depan pun memiliki masalah yaitu kaki tak cukup kuat untuk menopang berat badan mereka. Sebaiknya, tingkatkan kemampuan kaki depan dan belakang Anda untuk menyeimbangkannya.

4. Tangan Terlalu Mengayun

Saat berlari biasanya akan disertai dengan ayunan tangan. Tetapi, jika Anda mengayunkan lengan berlebihan ini dapat menyebabkan sakit punggung saat berlari.

Gerakan-gerakan ini dalam jangka panjang dapat berkontribusi untuk tekanan pada punggung Anda. Bahkan gerakan yang terjadi ketika Anda mengambil langkah yang lebih besar dari ukuran tubuh sendiri, dapat menyebabkan rotasi yang berlebihan karena panggul dan tulang belakang bergerak dalam satu arah lebih.

Ketika Anda berlari dan mengayunkan satu lengan jauh ke belakang dari yang lain juga bisa menyebabkan nyeri punggung.

5. Ukuran Sepatu yang Tidak Tepat

Memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran dan jenis kaki Anda dapat menjadi salah satu penyebab nyeri pada punggung, pinggul, dan lutut. Pilihlah sepatu yang sesuai dan ukuran yang tepat untuk kenyamanan kaki sehingga dapat mencegah cedera pada bagian tubuh lainnya.


Aman dan Lebih Sehatkah Meminum Susu Segar?

Jakarta - Sebagian orang suka minum susu, baik yang sudah diproses dan dikemas hingga memiliki banyak varian rasa, atau susu segar yang diminum tak lama setelah diperah. Namun konsumsi susu segar mengundang polemik. Ada yang beranggapan susu ini kurang aman. Benarkah?

Susu segar adalah susu yang belum dipasteurisasi atau dihomogenisasi. Seperti dikutip dari Fox News, Jumat (28/6/2013), menurut US Food and Drug Administration (FDA), susu segar bisa mengandung banyak mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Rata-rata, penyakit yang disebabkan oleh makanan berasal dari bakteri seperti Salmonella, E.Coli, dan listeria.

FDA juga mengklaim pasteurisasi atau proses pemanasan yang dikembangkan kembali pada tahun 1864 tidak menyebabkan intoleransi laktosa atau alergi. Selain itu juga tidak mengurangi nilai gizi susu itu.

Meskipun begitu, bagi penggemar susu segar, minuman yang mereka pilih dikatakan lebih aman dari susu pasteurisasi karena diperoleh dari sapi sehat yang makan rumput. Namun para ahli kesehatan menyebut bahan pangan dan tempat hidup sapi justru berada di lingkungan ternak yang rawan bakteri.

Menurut data yang dirilis Centers for Disease Control and Prevention (CDC) awal tahun ini, hampir setengah dari penyakit bawaan makanan di Amerika tahun 1998-2008 disebabkan oleh buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan sayuran lain. Susu adalah sumber makanan kedua yang paling banyak menyebabkan infeksi. Menariknya, sebagian besar susu yang diolah menjadi keju, yogurt, dan produk lain yang dijual di AS dipasteurisasi.

Daging dan unggas yang semestinya disalahkan atas 22 persen penyakit bawaan makanan dan yang memungkinkan pula penyebab terkontaminasinya produk. Limbah peternakan menghasilkan patogen yang dapat meresap ke tanah dan mempengaruhi tanaman yang dihasilkan. Misalnya saja, tahun 2010 menyebar wabah Salmonella akibat di dalam bayam banyak terkandung kotoran hewan dan itu berbahaya.

Penjualan susu segar dan distribusinya mayoritas dilakuakn petani lokal yang menjual langsung susu ke konsumennya. Beberapa wilayah seperti Massachussets tengah mempertimbangkan undang-undang yang memperbolehkan petani mendistribusikan langsung susu ke konsumennya.


E-Cigarettes, Perangkat Baru untuk Berhenti Merokok

Boston, AS - Bagi beberapa orang, hobil ngebul alias merokok sulit dihentikan. Padahal telah lama diketahui merokok bisa memicu berbagai penyakit. Namun kini ada e-cigarettes, yang saat diuji coba menunjukkan hasil positif: beberapa pria berhenti merokok.

Dalam uji coba ini, hampir 13 persen peserta bisa berhenti merokok, setahun setelah melakukan uji coba. "Saya pikir kita bisa menggunakan produk ini sebagai alat pengendalian tembakau yang luar biasa," kata penulis senior studi baru dari University of Catania, Dr Riccardo Polosa, seperti dilansir Health 24, Jumat (28/6/2013).

E-cigarettes pertama kali diperkenalkan di China pada tahun 2004. Peranti dengan tenaga baterai itu bisa membiarkan penggunanya menghirup uap infus nikotin. Uap infus nikotin ini tidak mengandung tar berbahaya dan karbon monoksida seperti di dalam rokok.

Untuk melihat berapa banyak pengguna e-cigarettes yang bisa mengurangi atau berhenti merokok, para peneliti melibatkan 300 orang perokok yang menyatakan tidak memiliki niat untuk berhenti merokok dalam waktu dekat. Penelitian ini dilakukan antara bulan Juni 2010 dan Februari 2011.

Mereka dibagi dalam tiga kelompok. Pertama, mereka diberi e-cigarette mengandung 7,2 mg nikotin. Kedua, e-cigarettes dengan kandungan 5,4 mg nikotin, dan yang ketiga e-cigarettes yang hanya memiliki tembakau, tetapi tidak mengandung nikotin.

Hasil penelitian menunjukkan 13 persen orang dari kelompok pertama dengan dosis nikotin tertinggi, tidak merokok lagi. Sedangkan orang yang berhenti merokok di kelompok kedua dengan kandungan nikotin lebih besar sebanyak 9 persen, dan kelompok ketiga tanpa kandungan nikotin sebesar 4 persen.

Para ahli mencatat karena tidak ada kelompok kontrol perokok, maka akan sulit mengetahui berapa banyak orang yang akan berhenti merokok pada akhir tahun. Sementara itu, Profesor di University School of Public Health di Boston, Michael Siegel, berharap dua persen dari peserta bisa berhenti merokok dalam waktu satu tahun.

Namun, tim Polosa juga menemukan bahwa 9 sampai 12 persen orang pada kelompok nikotin setidaknya berhasil mengurangi jumlah rokok mereka sebanyak setengahnya. "Penelitian ini menunjukkan meskipun Anda merokok dengan kadar nikotin yang rendah, menengah, atau kuat, Anda tetap bisa untuk berhenti merokok," kata peneliti temabaku dan nikotin, Dr Murray Laugesen.

Di sisi lain, Siegel mengatakan bahwa e-cigarettes bisa memberi para perokok nikotin tanpa zat berbahaya lainnya. Mereka juga mungkin akan meniru perilaku tradisional merokok mereka. Para peneliti mengatakan perlu penelitian lebih lanjut meskipun e-cigarettes bisa menjadi pengganti nikotin pada rokok.

"Terutama pada keamanan jangka panjang e-cigarettes dan bagaimana perangkat itu bisa membuat seseorang berhenti merokok," kata Siegel.

Tapi Siegel menyarankan sebaiknya perokok mencoba terapi tradisional terlebih dahulu. "E-cigarettes lebih tepat untuk orang yang kecanduan nikotin dan gagal mencoba berhenti merokok dengan cara tradisional," pungkasnya.


Meski Pengetahuan Tentang DBD Meningkat, Angka Kematian Justru Bertambah

Jakarta - Pengetahuan masyarakat mengenai demam berdarah dengue (DBD) dinilai sudah semakin tinggi. Hal ini tak lepas dari upaya sosialiasi yang dilakukan sejumlah pihak. Sayangnya, angka kematian pasien DBD justru bertambah.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat mencatat nilai pengetahuan masyarakat tentang DBD mencapai 64 persen. Pemahaman pengetahuan ini ternyata tidak berbanding terbalik dengan angka kematian pasien DBD.

Menurut catatan IAKM, di tahun 2012 jumlah kasus kematian demam berdarah berada di angka tiga. Namun tahun 2013, baru sampai bulan Juni sudah mencapai 13 orang yang meninggal akibat demam berdarah.

"Hal ini dikarenakan kurang cepatnya tindakan yang dilakukan dalam membasmi jentik serta nyamuk Aedes Aegypti dewasa," kata Husein Habsyi, SKM MHCCmm, Wakil Ketua Umum IAKM.

Hal tersebut disampaikan dalam acara dalam acara Forum Diskusi Multi-Stakeholder, di Ritz Carlton Hotel, Jl DR Ide Anak Agung Kav. E1 No 1, Mega Kuningan, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (28/6/2013)

Dia menambahkan, idealnya penyemprotan atau fogging untuk memberantas nyamuk penyebab demam berdarah dilakukan 1 x 24 jam setelah satu orang terserang demam berdarah. Tapi saat ini kebanyakan yang terjadi, fogging dilakukan setelah satu minggu kemudian.

"Yang menjadi masalah adalah laporan dari rumah sakit ke puskesmas agak telat menyatakan bahwa ada warganya sakit. Padahal kan menurut teorinya 1 x 24 jam puskesmas datang ke tempat adanya orang sakit dan 20 rumah di sekitar situ diadakan pengamatan epidemologi, ada jentik atau tidak," tutur Husein.


7 Fakta di Balik Mitos tentang Dehidrasi

Jakarta - Agar bisa berfungsi dengan baik, setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan air. Nah, air ini diperlukan untuk mengatur suhu badan, melindungi sendi-sendi dan organ, serta memperlancar pencernaan.

Namun, dengan kondisi cuaca yang panas seperti ini, konsumsi air perlu ditingkatkan untuk mencegah dehidrasi. Berbicara mengenai dehidrasi, berikut mitos dan fakta tentang dehidrasi, seperti dilansir Huffington Post, Jumat (28/6/2013) :

Mitos: Dehidrasi tidak nyaman, tapi tidak berbahaya
Fakta: Meski kebanyakan orang mengalami gejala dehidrasi ringan seperti sakit kepala, lesu, jarang buang air kecil, dan berkeringat, tapi jika dibiarkan, dehidrasi bisa berbahaya. Menurut Mayo Clinic, dehidrasi yang parah bisa menyebabkan komplikasi seperti pembengkakan otak, kejang, gagal ginjal, bahkan kematian.

