Friday, April 4, 2014

Bersantai dengan Menaruh Lengan di Belakang Kepala Bisa Bahayakan Jantung?

Jakarta - Saat bersantai, banyak orang yang menaruh lengannya di bagian belakang kepala, seolah untuk tempat bersandar atau menahan bobot kepala. Memang rasanya menyenangkan lantaran lengan bisa dijadikan semacam bantal. Namun konon kebiasaan ini bisa membahayakan jantung, benarkah?

Saking santai dan nyamannya menyangga kepala dengan lengan, banyak orang yang tidak sadar melakukannya hingga berjam-jam. Tangan baru diturunkan saat yang bersangkutan kesemutan. Nah, ketika lengan Anda terangkat, maka jantung harus memompa darah melawan gravitasi. Namun dr Robert Grenfell, Direktur Layanan Klinis Yayasan Jantung dari Australia mengatakan sama sekali tidak ada bukti bahwa kegiatan ini berdampak buruk bagi jantung.

Dia menjelaskan darah dipompa melawan gravitasi untuk mencapai otak yang merupakan salah satu organ terpenting tubuh. "Otak membutuhkan sejumlah besar darah ketimbang lengan Anda. Otak menerima 10 sampai 15 persen dari yang dihasilkan jantung. Organ ini memang sangat serakah," kata Grenfell seperti dikutip dari ABC Australia, Kamis (3/4/2014).

Jantung memiliki katup yang mencegah terjadinya aliran balik dan juga memiliki dinding otot tebal yang mampu memompa darah keluar ke arteri utama, aorta. Nah aorta dan cabang-cabangnyalah yang melakukan perjalanan sampai ke otak, di mana mereka ini sangat kuat dan elastis, sehingga mampu memastikan darah terus didorong ke atas, meskipun ada gaya gravitasi.

Menurut Grenfell, beban tambahan pada jantung akibat lengan yang terangkat tidaklah signifikan. Apalagi jantung sangat mampu beradaptasi dengan kebutuhan tubuh yang berubah.

Namun bagaimana jika jantung sedang dalam keadaan kurang sehat? Apakah beban tambahan dari aktivitas mengangkat lengan di belakang kepala menjadi berbahaya? "Tidak," tegas Grenfell.

Memang benar orang yang memiliki sakit jantung namun tidak pernah kambuh selama bertahun-tahun, bisa mengalami serangan jantung setelah mencoba melakukan olahraga yang ekstrem. Ini dikarenakan arteri menyempit, sehingga mengurangi suplai darah. Artinya otot jantung tidak bisa mendapatkan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya yang meningkat selama olahraga.
Halaman 1 2 »

Informasi yang Salah Sebabkan Mantan Pasien Kusta Didiskriminasi

Jakarta - Masih banyaknya stigma dan diskriminasi yang ditunjukkan kepada mantan penderita kusta, membuat Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama yang didukung oleh 16 organisasi keagamaan di Indonesia melakukan seruan nasional dalam menghapus stigma dan diskriminasi terhadap mantan penderita kusta. Melihat kenyataan ini, apa yang sebenarnya membuat masyarakat masih saja bersikap seperti itu?

Menurut Romo YR. Edy Purwanto selaku Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), stigma dan diskriminasi yang ditunjukkan masyarakat kepada mantan penderita kusta disebabkan oleh ketidaktahuan terhadap apa yang ada sebenarnya.

"Ketidaktahuan masyarakat terhadap apa yang sebenarnya terjadi pada mantan penderita kusta adalah yang menyebabkan masyarakat masih bersikap diskriminatif terhadap mantan penderita kusta ini. Di mana ketidaktahuan ini juga dipicu oleh rasa takut," tutur Romo Edy pada saat acara Peluncuran Seruan Nasional Penghapusan Stigma dan Diskriminasi terhadap Orang yang Pernah Menderita Kusta, yang dilangsungkan di Ballroom Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

Rasa takut yang dimaksud Romo Edy adalah rasa takut karena tidak ingin tertular. Anggapan yang selama ini bergaung mengenai kusta adalah penyakit kutukan dari Tuhan, adalah salah satu faktor yang memicu rasa takut ini di dalam diri masyarakat. Padahal menurut Romo Edy, rasa takut masyarakat dipicu oleh informasi yang salah.

"Akibat informasi yang salah akhirnya malah secara tidak langsung menunjukkan adanya bentuk provokasi terhadap fakta mantan penderita kusta yang sebenarnya. Makanya timbullah sikap diskriminatif pada mantan penderita kusta," imbuhnya.

Untuk itu, Romo Edy bersama para perwakilan organisasi seluruh agama yang ada di Indonesia, menekankan bahwa pentingnya peran tokoh-tokoh beragama dalam memberikan penjelasan yang sebenarnya kepada masyarakat luas.

"Seruan yang dilakukan oleh lintas agama ini akan memberikan penjelasan bersama yang lebih membuat masyarakat lebih paham dan mendapatkan pencerahan atas yang sebenarnya ada. Diperlukan komunikasi intensif antar tokoh beragama dengan umat dalam melakukan ini," ujar Romo Edy.

"Kami akan memberikan pencerahan terkait paradigma yang sudah terbentuk di masyarakat ini. Memang kami akui, hal ini mungkin tidak akan mudah," tandas Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia, Ir. Ketut Parwata.


Wajah Mudah Memerah Pertanda Punya Tekanan Darah Tinggi? Ini Faktanya

Jakarta - Rona wajah kemerahan seringkali dianggap membuat seseorang tampak lebih menarik. Namun tak sedikit pula yang menganggapnya berbahaya karena disebut sebagai pertanda tekanan darah sedang naik. Benarkah wajah memerah pertanda seseorang punya tekanan darah tinggi?

"Tidak. Ada puluhan penyebab wajah menjadi merah dan tekanan darah tinggi bukan alasan utamanya. Meskipun bukan mustahil, tapi kebanyakan orang yang bertekanan darah tinggi tidak mengalaminya," papar Prof Garry Jennings, ahli kardiologi, seperti dikutip dari ABC, Jumat (4/4/2014).

Bahkan tekanan darah tinggi, yaitu ketika proses pompa darah 'mendesak' dinding arteri melebihi biasanya, hampir tidak memiliki tanda-tanda yang tampak dari luar sama sekali. Inilah yang menurut Prof Jennings menjadi alasan pentingnya seseorang melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin. "Sebagian besar orang dengan tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala. Jadi untuk tahu pastinya Anda benar-benar harus rutin mengukur," papar Prof Jennings.

Kesalahpahaman ini mungkin muncul karena ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan tekanan darah sekaligus memerahkan wajah, seperti olahraga dan minum minuman alkohol. "Semakin banyak minum minuman alkohol, semakin besar kemungkinan mereka memiliki tekanan darah tinggi berkelanjutan," ujar Prof Jennings.

Begitu juga dengan aktivitas fisik atau olahraga. Meskipun jika dilakukan dengan rutin dapat membantu menjaga tekanan darah tetap sehat. Namun jika dilakukan mendadak dan berlebihan juga dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah.

"Tekanan darah tinggi merupakan masalah yang terjadi pada arteri. Kemerahan seperti apapun sebenarnya terjadi di sisi lain dari sistem sirkulasi atau di dalam pembuluh darah, yang tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan darah," terangnya.

Oleh sebab itu, untuk lebih memastikan apakah tekanan darah yang Anda miliki masih dalam batas normal, Prof Jennings menyarankan orang dewasa untuk memeriksa tekanan darah secara rutin. Tekanan ekstra pada jantung dan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko tumpukan lemak dan membentuk penyumbatan, sehingga meningkatkan peluang Anda untuk terkena serangan jantung, stroke dan beberapa penyakit lainnya.

Meskipun ada banyak obat-obatan yang efektif, perubahan gaya hidup yang juga dapat memberi efek positif terhadap tekanan darah di antaranya rutin olahraga, mengurangi asupan garam, jaga berat badan tetap wajar, dan setop merokok serta konsumsi minuman alkohol.

