Thursday, April 25, 2013

Wow, Masih TK Tapi Bocah Asal Illinois Ini Punya IQ 147

Jakarta - Robert Dorman tak menganggap anak laki-lakinya, Gus sebagai anak terpintar di kelasnya. Hanya saja IQ sang anak yang baru berusia lima tahun itu adalah 147. Cukup fantastis bukan?

Skor IQ itu menjadikan Gus sebagai salah satu anggota termuda Mensa, komunitas internasional yang anggotanya merupakan orang-orang dengan IQ tinggi di dunia. IQ Gus sendiri tercatat 12 poin lebih tinggi daripada IQ minimal anggota Mensa.

Meski masih TK, Gus telah mengonsumsi buku-buku yang tak lazim untuk anak seusianya seperti "Charlotte's Web", sedangkan teman-teman sekelasnya masih terbata-bata mengeja alfabet.

Sambil bermain-main, Gus juga menghafalkan tabel periodik dan peta dunia. Terkadang Gus mengkoreksi sang ayah ketika mereka tengah asyik bermain tebak-tebakan soal geografi.

"Ia mendebat saya karena saya mengatakan kepadanya bahwa ibukota Alaska adalah Anchorage. Tapi ibukotanya memang bukan itu, yang benar adalah Juneau," kisah Dorman.

Dorman pertama kali menyadari kelebihan intelijensi putranya ketika melatih Gus untuk buang air kecil sendiri saat Gus masih berusia 18 bulan. Saat itu, Gus sudah terbiasa membaca koran di toilet, termasuk membaca majalah Wired milik ayahnya.

Tapi karena Gus adalah putra pertamanya, Dorman dan istri, Kotomi mengira itu hanyalah tingkah laku biasa dari anak-anak.

"Kami tak menyadari jika ia berbakat. Kami hanya berpikir ia sama seperti anak-anak lainnya," kata Dorman seperti dilansir ABCNews, Kamis (25/4/2013).

Begitu pula saat pergi camping bersama keluarga teman Dorman, Gus terang-terangan dapat membaca tulisan di baju rekan camping-nya. Keluarga itu pun tercengang melihat Gus yang baru berusia 4 tahun (saat itu) sudah bisa membaca, padahal putri teman Dorman yang berusia lima tahun masih belajar alfabet.

"Katanya, "Ia bisa membaca?" Ia seharusnya belum bisa melakukannya," kata Dorman ketika mengingat reaksi keluarga temannya. Lalu Dorman menimpali, "'Ia suka membaca sepanjang waktu. Kami juga membawa buku dalam perjalanan."

Setelah itu, barulah Dorman berani memutuskan untuk membawa anaknya menjalani tes IQ. Hasilnya, Gus dapat mencetak skor 99 persen pada hampir seluruh kategori Stanford-Binet Intelligence Scale.

Namun meski IQ sang anak tinggi, Dorman mengatakan jika putranya mengalami masalah di hari pertama bersekolah. Gus terlihat gelisah ketika diajari berhitung seperti penjumlahan atau belajar alfabet. Padahal menurut Dorman, Gus sudah bisa melakukan pengkalian dan pembagian panjang.

"Sebenarnya ia sangat suka pergi sekolah tapi ia bermasalah dengan pelajaran di TK. Ia benar-benar tampak enggan duduk disana dan mendengarkan cerita-cerita khas anak TK karena ia terbiasa mengajukan pertanyaan hingga melakukan riset," tandas Dorman.

Dorman sendiri tak tinggal diam. Sang ayah telah melobi ke sekolah distrik untuk memberikan pendidikan khusus bagi anaknya. Tapi Dorman mengatakan tampaknya Gus takkan memperoleh perlakuan khusus.

"Saya tahu tak ada dana khusus untuk program anak berbakat di Illinois," katanya.

Dorman hanya berharap setidaknya Gus dapat memenuhi syarat untuk masuk sekolah khusus anak-anak berbakat yang menyediakan kursus online tambahan hingga si anak menginjak kelas delapan.

"Meski kami tak dapat menyediakan pendidikan yang pas untuknya, namun saya tak berpikir jika homeschooling adalah pilihan terbaik bagi Gus. Ia tetap membutuhkan banyak teman dari sekolah agar seimbang," tuturnya.

Untuk sekarang, Dorman sudah cukup bahagia bisa mengajari anaknya sendiri, apalagi katanya belakangan Gus tengah asyik-asyiknya belajar tentang 'lubang hitam' atau black holes dan astrofisika.




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...