Biasanya, orang dewasa bisa mengatasi dehidrasi ringan ini dengan minum cairan ekstra. Tapi jika tidak segera diatasi, dehidrasi bisa mengakibatkan rasa haus yang ekstrim, pusing, kebingungan, dan berhenti buang air kecil. Pada anak-anak dan lansia, dehidrasi bisa menyebabkan diare, muntah, demam, cepat marah, dan kebingungan.

Mitos: Haus itu tanda dehidrasi
Fakta: Rasa haus merupakan cara tubuh memberi sinyal Anda untuk minum air. Saat haus, Anda tidak sedang berada pada risiko bahaya dehidrasi. "Ketika haus, defisit air dalam tubuh berkurang sedikit, meskipun itu hal yang sensitif," kata Profesor Kedokteran di University of Pennsylvania.

"Mungkin hanya satu persen air yang berkurang dalam tubuh Anda secara keseluruhan dan itu hanya membutuhkan beberapa jumlah cairan saja," lanjutnya.

Mitos: Setiap orang perlu minum delapan gelas air sehari
Fakta: Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan pria agar minum sekitar tiga liter air per harinya, sedangkan wanita sebanyak 2,2 liter. Sementara ahli lainnya mengatakan tidak perlu memaksakan diri untuk minum jika memang tidak haus.

Menurut data IOM, sekitar 20 persen asupan air rata-rata dalam tubuh seseorang berasal dari makanan terutama dari makanan yang kandungan airnya tinggi seperti timun dan semangka. "Yang harus dikatakan adalah beberapa gelas cairan per harinya, karena kopi, teh, jus buah, bahkan minuman manis pun memberi tubuh Anda cukup banyak air. Meski kami tak merekomendasikannya untuk tujuan hidrasi," kata Noakes.

Mitos: Urine yang jernih salah satu tanda dehidrasi
Fakta: Pada dasarnya, tidak ada urine yang jernih, warnanya lebih cenderung ke kuning pucat. Ahli fisiologi dan profesor di University of Connecticut's Human Performance Laboratory, Lawrence Armstrong, Ph.D, telah membuat grafik warna urine berdasarkan tingkat dehidrasi.

Jadi Anda dapat menyesuaikan asupan cairan dengan melihat warna urine Anda. Perlu diingat pula, suplemen dan makanan pun bisa mengubah warna urine.

Mitos: Minum terlalu banyak air, tak masalah
Fakta: Overhydrating bisa sangat berbahaya, meskipun itu jarang terjadi. Minum terlalu banyak air bisa menyebabkan hiponatremia, yaitu kadar natrium dalam tubuh menjadi encer dan menyebabkan sel-sel membengkak. Gejala hiponatremia yaitu mual, muntah, sakit kepala, pusing, kebingungan, kelelahan, dan kejang.

Mitos: Olahragawan butuh minuman penambah energi
Fakta: Dengan berolahraga kurang dari satu jam, cadangan air masih baik-baik saja. Jika Anda sudah berolahraga lebih dari satu jam, baru elektrolit dan cadangan glikogen Anda berkurang. Para olahragawan bisa mendapatkan energi dari campuran gula dan sodium.

Bukan pilihan cerdas untuk memilih minuman penambah energi yang penuh dengan zat aditif-sebagai pengganti energi saat beraktivitas. Tak ada salahnya jika memilih bahan makanan alami sebagai pengganti minuman ini.

Mitos: Kopi bisa sebabkan dehidrasi
Fakta: Dehidrasi akan terjadi jika Anda mengonsumsi kopi secara berlebih. Menurut Mayo clinic, minum 500 mg kafein atau lebih setiap hari, bisa menyebabkan seseorang terkena risiko dehidrasi.


Agar Hubungan Lebih Bahagia, Tak Perlu Sering Mengecek Kabar Pasangan

Jakarta - Wanita memang suka diperhatikan. Namun sebagai suami, sebaiknya berikan perhatian seperlunya saja. Karena terus mengecek kondisi pasangan atau memberikan perhatian yang berlebihan justru akan menjauhkan si dia dari Anda. Hal ini dikemukakan sebuah studi baru dari Amerika.

Buktinya, ketika sejumlah pasangan ditanyai peneliti tentang seberapa besar kedekatan mereka setiap lima menit sekali, 45 menit kemudian beberapa pasangan justru duduk berjauhan antara satu sama lain dengan jarak hingga 7 inchi. Lain halnya dengan pasangan yang hanya diminta duduk bersama tanpa ditanyai macam-macam oleh peneliti, karena mereka justru terlihat lebih dekat dari kelompok sebelumnya.

Bagaimana bisa begitu? "Jarak (fisik) berkorespondensi dengan keintiman emosional. Padahal demi memunculkan keterikatan emosional dan kebahagiaan itu, pasangan butuh waktu beberapa lama agar perasaan itu bisa bersemi pada pasangan," terang salah satu peneliti Oren Shapira, Ph.D. seperti dilansir Menshealth, Kamis (27/6/2013).

"Tak heran jika Anda terlalu sering memonitor kondisi si dia, maka sebenarnya Anda tengah mengganggu proses perkembangan tersebut. Ini sama artinya dengan semakin Anda berusaha keras untuk tertidur, Anda justru akan semakin sulit untuk mendapatkannya," tambahnya.

Sedangkan pada pasangan yang dibiarkan duduk bersama tanpa ditanyai macam-macam, proses perkembangan kedekatan emosional di antara keduanya tampaknya bisa berjalan lebih lancar tanpa adanya interupsi dari faktor eksternal (dalam studi ini merujuk pada peneliti) sehingga mereka terlihat lebih dekat dan lebih mesra.

Survei lain dari Inggris pun mengemukakan bahwa pasangan yang tidur di kamar terpisah justru lebih bahagia dan memiliki hubungan asmara yang lebih kuat. Sekitar 39 persen pasangan percaya bahwa hubungannya jadi lebih sehat karena memiliki kebebasan dalam berumah tangga, salah satunya dengan memiliki kamar yang terpisah atau melakukan berbagai aktivitas secara terpisah.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Cognition & Emotion.




Hati-hati, Kebanyakan Makan Mentega Bisa Sumbat Pembuluh Darah

Jakarta - Banyak orang berpikir mentega lebih baik ketimbang minyak goreng. Padahal kalau mengonsumsi mentega kebanyakan bisa membahayakan tubuh lantaran berpotensi menyumbat pembuluh darah.

"Suhu tubuh kita kurang lebih 30 derajat Celsius, sedangkan margarin atau mentega membutuhkan panas yang lebih agar mencair. Bayangkan jika minyak padat tersebut mengendap dalam tubuh kita kemudian menyumbat pembuluh darah," ujar pemerhati gaya hidup, dr Grace Judio-Kahl, M.Sc, M.H, CHt.

Hal itu disampaikan dia dalam Philips Mom2Mom Talkshow, di RS Bunda, Jl Teuku Cik Ditiro No 28 Menteng, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Kamis (27/6/2013).

Selain itu masih banyak makanan yang dianggap sehat dan tidak berbahaya namun jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan penyakit tidak menular yang mematikan. Karena itu jika perlu berkonsultasilah kepada ahlinya untuk mengetahui amankan makanan yang dimakan.

Tak hanya itu, pola hidup yang tidak sehat, kurang aktivitas, kebiasaan merokok dan stres mengakibatkan penyakit ini sering menjangkiti masyarakat modern, khususnya wanita. Wanita memiliki potensi yang lebih besar mengenai penyakit ini dibandingkan dengan pria, dengan angka kematian yang lebih besar daripada pria.

"Deteksi dini penting untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit jantung
dan pembuluh darah. Kita lakukan screening untuk melihat faktor risiko ada atau tidak kemungkinan dia terkena penyakit tersebut," kata spesialis jantung RS Bunda, dr. Pricillia Myriarda, SpJP yang juga hadir dalam kegiatan tersebut.

Untuk menghindari penyakit jantung dan pembuluh darah, selain menjaga pola makan juga perlu rajin berolahraga. Selain itu hindarilah kebiasaan merokok.

Sebelumnya tim peneliti dari AS juga melakukan penelitian yang melibatkan 458 partisipan pria berusia 30-59 tahun yang pernah mengalami serangan jantung atau angina (nyeri di dada yang biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner). Separuh partisipan disarankan untuk mengurangi konsumsi lemak hewaninya dan menggantinya dengan salah satu sumber lemak nabati tak jenuh jamak lainnya yaitu minyak safflower (hampir sama dengan minyak bunga matahari) dan margarin dari minyak safflower.

Dari situ diketahui bahwa partisipan yang makan lebih banyak produk ini berpeluang dua kali lebih tinggi untuk meninggal dunia akibat penyakit apapun, termasuk penyakit jantung.

Sebab sekali masuk ke dalam tubuh, lemak tak jenuh jamak ini akan diubah menjadi zat kimia yang disebut Arachidonic Acid yang dapat memicu pelepasan zat kimia lain, yang mengakibatkan peradangan, penyebab utama penyakit-penyakit kronis seperti penyakit jantung.

Meski banyak yang mengkritisi temuan ini, ada juga pakar yang menganggap studi ini memberikan wawasan positif.

"Meski seharusnya minyak sayur dan margarine dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah serta meningkatkan penurunan berat badan, termasuk kesehatan secara umum, tapi keduanya merupakan salah satu jenis makanan yang paling banyak mengalami perubahan kimiawi. Oleh karena itu keduanya seharusnya tidak dikatakan sebagai makanan sehat," kata Victoria Taylor, pakar diet senior dari British Heart Foundation.


Jangan Percaya Mitos Soal Bra Kalau Belum Baca Ini

Jakarta - Bra kerap kali disepelekan padahal fungsinya begitu besar bagi wanita, salah satunya menjaga kesehatan payudara. Namun di luar sana, masih banyak fakta yang simpang-siur tentang pakaian dalam yang satu ini.