Disebutkan oleh Prof Jennings, wajah merah kemungkinan bisa muncul dari berbagai penyebab termasuk rosacea (kondisi kulit yang juga dapat menyebabkan pembengkakan dan luka), alergi, kondisi peradangan, demam, dan sengatan matahari. Obat-obatan, termasuk beberapa yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah, faktanya juga bisa menyebabkan wajah merah sebagai efek samping.


Begini Langkah-langkah Periksa Payudara Sendiri untuk Deteksi Dini Kanker

Jakarta - Saat ini kanker payudara adalah kasus tertinggi yang menyerang wanita, dan menjadi pembunuh nomor satu untuk kanker yang mematikan bagi wanita. Hal tersebut disebabkan sebagian besar pasien datang terlambat dan keadaan kanker tersebut sudah parah. Karena itu deteksi dini melalui periksa payudara sendiri (Sadari) sangatlah penting.

"Kesadaran wanita untuk memeriksa payudaranya sendiri sangatlah penting. Jika setelah melakukan periksa payudara sendiri, kalau merasa ada keanehan konsultasikan lebih lanjut lagi. Karena kalau lebih awal terdeteksi maka biayanya juga akan semakin murah," kata dr Walta Gautama, Sp.B (K) Onk, Kepala Instalasi Deteksi Dini dan Onkologi Sosial Rumah Sakit Kanker Dharmais, saat hadir dalam acara peluncuran kampanye Sadari, di gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan No 8, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

Berikut ini adalah gerakan Sadari, untuk memeriksa payudara sendiri

1. Berdirilah tegak di hadapan cermin. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, atau perubahan pada puting.

2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara Anda, tarik siku ke belakang lalu cermati kembali bentuk dan ukuran payudara.

3. Dengan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara dan cermati seluruh bagian payudara kiri hingga pada bagian ketiak. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan. Lakukan pola gerakan atas-bawah, gerakang melingkar, dan gerakan lurus dari tepi payudara ke puting lalu sebaliknya.

4. Cubit kedua puting dan cermati jika ada cairan yang keluar dari puting. Jika ada cairan yang keluar maka konsultasikanlah kepada dokter.

5. Pada posisi tidur, taruh bantal di bawah pundak. Angkat lengan kanan ke atas, lalu cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Ulangi langkah ini pada sisi yang berlawanan untuk mencermati payudara sebelah kiri.

Gerakan Sadari ini dianjurkan dilakukan selama 7-10 hari, setelah hari pertama menstruasi. Karena pada masa tersebut kepadatan payudara berkurang. Kegiatan ini juga dianjurkan dilakukan 1 kali dalam 3 bulan.


Cegah Tulang Keropos Sejak dalam Kandungan

Jakarta - Osteoporosis dapat dikatakan penyakit yang 'licik' karena tidak ada gejalanya dan menyerang secara diam-diam, atau biasa disebut 'silent disease'. Namun sebenarnya penyakit ini dapat dicegah sejak dini, bahkan ketika anak masih dalam kandungan.

"Misal ketika hamil, perbanyak asupan kalsium bagi ibu. Ketika sudah lahir, si anak sering dikasih minum susu, makan sumber protein dan kalsium seperti ikan teri atau wader," saran Prof Dr dr Nyoman Kertia, SpPD-KR dalam acara pelatihan pencegahan osteoporosis bagi kader PKK provinsi dan 20 kelurahan di Kota Yogyakarta, di Hotel Edotel Yogyakarta, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

"Yang tak kalah penting, biarkan anak banyak bermain. Karena selain terus bergerak, paparan sinar mataharinya jadi cukup. Ini nanti sampai tumbuh dewasa, kira-kira usia 30 tahunan tulangnya sudah jadi kuat," imbuhnya.

Selain itu, meski tak kelihatan gejalanya, setidaknya osteoporosis bisa dicegah, antara lain dengan mengenali faktor risikonya. Prof Nyoman yang berpraktik di RSUP Dr Sardjito tersebut menerangkan penyebab osteoporosis yang paling sering ditemukan antara lain karena menopause, dampak dari operasi atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.

"Dan ternyata dari sebuah riset yang dilakukan di tahun 1996 juga ditemukan wanita yang menopause itu berat badannya tidak boleh turun karena risiko patah tulangnya jadi meningkat," papar ahli gizi dari RSUP Dr Sardjito, Dr Martalena Br. Purba, MCN, Ph.D., sepakat dengan Prof Nyoman.

Riset yang melibatkan 4.000 wanita itu menemukan bila berat badan seorang wanita berumur 50 tahun turun hingga 10 persen saja, maka risiko osteoporosisnya akan naik. Sebaliknya, bila terjadi penambahan berat badan sebesar 5-10 persen, ini justru melindungi tubuhnya dari pengeroposan tulang.

Lagipula tubuh jangan dibiarkan terkena osteoporosis karena menurut hemat Prof Nyoman, dampak yang terlihat jelas pada tubuh penderita osteoporosis adalah tubuh terlihat lebih pendek dan bungkuk. Selain itu tulang jadi mudah patah. Kondisi ini tentu mengganggu aktivitas seseorang, dan yang paling ditakutkan adalah menurunkan kualitas hidupnya.


Hidup dan Tidur di Tempat Kotor Bisa Jadi Sebab Seseorang Terjangkit Kusta

Jakarta - Kusta merupakan penyakit yang termasuk ke dalam golongan neglected disease. Kusta sendiri sudah ada sejak tahun 1873 dan masih terus ada hingga kini. Dengan masih timbulnya berbagai kasus baru mengenai kusta, namun perhatian masyarakat mengenai kusta bisa dikatakan cenderung minim.

Saat ini, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan penderita kusta terbanyak di dunia, di bawah India dan Brazil. Data dari Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa terdapat sebanyak hampir 19 ribu kasus baru mengenai kusta di Indonesia pada tahun 2012. Melihat masih banyaknya jumlah kasus baru yang ada, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, selaku Menteri Kesehatan RI mengungkapkan bahwa upaya penanggulangan kusta di Indonesia masih cenderung stagnan.

"Lihat pada tahun 2012, kasus barunya itu ada hampir 19 ribu. Ini tandanya penanggulangan kusta ini masih dapat dibilang stagnan," tutur Nafsiah pada saat acara Peluncuran Seruan Nasional Penghapusan Stigma dan Diskriminasi terhadap Orang yang Pernah Menderita Kusta, yang dilangsungkan di Ballroom Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

Menurutnya, saat ini yang paling diperlukan untuk menanggulangi kasus kusta di Indonesia adalah edukasi kepada masyarakat supaya mampu mencegah kusta sedini mungkin. Menurut Nafsiah, lingkungan adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam hal pencegahan ini.

"Bakteri kusta ini hidup pada daerah-daerah yang kotor dan tidak higienis sanitasinya. Maka dari itu, pencegahan terutama yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan daerah tempat tinggal kita. Jika kita hidup dan tidur di tempat yang kotor dalam waktu yang lama, maka itu bisa menjadi penyebabnya," ungkapnya.

Nafsiah menyatakan bahwa penyakit-penyakit seperti malaria, TB, dan kusta merupakan jenis penyakit yang memang sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Ia juga menambahkan bahwa kebersihan yang dijaga tidak hanya bermanfaat dalma mencegah penyakit-penyakit tersebut, melainkan juga untuk mencegah penularan yang dapat ditimbulkan dari penyakit-penyakit tersebut.

"Mari kita cegah sedini mungkin, berikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara pencegahan yang dapat dilakukan. Kita harus yakin bahwa kusta pasti bisa hilang dari Indonesia," katanya.


