Thursday, April 25, 2013

Ingin Secantik Aktris, Wajah Perempuan Ini Malah 'Babak Belur'

London - Jo Sanford mengagumi kecantikan aktris Martine McCutcheon. Ibu rumah tangga ini pun berambisi untuk memiliki wajah secantik sang idola. Namun apa lacur, setelah melakukan injeksi filler, wajahnya malah 'babak belur'.

Mulanya Jo hanya sering memandangi gambar Martine McCutcheon yang memiliki tulang pipi tinggi menawan. Perempuan 35 tahun itu merasa tulang pipinya tidak cukup penuh, apalagi kerut-kerut di wajah sudah mulai muncul. Akhirnya dia pun memutuskan untuk mendapatkan suntikan dermafiller agar terlihat seperti Martine McCutcheon.

Tahun lalu, perempuan asal London, Inggris ini mengembangkan infeksi yang mengancam nyawa. Hal itu terjadi ketika filler yang diinjeksikan ke wajahnya hancur di bawah kulit. Karena wajahnya 'babak belur' dia pun harus dibawa ke rumah sakit.

"Saya ingin punya wajah berbentuk hati seperti Martine. Saya pikir filler akan memberi yang saya inginkan, tetapi pada akhirnya malah hampir menghancurkan hidup saya," tutur Jo seperti dikutip dari Mirror, Kamis (25/4/2013).

Jo lantas mengisahkan pengalaman mengerikannya itu. Dipaparkannya, empat tahun lalu dia pergi ke sebuah klinik di London dan meminta filler permanen yang dipikirnya akan lebih murah ketimbang filler reguler. Petugas di klinik mengatakan tidak menyukai permafiller dan menyarankan produk yang mereka miliki.

"Bodohnya, saya tidak mendengarkan. Saya pun mencari dokter yang bersedia untuk melakukannya," ucap Jo.

Akhirnya Jo pergi ke suatu tempat dan mendapatkan tiga botol kecil filler permanen seharga 500 pound sterling atau sekitar Rp 7,4 juta. Belakangan dia baru tahu filler itu adalah Bio-Alcamid yang telah ditarik dari pasar.

Filler itu kemudian disuntikkan ke pipinya oleh seorang ahli bedah swasta. Butuh waktu 30 menit untuk melakukan prosedur kecantikan itu. Kemudian Jo merasa sangat puas dengan penampilan barunya.

"Tiba-tiba tahun lalu saya bermasalah dengan salah satu pipi. Rasanya sakit dan sangat bengkak, sehingga mata saya sudah hampir ditutup," ucap Jo.

Wajah Jo memang 'babak-belur' seperti habis dibogem. Tubuhnya demam dan keringat terus mengalir. Sementara itu wajahnya terasa terbakar. Ternyata hal itu terjadi lantaran pipi kanan Jo mengalami infeksi. Dia pun harus dirawat di RS.

"Setelah tiga hari saya mulai merasa lebih baik. Tapi seminggu kemudian, saya mulai merasa sakit lagi. Saya tidak bisa membuka mata dan pipi saya terasa panas saat disentuh," terang Jo.

Akhirnya sang suami, Marcolm, kembali melarikan Jo ke RS. Setelah scan dilakukan diketahui Jo tidak hanya infeksi namun filler telah bermigrasi dan hancur di kedua pipinya. Operasi darurat pun dilakukan untuk mengeluarkan filler, namun tidak semua fragmennya berhasil dikeluarkan.

"Itu menakutkan sekali, dan saya pikir saya akan mati. Mereka mengatakan infeksi itu sudah menuju otak," imbuh perempuan berambut panjang ini.

Namun pihak RS hanya menghilangkan filler di satu pipi yang membahayakan nyawa Jo. Selanjutnya RS merekomendasikan Jo untuk pergi ke ahli bedahnya demi memperbaiki pipinya.

"Saya kembali ke klinik swasta itu dan mereka membersihkan sisa (filler)-nya. Tapi hal itu membuat pipi saya penyok dan kulit yang kendur," ujar Jo sedih.

Jo harus keluar uang banyak demi memperbaiki 'babak-belur' di wajahnya. Sejauh ini dia telah menghabiskan 4.000 pound sterling atau sekitar Rp 59,5 juta untuk mengisi pipinya yang penyok dengan lemak.

"Ini adalah proses yang panjang dan lama. Operasi korektif akan memakan waktu dua tahun,"" ucap Jo.

Jo adalah satu dari sekitar 100 ribu orang dalam setahun yang menjalani prosedur suntik filler untuk memperbaiki wajah dan tubuh yang kendur. Kebanyakan hal itu dilakukan karena ingin tampil semenarik selebriti.

Perlu Kontrol Ketat

dr Sir Bruce Keogh yang merupakan Direktur Medis dan Pelayanan Kesehatan menyerukan adanya kontrol yang lebih ketat pada prosedur filler dan semacamnya.
Apalagi saat ini hampir setiap terapis kecantikan dapat melaksanakan prosedur seperti itu. Namun kurangnya pelatihan membuat munculnya terapis abal-abal. Ke depannya perlu diatur agar injeksi filler seharusnya sesuai resep.

Sementara itu Dr Aamer Khan yang menjalankan Harley Street Skin Clinic, sebuah klinik dengan reputasi bagus di London, menyebut tidak semua klinik memiliki standar yang tinggi. Menurutnya di Inggris seseorang bisa saja menyebut dirinya praktisi estetika dan bisa menyuntikkan sesuatu ke wajah meskipun tidak memiliki pengetahuan apapun.

"Anda dapat membeli filler dan jarum suntik secara online dan bahkan tidak harus menggunakan produk yang disetujui," ucap Dr Khan.

Dia menjelaskan anatomi wajah setiap manusia adalah unik. Karena itu dibutuhkan seorang dokter atau ahli bedah untuk mengelola suntikan ke lokasi yang tepat.

"Salah tempat dapat menyebabkan cacat seumur hidup atau bahkan kefatalan," sambung Dr Khan.

Jika injeksi filler dilakukan oleh orang yang salah, maka bisa menimbulkan benjolan yang tidak enak dilihat. Bisa pula terjadi kecacatan maupun kerusakan saraf. Kesalahan dalam injeksi filler merupakan bom waktu bagi tubuh yang dampaknya akan dialami bertahun-tahun kemudian.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...