Untuk lebih jelasnya, simak enam mitos tentang bra dan penjelasan fakta yang sebenarnya seperti dilansir Huffingtonpost, Kamis (26/6/2013) berikut ini:

Mitos #1: Bra membuat racun terjebak dalam payudara dan meningkatkan risiko kanker
Faktanya, bra tidaklah meningkatkan risiko seorang wanita untuk terkena kanker payudara. Scientific American menjelaskan ini adalah mitos yang muncul pada pertengahan tahun 1990-an setelah sepasang antropolog medis mengklaim bahwa dengan menghambat 'drainase limfatik' maka bra dianggap telah menjebak racun-racun di dalam jaringan payudara, yang nantinya dapat mengakibatkan kanker.

Namun hingga kini belum pernah ada penelitian yang dapat mendukung teori ini.

"Dari hasil konsensus sejumlah dokter disepakati bahwa apapun jenisnya atau tingkat keketatan bahannya, tak ada kaitannya dengan risiko kanker payudara," terang peneliti dari University of Arkansas for Medical Science dalam situs mereka.


Mitos #2: Tidur sambil mengenakan bra menjaga kekencangan payudara
Sejumlah wanita mengklaim tidur dengan mengenakan bra membantu mereka mempertahankan kekencangan payudara, tapi sebenarnya itu bukanlah manfaat bra.

"Tapi bukan berarti tidur dengan bra akan membahayakan payudara, meski banyak wanita yang mengaku tidur dengan memakai bra membuatnya tak nyaman," ungkap Dr. Carlos Burnett, seorang dokter ahli bedah plastik yang membuka praktik di New Jersey.

Hanya saja menurut Burnett, ligamen suspensori yang menopang dan mempertahankan bentuk payudara tak bisa merenggang secara signifikan ketika seorang wanita tidur dengan mengenakan bra.


Mitos #3: Bra yang warnanya paling terang adalah yang paling tidak kelihatan di bawah pakaian
Kim Caldwell, seorang fitter bra dari Linda's Bra Salon, NYC mengaku kerap terkejut melihat betapa banyaknya wanita yang mengira mengenakan bra dengan warna cerah atau putih di bawah kemeja putih akan membuat branya tidak kelihatan.

"Justru semakin dekat warna bra dengan tone kulit Anda, barulah bra tersebut menjadi semakin tak kelihatan di bawah pakaian," terangnya.

Jadi seorang wanita harus menyesuaikan warna bra dengan warna kulitnya sendiri jika mereka ingin agar branya tak terlihat dari luar saat dikenakan di bawah pakaian berwarna cerah atau putih. Misalnya wanita dengan tone kulit yang lebih gelap seharusnya mencari bra dengan warna yang lebih gelap juga.


Mitos #4: Memakai bra membuat payudara jadi kendur
Mitos ini cukup menimbulkan kegemparan sejak sekelompok peneliti dari Prancis mengklaim bahwa bra tidak memberikan manfaat apapun pada payudara wanita, termasuk menuding bra sebagai penyebab payudara mengendur dari waktu ke waktu. Tim peneliti ini mengaku mengamati payudara lebih dari 300 wanita berusia 18-35 tahun selama 15 tahun.

Tapi para pakar lainnya mengatakan terlalu dini untuk memunculkan gagasan bahwa bra akan membuat payudara wanita menjadi lebih kendur. Alasannya, pertama, tim peneliti asal Prancis ini hanya mengukur jarak antara klavikula (tulang selangka) payudara dengan puting, namun tidak mengukur jarak klavikula hingga ke dasar payudara.

Padahal kata Burnett, puting wanita biasanya bertahan di tempat yang sama meski usianya bertambah, sedangkan bagian dasarnyalah yang mengendur. Lagipula studi tersebut juga tidak memperhitungkan ukuran payudara partisipan.


Mitos #5: Cup (cangkir) bra yang paling berperan dalam menyokong payudara
Padahal bukan cup atau tali bra yang menanggung beban terberat untuk mengangkat payudara Anda, tapi band beha Anda. Band dari beha mencakup lingkar tubuh wanita dari dada sampai ke punggung.

"Tali bra sendiri hanya membantu menjaga agar payudara tetap sejajar dengan tubuh, sedangkan 90 persen payudara ditopang oleh band tersebut," kata Caldwell.


Mitos #6: Bra yang bagus itu bra yang bisa dipakai seumur hidup
Namun Caldwell menyatakan bahwa bra sebaiknya hanya dipakai dalam waktu relatif singkat, yaitu sekitar 6-9 bulan.

Lagipula banyak faktor yang mempengaruhi seberapa lama daya tahan bra, di antaranya harus dicuci dengan tangan dan deterjen yang tepat, disimpan dengan baik serta tidak terlalu sering dipakai.

"Kabar baiknya, bra yang dipakai wanita berdada kecil justru bisa bertahan lebih lama karena band-nya tidak merenggang sebanyak bra yang digunakan wanita berdada besar," timpal Caldwell.




Cath Lab, Deteksi Dini Penyakit Jantung dengan Cara Cepat

Jakarta - Gaya hidup yang kurang baik berdampak pada meningkatnya jumlah pasien penyakit tidak menular, misalnya saja sakit jantung dan gangguan kardiovaskular. Untuk itu deteksi dini penting dilakukan guna menekan angka kematian akibat sakit jantung. Nah, salah satu pendeteksiannya bisa menggunakan cath lab.

"Deteksi dini penting untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit jantung
dan pembuluh darah. Kita lakukan screening untuk melihat faktor risiko ada atau tidak kemungkinan dia terkena penyakit tersebut," kata spesialis jantung RS Bunda, dr Pricillia Myriarda, SpJP.

Hal itu disampaikan dia pada acara Philips Mom2Mom Talkshow, di RS Bunda, Jl Teuku
Cik Ditiro No 28 Menteng, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Kamis (27/6/2013).

Cathl lab adalah sebuah alat pemeriksaan yang memvisualisasikan arteri jantung dan bilik jantung dan mengobati stenosis atau kelainan yang ditemukan. "Umumnya kita pakai pembuluh darah radial pada tangan. Terus dimasukkan selang sampai ke jantung. Kemudian kita semprotkan zat pewarna ke pembuluh darah pada jantung,
namanya pembuluh darah koroner," terang dr Pricillia.

Penyemprotan zat pewarna tersebut memiliki tujuan untuk melihat alirannya. Aliran tersebut bisa dipantau melalui monitor. "Aliran ini akan memperlihatkan apakah ada penyempitan atau tidak," papar kardiolog dr Dicky Hanafy, SPjP yang juga hadir dalam kegiatan tersebut.

dr Dicky menambahkan bahwa dalam melakukan prosedur diagnostic cath lab dari pemasangan kateter hingga pemeriksaan hanya memakan waktu 30 menit. Setiap pasien dibius lokal sebelum menjalani kegiatan ini.

"Jika sudah ketahuan ada kelainan atau penyempitan, kita dapat lakukan stenting. Tapi kalau penyempitan hanya 30 sampai 50 persen saja, untuk apa kita lakukan stenting. Kita obati saja," sambung dr Dicky.

Menurut dia, saat ini penyakit jantung koroner tidak hanya dialami orang-orang yang sudha berusia lanjut. dr Dicky bahkan pernah menemukan pasien sakit jantung koroner berusia 20-an tahun.

"Ada penyakit jantung bawaan, ada kelain jantung katup. Dan itu bayi-bayi juga ada yang mesti dikateter," terang dr Dicky..

Nah, keunggulan cath lab selain pada monitor, juga menghasilkan gambar 3D dan sangat minim radiasi. Berikut ini keunggulannya:

1. Kateter anglography dapat menampilkan gambar pembuluh darah secara detail, jelas dan akurat. Sangat membantu dalam tindakan prosedur operasi atau Percutaneous Transluminal Coronay Angioplasty.

2. Tidak seperti CT anglography atau MR anglography, menggunaka kateter yang memungkinkan untuk mengkombinasikan diagnosa dan tindakan dalam satu prosedur, misalnya menemukan daerah penyempitan arteri diikuti dengan angioplasty dan penempatan stent.

3. Kateter anglography dapat menampilkan gambaran pembuluh darah secara detail yang tidak bisa dihasilkan oleh prosedur non-invasive.


Inilah Sayuran yang Harus Dihindari Pasien Diabetes

Jakarta - Seseorang yang didiagnosis diabetes harus benar-benar menjaga makannya. Tidak semua makanan aman dikonsumsi karena makanan tertentu justru menyebakan naiknya kadar gula darah.

Termasuk sayur-sayuran, tidak semua sayuran aman bagi pasien diabetes. Kebanyakan jenis sayur yang mengandung pati tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diabetes. Sayuran yang mengandung pati ini mudah dikenali lantaran rasanya yang manis. Misalnya saja kentang dan ubi.

Sebagian besar kenis sayuran yang tumbuh di dalam tanah memiliki indeks glikemik tinggi. Nah, makanan-makanan ini bisa meningkatkan gula darah dengan cepat. Karena itu pasien diabetes harus menghindari makanan yang memiiki indeks glikemik tinggi. Tapi ingat, tidak semua makanan manis memiliki indeks glikemik tinggi. Misalnya saja labu manis, meskipun manis tapi indeks glikemiknya rendah.

Berikut ini makanan yang harus dihindari pasien diabetes, seperti dikutip dari Boldsky, Kamis (27/6/2013):

1. Akar Bit

Akar bit merupakan sayuran yang tumbuh di bawah tanah dan menyerap semua zat manis dari tanah. Akar bit memang punya banyak manfaat sehat. Namun jika Anda berniat mengurangi tingkat gula darah, sebaiknya saat makan makanan ini tidak lebih dari sekali seminggu.

2. Kacang-kacangan

Kacang tidak manis tapi merupakan makanan yang mengandung pati. Bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali mengonsumsi makanan ini. Agar aman, makanlah kacang rebus atau panggang dan dalam porsi terbatas.

3. Tomat

Tomat memang buah, akan tetapi karena sering digunakan untuk memasak maka ada yang mengkategorikannya sebagai sayuran. Tomat mengandung asam sitrat yang pada dasarnya manis. Jika Anda adalah pasien diabetes, maka sebaiknya hindari tomat mentah dalam salad. Minimalkanlah juga penggunaan tomat saat memasak.