USG Canggih, Praktis dan Bisa Dibawa ke Mana-mana

Bangalore, India - Saat hamil, bisa 'melihat' jabang bayi yang tengah tumbuh di dalam rahim lewat pemeriksaan USG (ultrasonografi) tentu menjadi pengalaman menyenangkan bagi seorang wanita. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa dirasakan oleh sebagian wanita yang tinggal jauh dari rumah sakit modern. Sebagai solusinya, diciptakanlah USG portabel yang mudah dibawa ke mana-mana.

USG canggih tersebut diberi nama VISIQ, ultrasound scan yang praktis, mudah digunakan, dan bisa dibawa ke mana-mana. Dengan adanya alat ini, pemeriksaan USG tak hanya bisa dilakukan di rumah sakit besar, melainkan juga di daerah-daerah terpencil yang jauh dari kota.

"Karena portabel, memungkinkan alat ini digunakan di primary healthcare," ujar Krishnakumar, Vice Chairman, MD, Philips India, dalam acara Philips Global Media Onsite, di Philips Innovation Campus, Bangalore, India, Kamis (3/4/2014).

Tidak seperti USG konvensional yang telah ada, VISIQ menawarkan desain yang sangat portabel. Alat ini hanya terdiri dari tablet tipis, serta alat scan yang terhubung dengan kabel USB. VISIQ juga sangat mudah digunakan dan dirancang dengan kontrol intuitif yang sama dengan smartphone dan tablet. Kesederhanaan yang terintegrasi memungkinkan dokter dengan mudah dan cepat memberikan diagnosis dan perawatan kepada pasien.

"VISIQ bisa melakukan pemindaian dalam beberapa detik," jelas Sujit Kumar, GM Ultrasound Philips India.

Kumar menjelaskan komponen VISIQ merupakan miniatur dalam transduser dan dirancang untuk bekerja dengan layar kompak, sinyal pengolahan canggih, yang mampu memberikan hasil gambar diagnosis klinis yang optimal, bahkan untuk kasus sulit sekali pun.

Dokter hanya perlu bekerja dengan tablet layar sentuh, memilih ikon yang diperlukan, memperkecil atau memperbesar gambar dengan mudah, dan memberikan diagnosis yang tepat pada pasien, kapanpun dan di manapun.


Sulit Sekolah dan Dapat Kerja, Penyebab Mantan Pasien Kusta Jadi Pengemis

Jakarta - Stigma dan diskriminasi yang ditunjukkan masyarakat terhadap mantan pasien kusta memberikan banyak dampak yang berakibat buruk. Akibat sulit sekolah dan mendapat pekerjaan, beberapa pasien ataupun mantan pasien kusta memilih menjadi pengemis.

"Walaupun mereka sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, nyatanya mereka tetap saja dikucilkan oleh masyarakat. Masalah mantan penderita kusta bukan hanya masalah medis saja, melainkan juga masalah psikologis akibat diskriminasi yang mereka rasakan," ujar Nur Kholis, perwakilan Komnas HAM pada saat acara Peluncuran Seruan Nasional Penghapusan Stigma dan Diskriminasi terhadap Orang yang Pernah Menderita Kusta, yang dilangsungkan di Ballroom Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

Menurut Nur, begitu banyak dampak buruk yang didapat mantan penderita kusta akibat sikap diskriminatif yang ditunjukkan oleh masyarakat di sekitarnya. Salah satu bentuk diskriminasi yang dirasakan mantan penderita kusta adalah hak mereka sebagai warga negara Indonesia dalam memberikan hak suaranya.

"Yang saya tahu, penderita dan mantan penderita kusta itu kehilangan haknya dalam PEMILU. Padahal seharusnya kan mereka juga mempunyai hak dan kedudukan yang sama dengan yang lainnya," terangnya.

Selain itu, dampak buruk seperti perceraian dan sulit mendapat pekerjaan juga kerap kali dirasakan oleh mantan pasien kusta. Nur menjelaskan bahwa inilah salah satu bentuk lainnya yang sangat jelas menggambarkan bagaimana diskriminasi yang dirasakan mantan pasien kusta.

"Bahkan jika penderitanya itu anak-anak, anak-anak itu jadi tidak bisa sekolah. Akhirnya banyak yang jadi pengemis. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi adalah ketika mereka meninggal, masyarakat pun masih saja ada yang bingung bagaimana melakukan pemakamannnya, mau dikuburkan di mana. Itu kan berlebihan sekali," ungkap Nur.

Hal senada juga diungkapkan oleh Romo YR. Edy Purwanto, Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Menurut Romo Edy, akibat dari segala bentuk diskriminasi yang dirasakan mantan penderita kusta, akhirnya berujung pada satu hal, yaitu kemiskinan.

"Bukan hanya kemiskinan secara harta saja, tapi juga kemiskinan secara psikologis. Kenapa? Karena mereka akan merasa bahwa mereka tidak dicintai dan tidak diperhatikan. Itu yang menjadi masalah terbesarnya," tandasnya.

Oleh karena itu, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, selaku Menteri Kesehatan RI menekankan supaya masyarakat menghentikan segala bentuk stigma dan diskriminasi kepada penderita dan mantan penderita kusta. "Mari berdayakan orang yang pernah mengalami kusta agar mereka mampu mendapatkan kualitas hidup yang sesungguhnya," saran Nafsiah.


Makin Banyak Keringat Makin Sehat dan 5 Mitos Lain yang Perlu Diketahui

Jakarta - Banyaknya sumber informasi yang beredar saat ini rupanya memberi efek yang tak baik bagi kesehatan, terutama jika informasi yang beredar justru tak bisa dibuktikan kebenarannya. Seperti apa fakta yang sebenarnya?

Dikutip detikHealth dari CNN, Jumat (4/4/2014), berikut 6 mitos yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan olahraga yang perlu dikonfirmasi:

Lawan Tulang Keropos dengan Asupan Kalsium dan Vitamin D Cukup

Yogyakarta - Seorang ahli gizi memastikan salah satu cara untuk mencegah tulang keropos mampir ke tubuh adalah lewat makanan. Apa sajakah itu?

"Untuk mencegah osteoporosis itu yang diperlukan adalah menu seimbang. Asupan energi dan proteinnya harus cukup, di samping pemenuhan kalsium dan vitamin D," papar Dr Martalena Br. Purba, MCN, Ph.D., pakar gizi dari RSUP Dr Sardjito dalam acara pelatihan pencegahan osteoporosis bagi kader PKK provinsi dan 20 kelurahan di Kota Yogyakarta, di Hotel Edotel Yogyakarta, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

Hal ini dipertegas dengan pemaparan Martalena tentang hasil sebuah riset di mana 82 lansia wanita dengan patah tulang punggung diberi diet protein tinggi atau menu rendah protein.

Ternyata wanita yang mengonsumsi diet dengan protein tinggi memiliki densitas atau kepadatan tulang yang lebih tinggi serta waktu rehabilitasi yang lebih pendek, bila mengalami patah tulang.

"Namun ternyata riset lain dari UI justru menemukan rata-rata asupan kalsium perempuan Indonesia hanya 270 mg/hari, atau hanya 27 persen dari jumlah yang dianjurkan WHO (1000 mg/hari). 63 persen juga kekurangan vitamin D. Selain itu karena alasan keyakinan seperti makin putih makin cantik atau kebanyakan memakai pelembab atau sunscreen, sehingga banyak wanita Indonesia yang takut kena sinar matahari," urai Martalena.

Bila sudah begitu, maka asupan menjadi alternatif utama untuk pemenuhan kalsium dan vitamin D bagi tubuhnya. Perlu diketahui bahwa kebutuhan kalsium berbeda untuk setiap kelompok usia, dan makin tua usia seseorang, kebutuhan kalsiumnya pun makin besar.

