Friday, April 19, 2013

Yuk Makan Sehat & Olahraga Agar Tidur Lebih Nyenyak

Jakarta - Menerapkan pola makan yang sehat dan melakukan olahraga secara rutin bisa menurunkan berat badan. Tidak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa kebiasaan tersebut memberikan manfaat bagi orang-orang dengan gangguan apnea ringan saat tidur atau sleep-apnea.

Apnea adalah kondisi di mana ada jeda napas pada seseorang. Dalam penelitian selama 1,5 tahun terhadap responden obesitas dengan sleep-apnea, para peneliti menemukan bahwa responden yang melakukan kebiasaan ini mengalami kemajuan dalam kesembuhan apneanya dibandingkan dengan responden yang tidak melakukannya.

Orang yang memiliki gangguan apnea saat tidur akan jeda berhenti napas sejenak. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang dewasa paruh baya dan dikaitkan dengan adanya masalah jantung.

"Biasanya diperlukan waktu setidaknya beberapa tahun untuk menaikkan tingkat penyakit ini mulai dari ringan hingga ke tingkat parah, sebagian besar dikarenakan oleh kenaikan berat badan," ujar Dr. Henri Tuomilehto, pemimpin peneliti dari The Oivauni Sleep Clinic di Kuopio, Finlandia.

"Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan jika orang-orang bisa mengubah gaya hidup maka perkembangan sleep-apnea bisa dihentikan," lanjutnya.

Dr. Tuomilehto dan rekan-rekan penelitiannya melibatkan 81 orang dewasa dengan obesitas dan mengidap sleep-apnea ringan selama 1 tahun. Penelitian ini dimulai dengan rencana diet rendah kalori dan olahraga rutin. Kelompok lainnya hanya diberikan informasi tentang diet secara umum dan sedikit informasi tentang olahraga.

Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok yang diberikan intervensi dibandingkan dengan yang hanya diberi informasi. Namun menurut Dr. Tuomilehto, masih belum diketahui bagaimana kelanjutan dari kelompok tersebut pasca program ini selesai.

Oleh karena itu, 4 tahun pasca progam para peneliti menindaklanjuti 57 dari 81 orang responden, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (20/4/2013).

Mereka menemukan orang-orang yang terlibat dalam kelompok intervensi berhasil menjaga berat badan. Berat badan mereka rata-rata 12 kilogram lebih ringan dibandingkan sebelum mengikuti program.

6 Orang dalam kelompok intervensi juga mengalami kemajuan dalam kesembuhan sleep-apneanya,bahkan tidak ada yang menjadi parah. Di sisi lain, 12 orang kelompok pembandingnya memiliki sleep-apnea tingkat sedang dan 2 orang memiliki sleep-apnea parah, tim peneliti menulis dalam JAMA Internal Medicine.

"Kita harus benar-benar berpikir bahwa usaha penurunan berat badan bisa dijadikan sebagai pengobatan untuk sleep-apnea," ungkap Dr. Tuomilehto.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...