4. Jagung Manis

Jagung manis tidak hanya tersa manis tetapi juga merupakan makanan yang mengandung pati. Pasien diabetes diminta untuk menghindari makanan apapun yang terbuat dari jagung.

5. Bunga Pisang

Bunga pisang dan batang pisang kadang dimasak sebagai sayuran. Nah, ini perlu dikurangi konsumsinya oleh mereka yang memiliki diabetes, sebab bunga pisang sebagaimana buah pisangannya, manis dan mengandung pati.


Kisah dr Triwaluyo, Sang 'Tukang Sunat' Modern

Jakarta - Kalau dulu kebanyakan tukang sunat adalah mantri, saat ini sudah banyak dokter umum yang handal menangani sunat. Image tukang sunat yang dahulu menyeramkan dengan baju putih dan peralatan tajam di tangan pun mungkin akan jarang ditemui, kecuali jika sunat dilakukan di rumah sakit.

dr Triwaluyo atau yang akrab disapa dr Tio adalah contoh 'tukang sunat' modern. Setiap kali berpraktik di klinik Rumah Sunatan Bekasi, dr Tio tak tampil kaku dengan seragam putih. Senyum yang kerap menghiasi wajahnya mengusir jauh-jauh kesan serang seorang dokter sunat.

Saat berbincang dengan detikhealth dan ditulis pada Kamis, (27/6/2013), pria berusia 28 tahun ini menggunakan rompi dan juga kemeja batik. Selain menjadi dokter sunat, ternyata dokter ini juga berpraktik di Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha, Serpong.

"Jika ditanya lebih senang di RSJ atau menyunat, dua-duanya senang dan keduanya membutuhkan kesabaran dalam menjalaninya," ujar dr Tio.

Tak berlebihan, sebab dr Tio senang dengan anak-anak. Dengan melakukan sunat, maka dia akan lebih sering bertemu anak-anak.

Tingkah dan ekspresi anak-anak yang lucu adalah salah satu yang membuatnya menggemari profesinya sebagai dokter sunat. Selain itu, semenjak 2 tahun bergabung di Rumah Sunatan banyak kejadian-kejadian unik yang membuat dirinya semakin senang menjalani profesi ini.

"Pengalaman di saat mengkhitan, ada seorang anak yang hanya ditemani oleh ayahnya. Dari awal sampai akhir khitan si anak benar-benar tenang dan kooperatif, tetapi pada akhir proses khitan justru ayah si anak tiba-tiba pingsan. Mungkin karena tidak kuat melihat proses khitan," ungkap dr Tio.

Selain itu hal menarik yang pernah dialaminya adalah ketika seorang anak yang telah selesai disunat menangis. Bukan karena sakit, melainkan karena ia tak suka melihat bentuk penisnya setelah disunat. "Kok bentuknya aneh, itu yang dia ucapkan," tambah Tio.

dr Tio membenarkan bahwa sunat zaman dahulu dan sekarang jauh berbeda. "Sunat dahulu lebih menakutkan. Tingkat kebersihan belum terjamin dengan baik, tapi dengan perkembangan dunia kedokteran saat ini maka metode sunat pun sangat bermacam-macam," katanya.

Jika dahulu tukang sunat hanya mengenal teknik konvensional, saat ini tukang sunat sudah bisa memilih metode apa yang akan digunakannya. Sebut saja seperti electric couter dan juga clamp yang saat ini populer.

Dokter yang sudah aktif dalam kegiatan menyunat sejak di bangku kuliah ini menuturkan bahwa ketika menghadapi anak yang akan disunat harus benar-benar sabar. Butuh pendekatan mental yang tepat dengan anak, selain itu untuk setiap tindakan yang akan dilakukan pada anak juga harus mendapatkan persetujuan dari pihak orang tua.

Dulu, sunat hanya menjadi tradisi atau budaya dalam sebuah amanat agama. Namun kini, sunat telah menjadi bagian dari program kesehatan. WHO sendiri telah menganjurkan sunat untuk mengurangi terjadinya kanker penis, prostat, dan juga serviks pada wanita yang dapat terinfeksi dari pasangannya.

Oleh sebab itulah, dr Tio benar-benar tergugah untuk menjadi dokter sunat. "Selain menjalani profesi sebagai dokter dan juga ibadah," kata dr Tio.




Sudah Minum Pil KB Kok Masih Hamil?

Kendari - Pil kontrasepsi atau pil KB merupakan salah satu kontrasepsi yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan. Tapi pada beberapa kasus, kenapa masih ada wanita yang hamil meski sudah minum pil KB?

"Sebetulnya pil KB sangat efektif bila penggunaannya tepat dan kepatutannya tinggi," jelas dr Shanty Olivia, Sp.OG, dokter dari RSCM dalam acara 'Seminar Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Bidan Praktik Mandiri dalam Program KB Nasional', dalam rangka Hari Keluarga XX Tingkat Nasional, di Universitas Haluoleo, Kendari, Kamis (27/6/2013).

Menurut dr Shanty, kehamilan setelah minum pil KB sering terjadi akibat ketidakpatutan klien untuk minum pil. " Ada beberapa ibu hamil yang pakai pil KB tapi minum pil sesukanya. Jadi misal, dalam siklus haid dia minum sembarangan," lanjut dr Shanty.

Kontrasepsi menggunakan pil juga disebut kontrasepsi oral, tipenya adalah meminum pil yang mengandung hormon yang bisa mencegah ovarium perempuan mengeluarkan sel telur sehingga mencegah kehamilan.

Perempuan yang menggunakan kontrasepsi ini harus mengonsumsi pil tersebut setiap hari, bahkan pada waktu yang sama setiap harinya.

Pil kontrasepsi merupakan alat kontrol kelahiran yang paling dapat dipercaya dan tetap tidak mengurangi sensasi terhadap pasangan. Keuntungan lain dari kenyamanan ini adalah perempuan bisa tetap mendapatkan siklus menstruasi yang teratur dan bisa diprediksi, meskipun ada juga yang tidak mendapatkan siklus teratur.


Mikrobia Berperan dalam Kemajuan Peradaban Manusia

Jakarta - Tidak semua mikrobia menjadi sumber penyakit pada manusia. Sebab ada pula mikrobia yang bermanfaat bagi hidup manusia. Di tubuh manusia sendiri, 70 persen bakteri di usus termasuk tidak berbahaya.

Bakteri ini pula yang memegang peran penting dalam mempengaruhi kondisi lingkungan usus agar tetap sehat. Mikrobia juga dimanfaatkan dalam menghasilkan berbagai produk dan jasa misalnya susu fermentasi, seperti yoghurt, yakult, kefir, keju, alkohol, pengolahan limbah, antibiotik, bahkan enzim mikrobia dalam detergen.

"Jenis mikrobia di alam sangat beranekaragam," kata Prof Dr Langkah Sembiring, MSc dalam pengukuhan guru besar Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Kamis (27/6/2013).

Menurut Sembiring, mikrobia dalam bentuk bacteria dan arhkaea terdiri 4.760 spsesies, algae 40.000 spesies, fungi 72 000 spesies dan virus 5.000 spesies.

"Semua jenis mikrobia ini berperan besar dalam mempertahankan semua proses kehidupan di bumi yakni menjaga tetap berlangsungnya aliran energi dan siklus materi," katanya.

Dia mengatakan mikrobia kini tengah dipelajari para ilmuwan dunia untuk mengetahui potensinya agar dapat dikendalikan sehingga tidak merugikan manusia.

"Kemampuannya menghasilkan produk dan jasa dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia," kata Sembiring.

Hingga kini lanjut dia, kajian potensi aplikasi mikrobia yang mencakup berbagai bidang yakni bidang kesehatan, pertanian, lingkungan industri, pangan dan bioteknologi. Studi ilmiah keanekaragaman mikrobia pun menjadi bagian tidak terpisahkan dari studi keanekaragaman makhluk hidup yang telah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman.

Menurutnya peran mikrobia dalam mikrobiologi digunakan untuk deteksi dan identifikasi agensia penyakit dan hingga sampai saat ini berkembang menjadi upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit melalui penemuan bahan kimia antimikrobia maupun antibiotik. "Semuanya dihasilkan dari produk mikrobia," katanya.

Dia mengatakan peranan mikrobia dalam lingkungan pertanian pun berkembang, khususnya terkait dengan kesuburan tanah dengan ditemukaannya kemampuan mikrobia dalam melakukan perubahan biokimiawi bahan anorganik maupaun bahan organik serta kemampuan mikrobia menghambat nitrogen udara, baik secara simbiotik mapun non-simbiotik.

Menurutnya dalam pengembangan bioteknologi modern yang berintikasi rekayasa genetika, mikrobia dimanfaatkan dalam berbagai bidang terutama keunggulan mikrobia dalam tumbuh cepat dan beradaptasi dengan bergagai lingkungan.

"Saat ini prospek pemanfaatan sumberdaya keanekaragaman mikrobia akan selalu berkembang," pungkas Sembiring.




Meski Demam Berdarah Sudah Umum, Tapi Jangan Pernah Sepelekan

Jakarta - Penyakit demam berdarah terdengar umum di telinga banyak orang. Sebab sudah banyak yang terkena penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti ini. Tapi ingat, jangan pernah sepelekan penyakit tersebut.

"Karena sudah banyak orang yang sakit demam berdarah masyarakat cenderung menganggap ini kasus umum saja. Kayak infeksi saluran penapasan akut (ISPA). ISPA itu kan sudah jadi Neglegted Disease karena setiap orang gampang kena flu. Tapi apa iya kita harus seperti itu," ujar Kepala Divisi Research RCCC UI, dr Budi Haryanto.

Hal itu disampaikan dia dalam acara Forum Diskusi Multi-Stakeholder, di Ritz Carlton Hotel, Jl Dr Ide Anak Agung Kav. E1 No 1, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Menurut dr Budi, penyakit apapun tidak bida disepelekan, sebab jika sudah bertambah parah maka taruhannya nyawa. "Ini kan penyakit, taruhannya kan orang yang sakit ga bisa kerja, ga bisa sekolah. Syukur gak meninggal, kalau meninggal biayanya berapa. Semua itu kan biaya," sambungnya.

dr Budi mengimbau agar masyarakat tidak berpikir jika lingkungannya sudah bersih, berarti terhindar dari bahaya nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah. Justru tempat yang bersih dan genangan air yang bersih menjadi tempat yang disukai oleh nyamuk ini.