Darimana saja sumbernya? Yang terbaik menurut Martalena adalah susu karena kalsium dari makanan tak diserap tubuh sebaik susu. Kemudian mentega, keju, sayuran hijau seperti kale, bayam, daun pepaya, sarden, bandeng presto, tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Halaman 1 2 »

Kisah Lara PSK Cilik di Fortaleza, Kota Tuan Rumah Piala Dunia

Jakarta - Sebanyak 600.000 pengunjung asing diperkirakan akan menyemarakkan ajang akbar Piala Dunia 2014 di Brasil. Jumlah itu belum termasuk tiga juta warga Brasil yang merupakan penggemar bola. Di balik perhelatan besar itu, terselip sekelumit kisah lara dari anak-anak pekerja seks.

"Patut disayangkan, beberapa orang menggunakan kesempatan ini untuk melakukan eksploitasi seksual pada anak-anak. Padahal, membayar siapapun yang berusia 17 tahun ke bawah merupakan tindakan ilegal," ujar Gary Lineker, pesepak bola asal Inggris.

Fortaleza, salah satu kota tempat Piala Dunia akan dilangsungkan, diduga akan menjadi lokasi pariwisata seks anak.

Bruna, misalnya. Bocah itu usianya baru 12 tahun ketika pertama kali mencicipi kehidupan pelacuran di jalanan. Kata bocah itu, awalnya ia tidak ingin terlibat pelacuran. Namun kemudian pengaruh kokain memaksanya untuk terjun ke dunia kelam itu.

"Tiba waktu ketika saya harus melakukannya, itu pilihan terakhir saya. Saya pergi ke sebuah motel bersama seorang pria berusia 47 tahun dan dibayar 20 reais (99.000 rupiah)," ujar Bruna mengisahkan pengalaman pertamanya.

Usia Bruna kini telah menginjak 15 tahun dan ia tengah hamil delapan bulan. Beruntung ia bisa tinggal di tempat yang layak, di sebuah ruangan kecil nan rapi di rumah saudarinya.

Juni lalu selama Konfederasi Piala Dunia dilangsungkan, para PSK cilik dan anak-anak jalanan telah disapu bersih oleh pihak kepolisian. Anak-anak tersebut dibawa ke sebuah penampungan di luar kota. Namun kemudian, anak-anak itu kembali dilepaskan.
Halaman 1 2 »

Wuih! Alat Deteksi Jantung Portabel Ini Hanya Seukuran Smartphone

Bangalore, India - Teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu, termasuk teknologi di bidang kesehatan. Alat elektrokardiografi (EKS) misalnya, kini semakin canggih dengan ukuran yang hanya sebesar smartphone dan bisa dibawa ke mana saja.

Elektrokardiografi (EKS) merupakan alat yang digunakan untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung. Alat ini berguna untuk mendeteksi kelainan jantung seperti aritmia (kelainan irama jantung), penyakit jantung iskemik, uji stres jantung, juga untuk memastikan bahwa gangguan di dada merupakan penyakit jantung, sehingga dapat dilakukan penanganan dengan tepat.

Sayangnya, EKG umumnya hanya tersedia di rumah sakit-rumah sakit besar, karena alat tersebut sangat kompleks dan dibutuhkan banyak training agar tenaga kesehatan dapat menggunakannya dengan baik. Hal ini menjadi masalah bagi orang-orang yang tidak punya akses, seperti yang tinggal jauh dari kota. Solusinya, kini ada EKG portabel seukuran smartphone yang bisa dibawa ke mana-mana.

"Yang diperlukan adalah alat diagnostik yang bisa digunakan di primary healthcare dan rumah sakit kecil. ECG Philips ini seperti 'walking hospital', alat ini bisa dibawa ke mana-mana, masuk ke dalam tas Anda," jelas Ravi Ramaswamy, Senior Director PIC Healthcare, Philips Innovation Campus, dalam acara Philips Global Media Onsite, di Philips Innovation Campus, Bangalore, India, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

Ravi menjelaskan alat EKG yang sekarang ada sangatlah kompleks dan butuh banyak training untuk menggunakannya. Untuk itu, dibutuhkan alat yang mudah digunakan, yang bisa terhubung dengan tablet atau smartphone yang telah akrab dengan para dokter.

"Hanya ada dua tombol pada alat ini, tombol on-off dan tombol pengukur listrik jantung," tambah Ravi.

Selain bentuknya yang portabel, ECG ini juga mudah digunakan. Bahkan dokter ahli jantung yang akan menggunakannya tidak perlu ditraining terlebih dahulu. Alat yang ukurannya hanya sebesar ponsel pintar ini juga mudah disambungkan dengan tablet atau smartphone lainnya.

"ECG ini bisa masuk ke handbag Anda," tutup Ravi.


Ini Alasan Rokok Elektrik Berbahaya Bagi Anak-anak

Jakarta - Popularitas E-Cigarette atau rokok elektrik di Amerika memang tidak diragukan lagi. Banyak orang yang sebelumnya merokok tembakau beralih menggunakan rokok elektrik dengan alasan tidak berasap sehingga mengurangi risiko masalah kesehatan yang menghantui. Akan tetapi, rokok elektrik ternyata berbahaya bagi anak. Benarkah?

"Anak-anak tidak mengetahui perbedaan antara racun dengan sesuatu yang bisa mereka minum karena baunya. Bau, rasa dan warna nikotin cair yang bervariasi membuat banyak anak-anak yang salah mengira dan meminumnya," papar Gaylord Lopez, direktur Georgia Poison Center seperti dikutip dari CNN, Jumat (4/4/2014).

Kasus anak yang mengonsumsi nikotin cair akibat tertipu rasa dan baunya terjadi di Oklahoma. Seorang ibu yang menggunakan rokok elektrik menemukan putranya yang berusia 4 tahun sedang mencoba memasukkan nikotin rasa buah ke dalam mulutnya. Meski sempat dicegah, namun bocah yang tidak disebutkan namanya tersebut terlanjur meminum sedikit nikotin cair milik ibunya itu.

Ren Gaulrapp, ibu dari bocah tersebut mengatakan bahwa putranya seharusnya sedang menjalani tidur siang ketika ia tiba-tiba terbangun dan keluar dari kamarnya menuju dapur. Di atas meja makan terdapat botol nikotin cair kepunyaan Ren yang memang menggunakan rokok elektrik secara aktif.

"Kami mendengar suara berisik dari dapur dan melihat dia sedang mencoba membuka tutup nikotin cari kepunyaanku. Nikotin cair itu tumpah kemana-mana dan ia memakannya," papar ibu bernama Ren Gaulrapp tersebut pada CNN.

Alhasil, bocah tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit. Ia muntah selama sehari penuh dan mengalami gejala putus obat yang menyakitkan akibat terlanjur mengonsumsi nikotin cair. Dokter mengatakan bahwa untungnya kandungan nikotin yang terkandung dalam nikotin cair kepunyaan Ren termasuk rendah, sehingga bahaya yang ditimbulkan tidak terlalu serius.

Lopez mengatakan bahwa salah satu sebab rokok elektrik menyebabkan keracunan adalah bentuk nikotin yang menjadi cair, sehingga lebih terkonsentrasi daripada kandungan nikotin yang berada pada rokok tembakau. Varian rasa yang terlalu ramah dengan anak dinilai sebagai alasan utama anak-anak menghisap rokok elektrik. Beberapa rasa tersebut antara lain menthol, pisang, permen karet, anggur, blueberry dan rasa cola.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, di bulan Februari 2014 saja terdapat lebih dari 215 kasus keracunan akibat rokok elektrik. Yang mengerikan, 51 persen dari kasus keracunan tersebut menimpa anak-anak berumur dibawah 5 tahun.

Meski begitu, Ren ternyata tidak berhenti menggunakan rokok elektrik. Ia hanya berpesan bahwa orang tua lain yang menggunakan rokok elektrik harus hati-hati dan menempatkan botol berisi nikotin cair tersebut dalam tempat yang tidak dapat dijangkau anak.

"Ingat, ini memang berbau seperti permen, namun ini bukanlah permen dan dapat menyebabkan sakit serius," pungkas Ren.

Olahraga Tak Sekadar Mencegah Tapi Bisa Atasi Osteoporosis

Yogyakarta - Ketika osteoporosis menyerang, biasanya orang jadi enggan untuk beraktivitas, meski sekadar melakukan kegiatan harian yang telah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun. Padahal yang benar, mereka harus tetap bergerak.

"Sebuah penelitian yang dilakukan di Swedia terhadap 64 atlit kelas dunia ditemukan bahwa seluruh atlet memiliki kepadatan tulang lebih besar daripada yang bukan atlet," ungkap dr Ade Jeanne DL Tobing, SpKO dalam acara pelatihan pencegahan osteoporosis bagi kader PKK provinsi dan 20 kelurahan di Kota Yogyakarta, di Hotel Edotel Yogyakarta, dan ditulis pada Jumat (4/4/2014).

Itu artinya osteoporosis dapat dicegah sekaligus diobati dengan olahraga. Namun seperti apa olahraga yang dimaksud? Kembali merujuk pada riset dari Swedia, ada hal menarik lain yang ditemukan dalam penelitian tersebut.

Hal ini karena dari sekian atlet yang diikutsertakan dalam penelitian, ternyata ada perbedaan densitas atau kepadatan tulang tergantung pada jenis olahraga yang ditekuni. Dan ternyata yang paling tinggi kepadatan tulangnya adalah atlit angkat berat (weight lifters), terutama bila dibandingkan dengan pelari, pesepakbola, perenang dan pelempar.

Untuk itu dr Ade memaparkan latihan terbaik untuk pencegahan osteoporosis adalah latihan kekuatan (strengthening). "Kontraksi ototnya dilakukan berulang 8-15 kali dengan 1-3 set sekali latihan. Baiknya rutin 2-3 kali per minggu, diselingi istirahat sehari. Bisa tanpa alat atau pakai dumbell atau botol," jelasnya.

Selain latihan kekuatan, dr Ade juga mengatakan latihan ketahanan jantung-paru seperti aerobik, jalan kaki, lari dan jogging diperlukan untuk menjaga tulang agar tidak keropos. Frekuensi yang dianjurkan adalah 3-6 kali seminggu, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang.

"Makanya kita juga kenalkan Senam Pencegahan Osteoporosis Seri 1. Ada banyak seri sebenarnya, tapi yang ini adalah yang bisa dilakukan untuk semua kalangan, terutama yang usianya 50 tahunan tapi masih sehat dan gerakannya tergolong paling mudah diikuti," tutur dokter yang aktif di Perwatusi Pusat ini.
Halaman 1 2 »

Hati-hati, Keseringan Mengucek-ucek Mata Bisa Bikin Mata Rusak

Jakarta - Semua orang pasti pernah menggosok alias mengucek mata entah karena gatal, merasa cemas dan stres, atau saat bangun tidur. Memang, mengucek mata pelan-pelan tak berbahaya bagi kondisi mata, tapi jika melakukannya terlalu keras, bisa-bisa Anda justru 'menyakiti' mata.

"Menggosok mata terlalu keras, sering, dan dalam jangka waktu lama bisa memberi tekanan mata lebih besar seolah-olah Anda ingin mendorong mata ke bagian belakang kepala," terang dokter mata dan peneliti dari School of Optometry and Vision Science di University of NSW, Profesor Charles McMonnies.

Mengucek mata diungkapkan McMonnies bisa merusak bagian depan mata. Kombinasi tekanan pada mata dan kerusakan mekanis akibat mengucek mata bisa membahayakan kornea. Umumnya, kornea akan melemah dan terdorong ke depan. Bentuknya jadi runcing dan kondisi ini dikenal dengan keratoconus.

"Mengucek mata di pagi hari bisa berisiko buruk karena kornea bisa membengkak akibat kelebihan cairan yang disebabkan kadar oksigen yang rendah di mata selama semalaman," jelas McMonnies seperti dikutip dari ABC Australia, Jumat (4/4/2014).

Mengucek mata juga bisa berakibat buruk ketika indera penglihatan kita alergi. Pasalnya, saat alergi, mengucek mata justru membuat mata merah, gatal, dan sakit. Lagipula, alergen seperti serbuk sari bisa ditransfer dari bulu mata ke permukaan mata. Akibatnya, infeksi pun makin parah, demikian dikatakan McMonnies.

Suka mengucek mata bagi orang dengan kondisi tertentu juga bisa menyebabkan masalah serius. Contohnya orang dengan miopia progresif. Mengucek mata justru membuat penglihatan mereka memburuk. Bahkan pada beberapa kasus retina ada yang terlepas dari bagian mata. Hal ini bisa disebabkan kondisi retina yang sudah melemah.

Sebenarnya, mengucek mata tak selamanya berbahaya asal dilakukan dengan lembut. Sebab, mengucek mata akan merangsang keluarnya air mata sehingga bisa melumasi mata yang kering sambil menghilangkan debu dan irirtan lainnya.

"Mengucek mata juga bisa mengurangi stres karena tekanan di bola mata bisa merangsang saraf vagus untuk memperlambat detak jantung. Ini disebut refleks oculocardiac yang membantu seseorang bersantai," imbuh McMonnies.

Nah, berikut ini beberapa saran dari McMonnies agar mata tetap nyaman hingga Anda tak sampai menguceknya terlalu keras:
1. Gunakan handuk lembut basah dan gosok mata perlahan jika di pagi hari mata terasa gatal.
2. Segera obati kondisi mata yang bisa memicu gatal seperti mata kering, irirtasi, atau alergi.
3. Berusaha kelola stres agar Anda tak perlu lagi mengucek mata hanya untuk meredakan stres.



Tak Pernah Semangat Jalani Aktivitas? Bisa Jadi Anda Kena Social Jetlag

Jakarta - Istilah jet lag pasti sudah familiar di telinga sebagian besar orang. Tapi, pernahkah Anda mendengar istilah social jetlag yang bisa membuat aktivitas seseorang terganggu?

Menurut Sleep Health Foundation, social jetlag terjadi ketika pekerjaan atau jadwal kegiatan tidak selaras dengan jam tubuh. Hal ini terjadi ketika Anda terlambat bangun tidur tetapi harus melakukan aktivitas dan pada akhirnya jam tidur Anda berkurang. Akibatnya, Anda tak bersemangat ketika menjalani aktivitas seharian.

Biasanya, social jetlag terjadi di awal minggu setelah sebelumnya seseorang bisa lebih santai di akhir pekan. Akibatnya, di awal pekan Anda bisa mengalami social jetlag selama dua sampai tiga jam. Meski demikian, diyakini social jetlag juga bisa terjadi akibat ketergantungan seseorang terhadap teknologi di mana kondisi ini kerap dialami banyak orang.

"Menonton tv atau menggunakan komputer, ponsel, dan perangkat elektronik lain di kamar tidur bisa membuat Anda tidur larut malam padahal Anda harus mendapat waktu tidur yang cukup," tutur psikolog tidur Victoria University, Profesor Dorothy Bruck, demikian dikutip dari ABC Australia, Jumat (4/4/2014).

Penelitian terbaru menunjukkan cahaya biru dari layar komputer bisa menekan hormon melatonin yang membuat seseorang merasa ngantuk. Menanggapi hal ini, dokter kesehatan tidur dr Keith Wong memperingatkan bayak orang jika tidur yang kurang bisa mengganggu kemampuan memecahkan masalah, suasana hati, imunitas, dan reaksi seseorang terhadap kejadian di sekitarnya.

Pun masalah kesehatan jangka panjang seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Diakui Prof Bruck, jam tidur tiap orang memang dipengaruhi gen, tetapi rutinitas tidur yang stabil pun turut mempengaruhi. Nah, untuk memprogram ulang tubuh agar selaras atau minimal membantunya tetap selaras, Prof Bruck membagikan beberapa tips sebagai berikut:

1. Dapatkan sinar matahri sesaat setelah Anda bangun tidur. Sebab, cahaya yang terang akan menekan kadar melatonim dan mengatur ulang jam tubuh. Usahakan tidak menggunakan sinar lampu.
2. Lakukan kegiatan yang menenangkan sebelum tidur misalnya mandi air hangat atau memmbaca cerita yang menenangkan sekaligus untuk menginduksi rasa kantuk.
3. Jangan lakukan kegiatan berlebihan di akhir pekan yang bisa membuat jam tidur Anda terganggu.