Dulu nyamuk Aedes Aegypti memerlukan waktu tujuh hari untuk berkembang dari telur hingga dewasa. Namun kini nyamuk penyebab demam berdarah ini sudah berevolusi dengan memiliki bentuk tubuh lebih kurus yang membuatnya jadi sering lapar dan banyak menghinggapi manusia.

"Yang berbahaya itu kan nyamuk dewasa. Sekarang nyamuk kan cepat netas menjadi dewasa, jadi 3 hari. Badannya juga kurus, jadi cepat lapar. Jadi frekuensinya mengigitnya lebih sering," terangnya.

Proses fogging, sambung dr Budi, yang dilakukan untuk membunuh nyamuk demam berdarah harus dilakukan sesuai prosedur. Contohnya seperti tidak membuka jendela dan pintu rumah setelah fogging disemprotkan selama 30 menit hingga satu jam.

"Ini agar asap dapat masuk ke seluruh bagian rumah dan benar-benar membunuh nyamuk," ucap dr Budi.


Ini Kata Mereka yang Pernah Melakukan Bedah Robotic

Jakarta - Pasca operasi, siapa sih yang tidak ingin bisa cepat-cepat kembali beraktivitas. Semua orang yang baru selesai operasi pastik juga tak ingin merasa nyeri dan ingin luka bekas sayatan tak terlalu besar. Itulah yang menjadi alasan beberapa pasien memutuskan melakukan robotic surgery atau bedah robotik.

Seperti penuturan Cut Yunita (47). "Bekas lukanya cuma empat titik, paling satu atau dua centimeterlah. Awalnya saya cuma operasi untuk angkat mioma saya, tapi setelah si robot ini mengobok-obok perut saya, ketahuan bahwa di belakang rahim saya ada tumor. Diangkatlah tumor itu," tutur wanita yang akrab disapa Nita ini kepada detikhealth usai konferensi pers Pencapaian 50 Kasus Bedah Robotik di RSU Bunda, Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Padahal menurut Nita, ia sudah melakukan USG di India dan Malaysia untuk memastikan bahwa ia hanya perlu melakukan operasi pengangkatan miom-nya saja. Namun, ketika ia melakukan bedah robotik, barulah diketahui bahwa di rahimnya terdapat tumor.

"Suami saya langsung dipanggil, dilihatin deh itu tumornya lewat monitor, terus saat itu juga tumornya langsung diangkat," kata wanita berkerudung ini.

Untuk pemulihan, Nita hanya butuh waktu lima hari. Tiga hari ia dirawat di rumah sakit dan dua hari istirahat di rumah. Setelah itu, ia sudah bisa beraktivitas seperti biasa.

"Bukannya promosi, kalau enggak karena si robot ini mungkin saya enggak tahu kalau ada tumor di perut saya," imbuhnya sambil tertawa.

Pasien lainnya, Lulia Bumiardina (34), mengakui bahwa ia meraskan banyak keuntungan dengan melakukan bedah robotik. "Nyerinya cuma dikit. Rabu saya operasi, Kamis pulang dari rumah sakit, dua hari kemudian saya udah kerja lagi," tutur Lulia.

Pasca operasi pun, dokter hanya memberi dua jenis obat yang salah satunya antibiotik. Awalnya, Lulia melakukan operasi ini karena ia menderita hidrosalping. Hidrosalping adalah kondisi di mana terdapat cairan di saluran antara indung telur dan rahim.

"Awalnya sih sebelah kanan aja, tapi waktu dibedah, ternyata yang kiri juga, ya sudah akhirnya luka operasi saya ada dua titik dengan panjang satu-dua centimeterlah," kata wanita yang berdomisili di Bekasi ini.

Lantas, bagaimana soal biaya? Lulia mengatakan, saat itu tengah diadakan promo potongan harga 40 persen. Selain itu, biaya pengobatannya pun ditanggung oleh asuransi. "Jadi waktu itu saya nambah Tp 10 juta, padahal normalnya kan delapan puluh sampai seratus juta ya," tutur Lulia.

"Kalo enggak ada promo dan saya enggak ditanggung asuransi, pikir-pikir dulu deh," lanjutnya sembari tertawa.

Dari penuturan para pasien tersebut, sepertinya bedah robotik lebih simpel dan mudah dilakukan. Tapi jangan salah, bedah robotik ini juga pernah membuat seorang ahli bedah stres lho. Misalnya saja dr Ivan R.Sini SpOG.

"Yang paling bikin stres itu pernah ya ada pasien yang pelengketannya hebat," kata dr Ivan kepada detikhealth. Pelengketan yang dimaksud Dr Ivan yaitu kondisi frozen pelvis. Pada frozen pelvis, kondisi panggul pasien penuh dengan perlengketan yang padat.

"Artinya rahimnya, ususnya, kena dengan penyakitnya. Macam-macam, indung telurnya, dasar panggulnya," jelas dokter yang juga menjabat sebagai komisaris pengembangan produk dan teknologi PT BundaMedik ini.

"Setelah operasi selesai saya sangat merasa comfortable, karena operasi bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya juga maksimal," lanjutnya.

Pasien lain yang pernah membuat Dr Ivan stres yaitu Nita yang saat dilakukan operasi mioma, ditemukan pula tumor di belakang rahimnya. Lantas, apa reaksi dokter berperawakan tinggi dan berkacamata ini?

"Mati gua, hahaha" ujarnya sambil tertawa dan menepuk jidat. Meski begitu, Dr Ivan mengaku sudah memiliki kecurigaan atas adanya tumor tersebut. "Saya melihat memang ada indikasi ke sana (tumor) ya," tambahnya.



Ini Kata Mereka yang Pernah Menjalani Bedah Robotic

Jakarta - Pasca operasi, siapa sih yang tidak ingin bisa cepat-cepat kembali beraktivitas. Semua orang yang baru selesai operasi pastik juga tak ingin merasa nyeri dan ingin luka bekas sayatan tak terlalu besar. Itulah yang menjadi alasan beberapa pasien memutuskan melakukan robotic surgery atau bedah robotik.

Seperti penuturan Cut Yunita (47). "Bekas lukanya cuma empat titik, paling satu atau dua centimeterlah. Awalnya saya cuma operasi untuk angkat mioma saya, tapi setelah si robot ini mengobok-obok perut saya, ketahuan bahwa di belakang rahim saya ada tumor. Diangkatlah tumor itu," tutur wanita yang akrab disapa Nita ini kepada detikhealth usai konferensi pers Pencapaian 50 Kasus Bedah Robotik di RSU Bunda, Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Padahal menurut Nita, ia sudah melakukan USG di India dan Malaysia untuk memastikan bahwa ia hanya perlu melakukan operasi pengangkatan miom-nya saja. Namun, ketika ia melakukan bedah robotik, barulah diketahui bahwa di rahimnya terdapat tumor.

"Suami saya langsung dipanggil, dilihatin deh itu tumornya lewat monitor, terus saat itu juga tumornya langsung diangkat," kata wanita berkerudung ini.

Untuk pemulihan, Nita hanya butuh waktu lima hari. Tiga hari ia dirawat di rumah sakit dan dua hari istirahat di rumah. Setelah itu, ia sudah bisa beraktivitas seperti biasa.

"Bukannya promosi, kalau enggak karena si robot ini mungkin saya enggak tahu kalau ada tumor di perut saya," imbuhnya sambil tertawa.

Pasien lainnya, Lulia Bumiardina (34), mengakui bahwa ia meraskan banyak keuntungan dengan melakukan bedah robotik. "Nyerinya cuma dikit. Rabu saya operasi, Kamis pulang dari rumah sakit, dua hari kemudian saya udah kerja lagi," tutur Lulia.

Pasca operasi pun, dokter hanya memberi dua jenis obat yang salah satunya antibiotik. Awalnya, Lulia melakukan operasi ini karena ia menderita hidrosalping. Hidrosalping adalah kondisi di mana terdapat cairan di saluran antara indung telur dan rahim.

"Awalnya sih sebelah kanan aja, tapi waktu dibedah, ternyata yang kiri juga, ya sudah akhirnya luka operasi saya ada dua titik dengan panjang satu-dua centimeterlah," kata wanita yang berdomisili di Bekasi ini.

Lantas, bagaimana soal biaya? Lulia mengatakan, saat itu tengah diadakan promo potongan harga 40 persen. Selain itu, biaya pengobatannya pun ditanggung oleh asuransi. "Jadi waktu itu saya nambah Tp 10 juta, padahal normalnya kan delapan puluh sampai seratus juta ya," tutur Lulia.

"Kalo enggak ada promo dan saya enggak ditanggung asuransi, pikir-pikir dulu deh," lanjutnya sembari tertawa.

Dari penuturan para pasien tersebut, sepertinya bedah robotik lebih simpel dan mudah dilakukan. Tapi jangan salah, bedah robotik ini juga pernah membuat seorang ahli bedah stres lho. Misalnya saja dr Ivan R.Sini SpOG.

"Yang paling bikin stres itu pernah ya ada pasien yang pelengketannya hebat," kata dr Ivan kepada detikhealth. Pelengketan yang dimaksud Dr Ivan yaitu kondisi frozen pelvis. Pada frozen pelvis, kondisi panggul pasien penuh dengan perlengketan yang padat.

"Artinya rahimnya, ususnya, kena dengan penyakitnya. Macam-macam, indung telurnya, dasar panggulnya," jelas dokter yang juga menjabat sebagai komisaris pengembangan produk dan teknologi PT BundaMedik ini.

"Setelah operasi selesai saya sangat merasa comfortable, karena operasi bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya juga maksimal," lanjutnya.

Pasien lain yang pernah membuat Dr Ivan stres yaitu Nita yang saat dilakukan operasi mioma, ditemukan pula tumor di belakang rahimnya. Lantas, apa reaksi dokter berperawakan tinggi dan berkacamata ini?