Orang dewasa menurut The Australian Sleep Association setidaknya perlu waktu tidur 6,5-8,5 jam sedangkan untuk remaja dan anak usia 9-12 tahun membutuhkan waktu tidur sembilan jam. "Tidur sama pentingnya dengan makan sehat dan olahraga maka dari itu aturlah waktu tidur Anda sebaik mungkin," ujar Prof Bruck.


Polusi Memburuk, Panggilan Darurat Karena ISPA di Inggris Melonjak

London - Sepertinya bukan hanya Tiongkok saja yang dihantui masalah polusi udara, perlahan tapi pasti Inggris mulai terjangkit masalah serupa. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah panggilan darurat akibat ISPA.

Seperti dikutip dari BBC, Jumat (4/4/2014), minggu ini saja London Ambulance Service melaporkan ada kenaikan panggilan ke nomor 999 atau panggilan darurat sebesar 14 persen berkaitan dengan kasus gangguan pernapasan atau sesak napas akibat polusi udara.

Data kualitas udara yang diumumkan Department for Environment, Food and Rural Affairs (Defra) pada hari Kamis (3/4) pun menunjukkan tingkat pencemaran udara di London dan daerah South East telah mencapai level maksimal, yaitu level 10 atau 'sangat tinggi'.

Sedangkan di hari Rabu (2/4) Defra melaporkan tingkat polusi di Inggris bagian timur sudah mencapai level 9. Lalu di barat laut Inggris, Yorkshire, Humberside, kawasan Midlands dan Wales bagian selatan telah mencapai level 8 dan Greater London memasuki level 7.

Polusi di Inggris dan sekitarnya dilaporkan mengandung beberapa senyawa yang berbahaya bila terhirup di udara, dengan konsentrasi tertinggi ada pada sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2) dan dua jenis partikel khusus lainnya.

Melihat kondisi yang mengkhawatirkan semacam ini, pemerintah pun segera memberikan peringatan kesehatan bagi seluruh penduduk yang tinggal di wilayah tersebut, terutama orang-orang yang mengidap gangguan pada paru-paru dan jantungnya.

Mereka juga disarankan untuk menghindari aktivitas outdoor. Apalagi orang-orang yang langsung memperlihatkan gejala gangguan pernapasan akibat polusi seperti mata merah, batuk-batuk dan radang tenggorokan diminta untuk tidak sering-sering keluar rumah.

"Dua pertiga penderita asma yang merasa polusi akan membuat asma mereka memburuk akan berisiko tinggi terkena serangan. Untuk itu kami menghimbau 3,6 juta orang yang berisiko asma di UK ini untuk selalu membawa inhaler biru, termasuk inhaler pencegah serangan yang telah diresepkan," saran Kay Boycott dari Asthma UK.




Sering Berlari Bikin Panjang Umur? Belum Tentu

Jakarta - Berlari adalah olahraga paling murah dan paling mudah yang dapat kita lakukan. Tak heran, berlari pun menjadi olahraga favorit sebagian orang. Akan tetapi tahukah Anda bahwa sering berlari tidak berpengaruh terhadap panjang umur Anda?

Ya, penelitian terbaru yang dipresentasikan pada American College of Cardiology Scientific Sessions di Washington menunjukkan bahwa orang yang berlari lebih dari 32 kilometer per minggu tidak mempunyai umur yang lebih panjang daripada mereka yang jarang berlari.

Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 3.800 pria dan wanita yang berusia di atas 35 tahun. Para partisipan melaporkan kegiatan berlari mereka setiap minggu, selain itu mereka juga melaporkan tentang kesehatan kardiovaskular dan penggunaan aspirin serta ibuprofen. Hampir 70 persen dari total partisipan berlari lebih dari 32 km setiap minggunya.

Tentunya hasil penelitian ini bukan menjadi alasan Anda untuk tidak berlari sama sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data berbentuk U, dengan kata lain umur paling panjang dimiliki oleh mereka yang berlari dengan jarak sedang-sedang saja. Sementara umur terendah dimiliki oleh mereka yang berlari lebih dari 32 km setiap minggunya dan mereka yang jarang berlari.

Penemuan hasil tersebut menegaskan kembali hasil penelitian yang dilakukan Mayo Clinic pada tahun 2012. Dikutip dari CNN, Jumat (4/4/2014), penelitian tersebut menemukan bahwa kegiatan olahraga yang terlalu keras dapat merusak sistem peredaran darah (kardiovaskular) dengan melukai atau memperbesar jantung dan pembuluh darah.

"Anda dapat melakukan olahraga sedang selama yang Anda mau, karena secara gentik, tubuh kita didesain seperti itu," tutur Dr James O'Keefe pada CNN.

Ia menjelaskan bahwa tubuh dirancang untuk melakukan olahraga sedang dan ringan, sehingga dapat dikerjakan kapan saja. Akan tetapi, tubuh tidak dirancang untuk berlari 40 km setiap minggunya, apalagi melakukan triathlon selama 12 jam berturut-turut.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) dari Amerika Serikat merekomendasikan bahwa orang dewasa harus melakukan olahraga berintensitas sedang selama 2 jam 30 menit per minggu. Untuk berlari, CDC merekomendasikan agar setiap orang dewasa berlari maksimal 1 jam 15 menit tiap minggunya.


Tak Selamanya Cengeng, Menangis Juga Bermanfaat Bagi Tubuh

Jakarta - Ketika sedang berduka, menangis biasanya menjadi salah satu cara yang dipilih untuk menyalurkan rasa sedih tersebut. Namun, karena takut dianggap cengeng, tak sedikit orang yang menahan rasa tangisnya. Padahal menangis adalah hal yang lumrah dan bisa emmberi efek positif bagi tubuh.

Iitulah yang diungkapkan direktur layanan klinis si Bereavement Care Centre, Sydney, Mal McKissock. Menurutnya, menangis merupakan bagian penting dari proses berduka yang dialami seseorang sehingga Anda sah-sah saja menangis jika merasa ingin melakukannya.

"Bahkan jika Anda bukan orang yang biasa menangis, Anda tak bisa menganggap orang yang menangis itu cengeng atau bahkan buruk. Menangis bagaimanapun adalah bentuk ekspresi diri kita. Justru orang yang menahan tangisnya akan merasakan beban psikologis yang lebih berat" papar McKissock.

Kecenderungan seseorang untuk menangis atau tidak juga ditentukan oleh faktor biologis. Pasalnya, penelitian menunjukkan kandungan hormon prolaktin yang lebih banyak pada wanita menjadi salah satu alasan mengapa wanita lebih sering menangis daripada pria. Ketika menangis, wanita menghabiskan waktu enam menit, lebih lama dibanding pria yang hanya butuh waktu empat menit.

Nah, menangis saat seseorang bersedih diutarakan McKissock memiliki beberapa manfaat. Ketika kita mengalami tekanan emosional yang intens, tubuh akan memproduksi sejumlah bahan kimia penghilang rasa sakit yang kuat dan mirip dengan heroin atau morfin.

"Air mata adalah salah satu cara mendistribusikan bahan kimia itu. Air mata membawanya ke bola mata, lalu bahan kimia itu diserap untuk meringankan rasa sakit secara emosional," jelas McKissock seperti dikutip dari ABC Australia, Jumat (4/4/2014).

Ia menambahkan, menangis juga bisa jadi cara tubuh membersihkan diri sehingga suasana hati kita akan lebih baik. Sebab, lewat tangisan, akan dibentuk zat mangan kimia di otak yang dikeluarkan dari air mata dan berkaitan dengan suasana hati dan depresi yang dialami seseorang.


Agar Otak Tetap Sehat, Usia 20-an Tahun Harus Rajin Olahraga

Jakarta - Usia lanjut tidak selalu identik dengan kepikunan dan berkurangnya kemampuan berpikir. Pasalnya gejala penuaan semacam itu sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan olahraga kardio. Demikian menurut sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Amerika.

Peneliti dari Universitas Minnesota, Minneapolis, telah menguji partisipan sehat sejumlah hampir 3000 orang. Para partisipan yang rata-rata berusia 25 tahun itu menjalani tes kesehatan jantung dalam bentuk lari treadmill pada tahun pertama penelitian.

Dalam uji kesehatan jantung itu, mereka diminta berlari sekuat mungkin hingga merasa sangat lelah atau kehabisan napas. Mereka kembali menjalani tes lari yang sama, 20 tahun kemudian. Lima tahun setelah tes kedua dilaksanakan, partisipan mendapat tes kognitif untuk menguji daya ingat dan kemampuan berpikir.

Analisis menunjukkan, orang yang mampu berlari lebih lama memiliki performa mengingat dan kemampuan berpikir yang lebih baik, bahkan, setelah faktor lain seperti diabetes, merokok, dan kolesterol tinggi turut dipertimbangkan.

Pada tes kedua beberapa partisipan mengalami penurunan ketahanan berlari, catatan waktu lari mereka menjadi lebih singkat. Setelah ditelaah, orang yang mengalami sedikit penurunan ketahanan lari pada tes kedua ternyata cenderung mengerjakan tes lebih baik dibanding mereka yang ketahanannya turun drastis.

"Beberapa penelitian telah menguak manfaat jantung yang sehat pada otak," ujar penulis studi, Dr David Jacobs. Ia menambahkan, "Ini adalah salah satu penelitian yang seharusnya mengingatkan anak muda, bahwa olahraga kardio seperti berlari, berenang, bersepeda, atau fitnes kardio, bermanfaat untuk kesehatan otak."

Temuan tersebut diperkuat oleh pernyataan Kepala Peneliti di Badan Penelitian Alzheimer Inggris, Dr Simon Ridley. Menurutnya banyak bukti penelitian yang telah menunjukkan bahwa olahraga dapat mengurangi risiko terjadinya penurunan kognitif dan demensia di masa tua.

"Dan lebih banyak lagi penelitian yang menunjukkan hubungan antara kebiasaan sehat pada masa muda dan kesehatan yang lebih prima di masa tua," tambahnya seperti dikutip dari BBC News pada Jumat, 4 April 2014.


Prostitusi Anak yang Kian Membeludak di Brasil Jelang Piala Dunia

Fortaleza, Brasil - Mendekati ajang Piala Dunia 2014, Stadion Castelao baru-baru ini telah direnovasi. Terlepas dari semua persiapan yang dilakukan, gegap gempita perhelatan akbar tersebut rupanya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan pelaku seks komersial.

Di sebuah sudut jalan tak jauh dari Stadion Castelao, tampak seorang wanita nyaris telanjang berdiri bersandar pada mobil. Diterangi cahaya remang, wanita tersebut mengerling nakal. Fortaleza, salah satu kota tempat Piala Dunia akan dihelat itu rupanya juga tersohor sebagai magnet wisata seks.

Brasil memang dilegalkan prostitusi bagi mereka yang telah berusia 18 tahun, tetapi tidak sedikit yang merupakan anak di bawah umur. Semakin dekatnya pelaksanaan Piala Dunia membuat pekerja seks itu digelimangi mimpi. Mereka mengimpikan mendapat banyak uang dari para penggemar bola yang datang dari berbagai belahan dunia.

"Sejak Brasil dipilih untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014, terciptalah ekspektasi yang besar. Gadis-gadis itu terus bertanya padaku 'di mana aku bisa mengambil kelas Bahasa Inggris agar aku bisa mendapat lebih banyak klien?'" tutur Antonio Carlos da Silva, pekerja sosial untuk lembaga O Pequeno Nazareno, seperti dikutip dari CNN, Jumat (4/4/2014).

Menurut para kritikus, pihak berwajib telah mengupayakan agar perdagangan seks anak tidak muncul ke permukaan. Namun, upaya tersebut belum cukup untuk memberantas permasalahan hingga ke akar penyebabnya. Prostitusi anak di bawah umur, ujar para kritikus, bisa meledak selama Piala Dunia.

Pala pekerja seks itu kebanyakan berasal dari keluarga yang sangat miskin atau dari lingkungan dengan budaya mengucilkan dan tidak menghormati kaum wanita. Keputusasaan yang terlalu besar bahkan membuat beberapa orangtua tega membuang anaknya untuk hidup di jalanan.

Prostitusi anak di Fortaleza, sayangnya, bukan hanya masalah kemiskinan saja. Fenomena tersebut merupakan tindak kriminal yang telah terorganisir.

"Itu melibatkan seluruh jaringan pariwisata, dari agen, hotel, hingga taksi. Dengan adanya perhelatan akbar itu, eksploitasi seksual juga akan lebih terorganisasi via internet," ujar Antonia Lima Sousa, seorang jaksa penuntut umum.

Mencegah membludaknya kasus prostitusi anak di Fortaleza, pemerintah Brasil telah mempersiapkan dana sebesar 8 juta reais atau sekitar 39,8 milyar rupiah. Dana tersebut akan digunakan untuk memerangi perdagangan anak di kota-kota tempat Piala Dunia akan diselenggarakan.


Jangan Malas, Rajin Beres-beres Rumah Sebenarnya Menyehatkan

Washington - Jadwal kerja yang padat kerap membuat urusan bersih-bersih rumah menjadi terlantar. Alhasil beberapa keluarga kemudian beralih menggunakan jasa pesuruh. Padahal menurut para ilmuan di Amerika, bertambahnya kasus obesitas berhubungan dengan berkurangnya energi yang dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.

Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara bertambahnya bobot tubuh dengan meningkatnya pekerjaan sedentari alias pekerjaan tidak aktif. Didasari studi tersebut, studi baru ini bertujuan membandingkan jumlah energi yang digunakan wanita masa kini untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dibanding wanita era 45 tahun yang lalu.

Setelah mengkaji catatan harian ratusan wanita dalam kurun waktu 1965 hingga 2010, diketahui bahwa rata-rata wanita di tahun 1965 menghabiskan waktu sekitar 26 jam per minggu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan rata-rata wanita di tahun 2010 hanya melakukan pekerjaan rumah tangga selama tiga belas jam per minggu.

Berkurangnya porsi waktu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga bukan berarti ada pertambahan waktu yang signifikan untuk berolahraga. Menurut studi itu, alokasi waktu untuk melakukan olahraga kegemaran hanya bertambah satu jam per minggu. Waktu senggang justru lebih banyak digunakan untuk aktivitas berbasis layar, sepeti menonton televisi, yang notabenenya merupakan gaya hidup sedentari.

Padahal, bukti-bukti dari studi lain menunjukkan bahwa meningkatnya gaya hidup sedentari atau gaya hidup tidak aktif merupakan faktor risiko obesitas, sindrom metabolik, gangguan jantung, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, dan kematian dini.

Tetapi waktu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga bukan merupakan fokus para peneliti. Mereka lebih tertarik pada perubahan energi yang dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Dibanding wanita masa kini, wanita era 1965 membakar lebih banyak kalori setiap hari, tepatnya sejumlah 360 kalori atau 1512 kilojoule. Jumlah itu, setara dengan satu jam berkuda, dua jam berdansa, atau yoga lebih dari dua jam

"Tujuannya bukan untuk menyarankan agar para wanita melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga, tetapi untuk membandingkan level aktivitas fisik wanita 45 tahun yang lalu dengan wanita masa kini," terang penulis studi, seperti dikutip dari ABC Australia pada Jumat (4/4/2014).