"Mati gua, hahaha" ujarnya sambil tertawa dan menepuk jidat. Meski begitu, Dr Ivan mengaku sudah memiliki kecurigaan atas adanya tumor tersebut. "Saya melihat memang ada indikasi ke sana (tumor) ya," tambahnya.



Awas, 5 Kesalahan Saat Berlari Ini Bisa Bikin Keseleo

Jakarta - Lari maupun joging adalah olahraga yang dapat melatih otot jantung. Jika dilakukan di luar ruangan, selain melatih otot jantung, lari juga bisa menjadi obat penghilang stres dan kejenuhan sehari-hari.

Tetapi terdapat beberapa hal yang kurang menjadi perhatian saat melakukan kegiatan ini. Melakukan kesalahan saat berlari bisa jadi malah menambah keluhan seperti sakit pinggang bahkan keseleo.

Seperti dikutip dari Times of India, Jumat (28/6/2013) ini dia 5 masalah paling umum ketika Anda berlari:

1. Pola Berlari Asimetris

Ini berarti bertumpu lebih keras pada salah satu sisi tubuh daripada yang lain saat berlari. Coba dengarkan suara tapak kaki saat Anda berlari, suara ini dapat memberitahu bagaimana cara Anda berlari. Jika Anda mendarat lebih keras di sisi kanan atau sebaliknya, itu dapat menandakan kesalahan gaya berlari Anda dan inilah yang dapat menyebabkan nnyeri.

2. Masalah Lutut

Kebanyakan orang yang melakukan joging menghadapi masalah pada lututnya. Hal ini disebabkan oleh lemahnya otot-otot gluteus.

Jadi, ingatlah saat berlari lutut Anda harus tetap lurus dengan pinggul. Jika otot-otot pinggul Anda lemah dan tidak mendukung berat badan, lutut akan menumpu berat badan dan menyebabkannya tertekuk ke dalam.

3. Berlari dengan Kaki Depan atau Belakang

Pernahkah Anda menyadari ketika berlari apakah kaki depan atau belakang yang lebih banyak digunakan? Pelari yang menggunakan bagian belakang akan menjatuhkan lebih banyak pada bagian belakang kaki, sementara kaki depan menjatuhkan lebih keras pada bagian depan kaki mereka.

Orang yang cenderung menggunakan kaki bagian belakang, biasanya menggunakan tenaga yang lebih tinggi daripada yang menggunakan kaki depan. Namun, pelari kaki depan pun memiliki masalah yaitu kaki tak cukup kuat untuk menopang berat badan mereka. Sebaiknya, tingkatkan kemampuan kaki depan dan belakang Anda untuk menyeimbangkannya.

4. Tangan Terlalu Mengayun

Saat berlari biasanya akan disertai dengan ayunan tangan. Tetapi, jika Anda mengayunkan lengan berlebihan ini dapat menyebabkan sakit punggung saat berlari.

Gerakan-gerakan ini dalam jangka panjang dapat berkontribusi untuk tekanan pada punggung Anda. Bahkan gerakan yang terjadi ketika Anda mengambil langkah yang lebih besar dari ukuran tubuh sendiri, dapat menyebabkan rotasi yang berlebihan karena panggul dan tulang belakang bergerak dalam satu arah lebih.

Ketika Anda berlari dan mengayunkan satu lengan jauh ke belakang dari yang lain juga bisa menyebabkan nyeri punggung.

5. Ukuran Sepatu yang Tidak Tepat

Memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran dan jenis kaki Anda dapat menjadi salah satu penyebab nyeri pada punggung, pinggul, dan lutut. Pilihlah sepatu yang sesuai dan ukuran yang tepat untuk kenyamanan kaki sehingga dapat mencegah cedera pada bagian tubuh lainnya.


Aman dan Lebih Sehatkah Meminum Susu Segar?

Jakarta - Sebagian orang suka minum susu, baik yang sudah diproses dan dikemas hingga memiliki banyak varian rasa, atau susu segar yang diminum tak lama setelah diperah. Namun konsumsi susu segar mengundang polemik. Ada yang beranggapan susu ini kurang aman. Benarkah?

Susu segar adalah susu yang belum dipasteurisasi atau dihomogenisasi. Seperti dikutip dari Fox News, Jumat (28/6/2013), menurut US Food and Drug Administration (FDA), susu segar bisa mengandung banyak mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Rata-rata, penyakit yang disebabkan oleh makanan berasal dari bakteri seperti Salmonella, E.Coli, dan listeria.

FDA juga mengklaim pasteurisasi atau proses pemanasan yang dikembangkan kembali pada tahun 1864 tidak menyebabkan intoleransi laktosa atau alergi. Selain itu juga tidak mengurangi nilai gizi susu itu.

Meskipun begitu, bagi penggemar susu segar, minuman yang mereka pilih dikatakan lebih aman dari susu pasteurisasi karena diperoleh dari sapi sehat yang makan rumput. Namun para ahli kesehatan menyebut bahan pangan dan tempat hidup sapi justru berada di lingkungan ternak yang rawan bakteri.

Menurut data yang dirilis Centers for Disease Control and Prevention (CDC) awal tahun ini, hampir setengah dari penyakit bawaan makanan di Amerika tahun 1998-2008 disebabkan oleh buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan sayuran lain. Susu adalah sumber makanan kedua yang paling banyak menyebabkan infeksi. Menariknya, sebagian besar susu yang diolah menjadi keju, yogurt, dan produk lain yang dijual di AS dipasteurisasi.

Daging dan unggas yang semestinya disalahkan atas 22 persen penyakit bawaan makanan dan yang memungkinkan pula penyebab terkontaminasinya produk. Limbah peternakan menghasilkan patogen yang dapat meresap ke tanah dan mempengaruhi tanaman yang dihasilkan. Misalnya saja, tahun 2010 menyebar wabah Salmonella akibat di dalam bayam banyak terkandung kotoran hewan dan itu berbahaya.

Penjualan susu segar dan distribusinya mayoritas dilakuakn petani lokal yang menjual langsung susu ke konsumennya. Beberapa wilayah seperti Massachussets tengah mempertimbangkan undang-undang yang memperbolehkan petani mendistribusikan langsung susu ke konsumennya.


E-Cigarettes, Perangkat Baru untuk Berhenti Merokok

Boston, AS - Bagi beberapa orang, hobil ngebul alias merokok sulit dihentikan. Padahal telah lama diketahui merokok bisa memicu berbagai penyakit. Namun kini ada e-cigarettes, yang saat diuji coba menunjukkan hasil positif: beberapa pria berhenti merokok.

Dalam uji coba ini, hampir 13 persen peserta bisa berhenti merokok, setahun setelah melakukan uji coba. "Saya pikir kita bisa menggunakan produk ini sebagai alat pengendalian tembakau yang luar biasa," kata penulis senior studi baru dari University of Catania, Dr Riccardo Polosa, seperti dilansir Health 24, Jumat (28/6/2013).

E-cigarettes pertama kali diperkenalkan di China pada tahun 2004. Peranti dengan tenaga baterai itu bisa membiarkan penggunanya menghirup uap infus nikotin. Uap infus nikotin ini tidak mengandung tar berbahaya dan karbon monoksida seperti di dalam rokok.

Untuk melihat berapa banyak pengguna e-cigarettes yang bisa mengurangi atau berhenti merokok, para peneliti melibatkan 300 orang perokok yang menyatakan tidak memiliki niat untuk berhenti merokok dalam waktu dekat. Penelitian ini dilakukan antara bulan Juni 2010 dan Februari 2011.

Mereka dibagi dalam tiga kelompok. Pertama, mereka diberi e-cigarette mengandung 7,2 mg nikotin. Kedua, e-cigarettes dengan kandungan 5,4 mg nikotin, dan yang ketiga e-cigarettes yang hanya memiliki tembakau, tetapi tidak mengandung nikotin.

Hasil penelitian menunjukkan 13 persen orang dari kelompok pertama dengan dosis nikotin tertinggi, tidak merokok lagi. Sedangkan orang yang berhenti merokok di kelompok kedua dengan kandungan nikotin lebih besar sebanyak 9 persen, dan kelompok ketiga tanpa kandungan nikotin sebesar 4 persen.

Para ahli mencatat karena tidak ada kelompok kontrol perokok, maka akan sulit mengetahui berapa banyak orang yang akan berhenti merokok pada akhir tahun. Sementara itu, Profesor di University School of Public Health di Boston, Michael Siegel, berharap dua persen dari peserta bisa berhenti merokok dalam waktu satu tahun.

Namun, tim Polosa juga menemukan bahwa 9 sampai 12 persen orang pada kelompok nikotin setidaknya berhasil mengurangi jumlah rokok mereka sebanyak setengahnya. "Penelitian ini menunjukkan meskipun Anda merokok dengan kadar nikotin yang rendah, menengah, atau kuat, Anda tetap bisa untuk berhenti merokok," kata peneliti temabaku dan nikotin, Dr Murray Laugesen.

Di sisi lain, Siegel mengatakan bahwa e-cigarettes bisa memberi para perokok nikotin tanpa zat berbahaya lainnya. Mereka juga mungkin akan meniru perilaku tradisional merokok mereka. Para peneliti mengatakan perlu penelitian lebih lanjut meskipun e-cigarettes bisa menjadi pengganti nikotin pada rokok.

"Terutama pada keamanan jangka panjang e-cigarettes dan bagaimana perangkat itu bisa membuat seseorang berhenti merokok," kata Siegel.

Tapi Siegel menyarankan sebaiknya perokok mencoba terapi tradisional terlebih dahulu. "E-cigarettes lebih tepat untuk orang yang kecanduan nikotin dan gagal mencoba berhenti merokok dengan cara tradisional," pungkasnya.


Meski Pengetahuan Tentang DBD Meningkat, Angka Kematian Justru Bertambah

Jakarta - Pengetahuan masyarakat mengenai demam berdarah dengue (DBD) dinilai sudah semakin tinggi. Hal ini tak lepas dari upaya sosialiasi yang dilakukan sejumlah pihak. Sayangnya, angka kematian pasien DBD justru bertambah.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat mencatat nilai pengetahuan masyarakat tentang DBD mencapai 64 persen. Pemahaman pengetahuan ini ternyata tidak berbanding terbalik dengan angka kematian pasien DBD.