Minum Kopi dan Teh Bisa Bikin Dehidrasi? Belum Tentu, Lihat Dulu Porsinya

Jakarta - Diuretik merupakan zat yang dapat meningkatkan aliran darah ke ginjal dan efeknya adalah peningkatan produksi urine. Nah, disebutkan minum kopi atau teh dapat membuat seseorang menjadi dehidrasi karena kandungan kafeinnya yang memiliki efek diuretik. Seperti apa faktanya?

"Jika Anda secara teratur terbiasa menikmati secangkir kopi atau teh dalam sehari, maka Anda bisa meyakini bahwa jumlah kafein yang dikandungnya tidak akan menyebabkan Anda kehilangan lebih banyak cairan," ujar Lisa Renn, ahli diet sekaligus juru bicara Dietitians Association of Australia, seperti dikutip dari ABC Australia, Jumat (4/4/2014).

Menurut Renn, terdapat bukti bahwa kafein dalam jumlah yang lebih tinggi bertindak sebagai diuretik pada sebagian orang, tetapi asupan yang tak berlebihan sebenarnya tidak terlalu memberikan efek diuretik yang signifikan.

Sebuah studi di Inggris yang melibatkan para peminum kopi baru-baru ini menyebutkan tidak ada perbedaan tingkat hidrasi antara mereka yang minum empat cangkir (masing-masing berukuran 200 ml) kopi sehari, dibandingkan dengan mereka yang minum air putih dalam jumlah sama.

Peneliti membuktikannya dengan mengukur produksi urine responden selama periode 24 jam dan penanda hidrasi lain dalam darah mereka setelah minum kopi dan air putih. Disimpulkan konsumsi kopi dalam jumlah sedang memberikan efek hidrasi tak jauh berbeda dengan konsumsi air putih.

Meskipun penelitian ini lebih difokuskan pada asupan kopi, hal yang sama juga berlaku pada mereka yang minum teh. Alasannya, teh mengandung kafein dengan jumlah yang mirip seperti kopi.

Salah satu alasan mengapa minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, cokelat, dan minuman energi disebut-sebut memberi efek buruk terhadap dehidrasi adalah karena kafein dapat memberi efek diuretik bila dikonsumsi dalam dosis besar (lebih dari 500 mg). Namun, jumlah kafein yang Anda dapatkan di dalam secangkir kopi atau teh tidak berarti lantas memberikan efek dehidrasi dan mempengaruhi status cairan harian Anda secara keseluruhan.

"Jika Anda minum lebih dari empat cangkir kopi atau teh dalam sehari, Anda mungkin bisa mendapatkan efek diuretiknya. Tetapi jika asupannya kurang dari jumlah tersebut, maka dari sudut dehidrasi Anda akan baik-baik saja," terang Renn.


Dinilai Berbahaya, Pakar Serukan Pemerintah Buat Aturan Soal Rokok Elektrik

Jakarta - Persoalan tentang bahaya nikotin cair sebagai isi rokok elektrik atau e-cigarette kembali mencuat setelah sebelumnya ditemukan kasus seorang balita keracunan setelah meminum nikotin cair yang beraroma dan rasa buah tersebut. Pakar mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat, dalam hal ini Food and Drug Administration (FDA) untuk turun tangan.

"Tidak ada peraturan tertulis untuk produk yang berbahaya dan mematikan ini. Penggunaan tutup yang child-resistant akan sangat membantu," papar Gaylord Lopez, direktur dari Georgia Poison Center.

Penggunaan rokok elektrik saat ini memang belum diatur secara tertulis oleh FDA. Lopez mengatakan bahwa botol nikotin cair yang terbuat dari plastik sangat mudah bocor dan dibuka oleh anak-anak. Menurutnya, pengaturan tentang kemasan nikotin cair ini harus lebih baik lagi.

Hal senada diungkapkan oleh Matthew Myers, presiden dari Campaign for Tobacco-Free Kids dalam pernyataanya. Menurut Myers, hal terpenting untuk mengurangi angka kasus keracunan akibat nikotin cair untuk rokok elektrik adalah mengedukasi para penggunanya. Namun hal itu sulit dilakukan jika tidak ada peraturan tertulis dari FDA.

"Penggunaan rokok elektrik akan berguna bagi kesehatan masyarakat karena dapat mengurangi penyakit akibat rokok tembakau dan asap rokok. Namun dengan tidak adanya peraturan dari FDA, kemasan produk nikotin cair yang rasa dan baunya sangat ramah anak dapat menyebabkan masalah serius," paparnya seperti dikutip dari CNN dan ditulis Jumat (4/4/2014).

Ray Story, pendiri Tobacco Vapor Electronic Cigarette Association pun angkat bicara. Menurutnya ia dan grup asosiasi yang didirikannya selalu mempromosikan kemasan yang tidak ramah anak, label peringatan dan batas maksimal kandungan nikotin yang terkandung dalam cairan.

Story juga menolak jika nikotin cair yang harus disalahkan dalam kasus keracunan yang terjadi. Dikatakannya bahwa dalam setiap produk, kandungan zat berbahaya sudah dalam dosis yang aman.
Halaman 1 2 »

Lebih Banyak Efek Buruknya, 'Gemuk Itu Sehat' Tak Lagi Berlaku

Jakarta - Jika dulu masyarakat menganggap berat badan berlebih merupakan tanda seseorang memiliki tubuh yang sehat, kini perlu dipahami bahwa kegemukan justru memberikan pengaruh yang tak baik bagi kesehatan tubuh.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan apakah Anda memang mengalami berat badan berlebih. Salah satunya dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan rumus standar untuk menentukan rasio antara tinggi dan berat badan. Hitung IMT dengan mengkuadratkan nilai tinggi badan (dalam satuan meter). Lalu nilai berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi hasil kudrat dari tinggi badan tersebut. IMT dianggap normal jika berada di rentang 19-25.

Selain dengan menghitung IMT, Anda juga bisa mengukur lingkar pinggang. Lakukan pengukuran dengan benar, baik dengan menggunakan pita pengukur atau perangkat teknologi lain. Ukuran pinggang yang ideal sebaiknya tidak lebih dari setengah tinggi badan Anda. Waspadai jika ukuran lingkar pinggang atau timbunan lemak banyak terdapat di perut Anda.

Menurut ahli diet terdaftar dan personal trainee bersertifikat sekaligus personel The Nutrition Twins, Tammy Lakatos Shames, perubahan gaya hidup juga bisa membawa perubahan besar untuk mengusir timbunan lemak di perut Anda. "Sebaliknya, kelebihan lemak di sekitar pinggul dan paha tidak membahayakan," ujar Shames, seperti dikutip dari CNN, Jumat (4/4/2014).

Terlalu banyak lemak di perut lebih berbahaya dibandingkan dengan penumpukan lemak di pinggul atau paha. Alasannya, lemak perut atau visceral fat, memberikan efek berbeda di dalam tubuh. Lemak jenis ini lebih mungkin untuk melepaskan bahan kimia, hormon dan zat lain yang mengganggu proses imun dalam tubuh.

Akibatnya terjadi peningkatan risiko sejumlah penyakit seperti diabetes, sleep apnea, PCOS (polycystic ovarian syndrome), penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan pembengkakan hati (fatty liver), seperti dikutip dari ABC Australia.

Meskipun sebagian orang gemuk bisa tampak lebih sehat, bukan berarti mereka bebas dari berbagai macam risiko penyakit. Mereka yang gemuk namun tampak sehat masih berisiko terhadap beberapa kondisi kesehatan seperti osteoarthritis karena massa tubuh yang besar menempatkan beban tambahan pada sendi mereka.

Oleh sebab itu, tak ada salahnya Anda mulai rutin melakukan berbagai aktivitas fisik dan olahraga untuk menurunkan berat badan dan membantu kerja insulin lebih efektif dalam mengontrol kadar gula darah.




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...