Menurut catatan IAKM, di tahun 2012 jumlah kasus kematian demam berdarah berada di angka tiga. Namun tahun 2013, baru sampai bulan Juni sudah mencapai 13 orang yang meninggal akibat demam berdarah.

"Hal ini dikarenakan kurang cepatnya tindakan yang dilakukan dalam membasmi jentik serta nyamuk Aedes Aegypti dewasa," kata Husein Habsyi, SKM MHCCmm, Wakil Ketua Umum IAKM.

Hal tersebut disampaikan dalam acara dalam acara Forum Diskusi Multi-Stakeholder, di Ritz Carlton Hotel, Jl DR Ide Anak Agung Kav. E1 No 1, Mega Kuningan, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (28/6/2013)

Dia menambahkan, idealnya penyemprotan atau fogging untuk memberantas nyamuk penyebab demam berdarah dilakukan 1 x 24 jam setelah satu orang terserang demam berdarah. Tapi saat ini kebanyakan yang terjadi, fogging dilakukan setelah satu minggu kemudian.

"Yang menjadi masalah adalah laporan dari rumah sakit ke puskesmas agak telat menyatakan bahwa ada warganya sakit. Padahal kan menurut teorinya 1 x 24 jam puskesmas datang ke tempat adanya orang sakit dan 20 rumah di sekitar situ diadakan pengamatan epidemologi, ada jentik atau tidak," tutur Husein.


7 Fakta di Balik Mitos tentang Dehidrasi

Jakarta - Agar bisa berfungsi dengan baik, setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan air. Nah, air ini diperlukan untuk mengatur suhu badan, melindungi sendi-sendi dan organ, serta memperlancar pencernaan.

Namun, dengan kondisi cuaca yang panas seperti ini, konsumsi air perlu ditingkatkan untuk mencegah dehidrasi. Berbicara mengenai dehidrasi, berikut mitos dan fakta tentang dehidrasi, seperti dilansir Huffington Post, Jumat (28/6/2013) :

Mitos: Dehidrasi tidak nyaman, tapi tidak berbahaya
Fakta: Meski kebanyakan orang mengalami gejala dehidrasi ringan seperti sakit kepala, lesu, jarang buang air kecil, dan berkeringat, tapi jika dibiarkan, dehidrasi bisa berbahaya. Menurut Mayo Clinic, dehidrasi yang parah bisa menyebabkan komplikasi seperti pembengkakan otak, kejang, gagal ginjal, bahkan kematian.

Biasanya, orang dewasa bisa mengatasi dehidrasi ringan ini dengan minum cairan ekstra. Tapi jika tidak segera diatasi, dehidrasi bisa mengakibatkan rasa haus yang ekstrim, pusing, kebingungan, dan berhenti buang air kecil. Pada anak-anak dan lansia, dehidrasi bisa menyebabkan diare, muntah, demam, cepat marah, dan kebingungan.

Mitos: Haus itu tanda dehidrasi
Fakta: Rasa haus merupakan cara tubuh memberi sinyal Anda untuk minum air. Saat haus, Anda tidak sedang berada pada risiko bahaya dehidrasi. "Ketika haus, defisit air dalam tubuh berkurang sedikit, meskipun itu hal yang sensitif," kata Profesor Kedokteran di University of Pennsylvania.

"Mungkin hanya satu persen air yang berkurang dalam tubuh Anda secara keseluruhan dan itu hanya membutuhkan beberapa jumlah cairan saja," lanjutnya.

Mitos: Setiap orang perlu minum delapan gelas air sehari
Fakta: Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan pria agar minum sekitar tiga liter air per harinya, sedangkan wanita sebanyak 2,2 liter. Sementara ahli lainnya mengatakan tidak perlu memaksakan diri untuk minum jika memang tidak haus.

Menurut data IOM, sekitar 20 persen asupan air rata-rata dalam tubuh seseorang berasal dari makanan terutama dari makanan yang kandungan airnya tinggi seperti timun dan semangka. "Yang harus dikatakan adalah beberapa gelas cairan per harinya, karena kopi, teh, jus buah, bahkan minuman manis pun memberi tubuh Anda cukup banyak air. Meski kami tak merekomendasikannya untuk tujuan hidrasi," kata Noakes.

Mitos: Urine yang jernih salah satu tanda dehidrasi
Fakta: Pada dasarnya, tidak ada urine yang jernih, warnanya lebih cenderung ke kuning pucat. Ahli fisiologi dan profesor di University of Connecticut's Human Performance Laboratory, Lawrence Armstrong, Ph.D, telah membuat grafik warna urine berdasarkan tingkat dehidrasi.

Jadi Anda dapat menyesuaikan asupan cairan dengan melihat warna urine Anda. Perlu diingat pula, suplemen dan makanan pun bisa mengubah warna urine.

Mitos: Minum terlalu banyak air, tak masalah
Fakta: Overhydrating bisa sangat berbahaya, meskipun itu jarang terjadi. Minum terlalu banyak air bisa menyebabkan hiponatremia, yaitu kadar natrium dalam tubuh menjadi encer dan menyebabkan sel-sel membengkak. Gejala hiponatremia yaitu mual, muntah, sakit kepala, pusing, kebingungan, kelelahan, dan kejang.

Mitos: Olahragawan butuh minuman penambah energi
Fakta: Dengan berolahraga kurang dari satu jam, cadangan air masih baik-baik saja. Jika Anda sudah berolahraga lebih dari satu jam, baru elektrolit dan cadangan glikogen Anda berkurang. Para olahragawan bisa mendapatkan energi dari campuran gula dan sodium.

Bukan pilihan cerdas untuk memilih minuman penambah energi yang penuh dengan zat aditif-sebagai pengganti energi saat beraktivitas. Tak ada salahnya jika memilih bahan makanan alami sebagai pengganti minuman ini.

Mitos: Kopi bisa sebabkan dehidrasi
Fakta: Dehidrasi akan terjadi jika Anda mengonsumsi kopi secara berlebih. Menurut Mayo clinic, minum 500 mg kafein atau lebih setiap hari, bisa menyebabkan seseorang terkena risiko dehidrasi.


Redakan Trauma Korban, Pemadam Kebakaran di Prancis Diajari Hipnotis

Jakarta - "Tatap mata saya. Kosongkan pikiran dan rilekskan tubuh Anda." Kalimat ini kerap digunakan seseorang untuk menghipnotis orang lain agar memenuhi perintah darinya. Namun di Prancis, teknik ini dikembangkan oleh unit pemadam kebakaran untuk membantu menyembuhkan trauma para korban.

Penggunaan hipnotis untuk menyembuhkan trauma dipelopori oleh unit pemadam kebakaran di kota Alsace, Prancis bagian timur. Di pos pemadam kebakaran Haguenau ini, 120 pemadam kebakaran telah dilatih untuk melakukan hipnosis medis dasar agar dapat menenangkan seseorang yang terjebak di bawah reruntuhan atau berada di dalam mobil yang baru saja mengalami kecelakaan, bahkan pada seseorang yang mendadak mengalami serangan asma.

"Hipnoterapi melibatkan teknik verbal, gestural dan pernafasan yang bertujuan untuk meredakan rasa nyeri sekaligus kegelisahan pada korban kecelakaan, meski metode ini tak dapat menggantikan P3K tradisional," terang Cecile Colas-Nguyen, seorang perawat, anggota pemadam kebakaran, dan juga trainer hipnosis.

Jadi ketika tiba di TKP, tim pemadam kebakaran akan terbagi menjadi dua; sebagian bergegas membantu memindahkan korban yang terluka dari TKP atau mengurangi jumlah korban, lalu sebagian staf pemadam kebakaran yang telah dilatih hipnosis tadi akan memberikan bantuan personal kepada para korban, termasuk mengalihkan perhatian mereka dari trauma akibat kecelakaan yang baru saja dialaminya.

Untuk keperluan ini, setiap pemadam kebakaran diwajibkan berbicara dengan suara yang tenang dan teratur. Mereka juga harus menghindari penggunaan kata-kata negatif. Hal ini karena alih-alih memfokuskan perhatian pada rasa nyeri yang dialami korban, para pemadam kebakaran harus lebih memperhatikan kesejahteraan korban.

Manajer pos pemadam kebakaran Haguenau, David Ernenwein mengaku yakin bahwa metode ini bermanfaat bagi para korban yang mengalami trauma.

"Kami tahu betul ketika kami memegang tangan seseorang, maka keadaan menjadi lebih baik, bahkan jika kami tidak melabelinya sebagai 'hipnosis'. Hal pertama yang dapat kami lakukan untuk membantu orang-orang adalah menenangkan mereka, dan teknik ini telah memberi kami sarana untuk melakukannya, membantu mengurangi penderitaan yang dirasakan korban," katanya seperti dilansir NY Daily News, Kamis (27/6/2013).

Efektivitas teknik ini pun telah terbukti. Dalam enam bulan, tim pemadam kebakaran Haguenau diminta untuk merekam informasi mendetail seperti detak jantung dan tingkat nyeri atau emosi korban yang mereka bantu. Hasilnya akan dibandingkan dengan kondisi korban yang dibantu oleh petugas pemadam kebakaran yang tidak menggunakan hipnosis.

"Evaluasi pertama kami ini menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. 100 persen korban mengaku bisa terdistorsi dengan keberadaan pemadam kebakaran yang dilatih hipnosis ini. Dengan kata lain waktu yang dibutuhkan pemadam kebakaran untuk menanggulangi trauma korban terasa lebih pendek daripada yang sebenarnya," ungkap Colas-Nguyen.

Pemerintah pun optimis teknik ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas pemadam kebakaran di penjuru Prancis.

"Kami telah lama mengetahui bahwa efek hipnosis itu nyata, bukan sekedar efek plasebo. Tapi yang diperlukan adalah orang-orang yang benar-benar terlatih. Disini tantangannya karena para kru hanya mendapatkan pelatihan singkat," tandas Stephane Donnadieu, salah satu petugas pemadam kebakaran yang mengikuti pelatihan hipnosis sekaligus penasihat direktorat operasi penyelamatan Prancis.




Studi: Naik 2 Kilogram Saja Risiko Sakit Jantung Bertambah 17 Persen

Jakarta - Gangguan kardiovaskular identik dengan obesitas. Tak heran jika orang-orang yang berisiko tinggi mengalami stroke atau sakit jantung biasanya memiliki berat badan di atas rata-rata atau tak ideal. Sebuah studi pun mengungkap bahwa peningkatan satu unit indeks massa tubuh (BMI) saja dapat menambah risiko gagal jantung hingga 17 persen.

Peneliti juga menemukan bahwa untuk setiap penambahan unit BMI, risiko diabetes seseorang juga meningkat hingga 35 persen.

Untuk seseorang dengan tinggi badan 177,5 cm, satu unit BMI-nya setara dengan 3,2 kilogram, sedangkan untuk orang dengan tinggi 162,5, satu unit sama dengan 2,7 kilogram. Perhitungan BMI dapat diperoleh dengan membagi berat badan seseorang (dalam kilogram) dengan tinggi badannya (per meter persegi).

"Kita tahu bahwa obesitas dan penyakit kardiovaskular itu kerap terjadi secara bersamaan. Namun kita seringkali kesulitan memastikan risiko sakit jantung hanya dengan bermodalkan BMI," ungkap Dr. Tove Fall, peneliti dari Uppsala University di Swedia yang memimpin studi ini bersama dengan tim peneliti dari Imperial College London dan University of Oxford.

"Nah, dalam studi ini kami menemukan bahwa individu yang memiliki varian gen tertentu yang mendorongnya mengalami peningkatan BMI-lah yang berisiko terkena gagal jantung dan diabetes. Bahkan dari temuan ini diketahui risiko diabetes seseorang lebih tinggi dari perkiraan kami selama ini," lanjutnya.

Dalam laporan penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine, peneliti mengungkapkan bahwa gen yang dimaksud bernama FTO. Gen ini berkaitan dengan obesitas dan berfungsi mengatur selera makan seseorang. Untuk keperluan studi ini sendiri, peneliti melibatkan 198,502 partisipan dari penjuru Eropa.

Tapi karena gen ini tak terpengaruh gaya hidup dan faktor-faktor sosial lainnya, peneliti jadi lebih mudah mengidentifikasi keterkaitan langsung antara obesitas dengan penyakit kardiovaskular pada partisipan.

Dan benar saja, semakin banyak salinan varian gen FTO rusak yang dimiliki seseorang, semakin tinggi juga BMI-nya. Tentu saja kondisi ini menyebabkan risiko sakit jantungnya pun meningkat tajam. Padahal varian gen FTO yang rusak dapat menyebabkan peningkatan unit BMI individu antara 0,3 hingga 0,4 untuk setiap salinan yang ada di dalam genome seseorang.

"Masalahnya varian gen FTO yang menyebabkan peningkatkan BMI ini sebenarnya banyak ditemukan di masyarakat. Tapi dengan menggunakan metode genetik baru ini, kini kami dapat memastikan hal yang telah lama dipercaya orang, bahwa peningkatan BMI berkontribusi terhadap terjadinya gagal jantung," simpul salah satu peneliti, Professor Erik Ingelsson dari Uppsala University seperti dilansir Telegraph, Kamis (27/6/2013).

Jubir National Obesity Forum dan kepala Child Growth Foundation, UK, Tam Fry mendeskripsikan temuan bahwa temuan ini 'sangatlah penting'.

"Database-nya sendiri begitu besar sehingga Anda dapat memperoleh kepastian bahwa kelebihan berat badan menyebabkan gagal jantung. Ini adalah bukti final," kata Fry.

"Seseorang dikatakan obesitas jika BMI-nya telah mencapai 30, dan jika angka ini terus naik menjadi 31, 32, 33 dan 34, maka risiko gagal jantungnya pun akan naik sebesar 20 persen setiap kali BMI-nya bertambah sehingga peluang gagal jantungnya juga semakin besar," tutupnya.




Ilmuwan Ciptakan Vaksin Virus yang Terbuat dari Butiran Emas

Jakarta - Logam mulia tak hanya digunakan sebagai simpanan kekayaan dan perhiasan saja. Para ilmuwan baru-baru ini membuat vaksin yang menggunakan butiran emas sebagai bahan dasarnya. Vaksin emas ini telah diuji coba untuk mengobati penyakit pernapasan pada anak-anak.

Penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi respiratory syncytial virus (RSV), penyebab utama infeksi pernapasan pada anak-anak. Penyakit ini menyebabkan beberapa ratus ribu kematian dan sekitar 65 juta infeksi per tahun, terutama pada anak-anak dan orang tua.

Efek berbahaya dari RSV disebabkan adanya protein tertentu, yaitu protein F, yang melapisi permukaan virus. Protein ini memungkinkan virus masuk ke dalam sel dan membuatnya bisa hidup bersama sel-sel tubuh, sehingga virus sulit dibasmi.

Oleh karena itu, pengobatan RSV difokuskan agar sistem kekebalan tubuh dapat mengenali protein F. Namun sampai sekarang, ilmuwan kesulitan menciptakan vaksin yang menargetkan protein F. Padahal jika berhasil, sel-sel kekebalan tubuh yang telah mengingat protein F sebagai musuh bisa segera memberikan respon perlindungan.

Biasanya peneliti menggunakan virus mati atau yang sudah tak aktif sebagai vaksin. Tapi ada ketakutan virus yang mati atau tidak aktif ini masih bisa menular. Oleh karena itu, peneliti di Vanderbilt University di AS menciptakan partikel emas yang bentuk dan ukurannya sama persis dengan virus.

Partikel emas ini dilapisi dengan protein F dari RSV. Para peneliti kemudian menguji kemampuannya untuk memberikan protein F kepada sel-sel kekebalan tubuh. Hasilnya, seperti dimuat dalam jurnal Nanotechnology, partikel emas ini tak hanya berhasil memberikan protein, tetapi juga tak beracun bagi manusia.

"Vaksin untuk RSV yang merupakan penyebab utama pneumonia pada anak-anak sangat diperlukan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kami telah mengembangkan metode untuk menempatkan protein F dalam partikel yang sangat kecil dan memberikannya kepada sel-sel kekebalan dalam bentuk yang secara fisik meniru virus. Hanya saja partikel ini tidak menular," kata peneliti Profesor James Crowe seperti dilansir Daily Mail, Kamis (27/6/2013).

Karena fleksibilitas dari butiran-butiran emas ini, Profesor Crowe yakin bahwa penggunaannya tak hanya terbatas untuk RSV saja. Dia yakin metode yang sama dapat digunakan untuk membuat vaksin eksperimental pada hampir semua virus dan mikroba yang lebih besar, misalnya bakteri dan jamur.

"Penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa vaksin dapat merangsang sel-sel kekebalan tubuh manusia ketika berinteraksi di laboratorium. Langkah selanjutnya adalah akan menguji apakah vaksin bekerja in vivo (pada organisme hidup)," kata Crowe.


Risiko Wasir Maupun Sakit Jantung Bisa Berkurang dengan Toilet Ini

London - Toilet ini tidak hanya membantu pemakainya untuk buang air besar ataupun buang air kecil. Sebab toilet ini bisa memberikan manfaat sehat untuk mengurasi risiko wasir, sakit jantung, kanker usus, maupun hernia. Demikianlah klaim si pencipta toilet sehat tersebut, Peter Codling.

Toilet gaya baru ini memudahkan penggunanya untuk duduk dalam posisi jongkok yang lebih alami. Sehingga Codling yakin toilet ini akan menurunkan jumlah orang yang menderita kanker usus besar, wasir, serangan jantung, dan lainnya. Demikian dikutip dari Daily Mail, Kamis (27/6/2013).

Pria 30 tahun tersebut menjelaskan ketika orang duduk dengan posisi jongkok yang benar saat buang air besar, maka mereka bisa mengosongkan isi perutnya lebih mudah. Karena itu orang-orang akan benar-benar merasa lega saat berhasil menuntaskan hasrat buang air besarnya.

Dengan demikian maka akan mengurangi retensi feses yang menjadi faktor kunci dalam banyak kasus kanker usus besar dan usus buntu. Selain itu, dengan lebih mudah mengeluarkan feses dari dalam tubuhnya maka mengurangi ketegangan di daerah anus sehingga risiko wasir pun berkurang. Demikian pula risiko kerusakan dasar panggul, dan bahkan serangan jantung.

Lulusan Innovation Design Engineering di Royal College of Art in London ini mengklaim bahwa saat ini 43 persen perempuan yang telah memiliki anak dan mengembangkan inkontinensia (ketidakmampuan menahan air kencing), berkurang keluhannya setelah menggunakan toilet hasil inovasinya.

Selain itu menurutnya seseorang yang buang air besar dengan posisi jongkok yang tepat maka kemungkinan mengalami kerusakan saraf yang mengendalikan kandung kemih jadi lebih kecil. Risiko menderita hernia dan prolaps organ panggul (POP) juga berkurang.

Codling telah menghabiskan waktu empat bulan untuk mendesain prototipe toilet yang diberi nama Le Penseur atau The Thinker ini. Saat ini prototipe toilet tersebut telah dipamerkan di Royal College of Art di Kensington.

"Produk yang masih kami kembangkan ini bisa digunakan sejak usia dini," ucap Codling.

Toilet ini didesain untuk keperluan rumah tangga dan bisa dipasang oleh tukang ledeng biasa. Sedikit berbeda dengan toilet yang selama ini dikenal, toilet sehat ini posisinya sedikit lebih rendah. Namun Codling telah mempertimbangkan toilet tersebut nyaman digunakan untuk semua kalangan, termasuk pula orang-orang lanjut usia.

"Saya berharap nantinya toilet ini bisa digunakan sebagai standar," ucap Codling sembari berharap desainnya akan diaplikasikan oleh perusahaan manufaktur sehingga bisa dilempar ke pasaran dalam waktu dekat.

Sembari menunggu ada perusahaan yang berniat memproduksi toilet ini secara massal, Codling masih terus melakukan pengembangan. "Konsepnya sudah ada, jadi saya kira sudah siap untuk dipasarkan," kata Codling.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...