Monday, June 10, 2013

Jempol Kaki Bengkok? Hindari Pakai Sepatu Hak Tinggi Berujung Lancip

Jakarta - Pernahkah Anda melihat seseorang dengan jari jempol kakinya bengkok ke luar, ke arah jari-jarinya yang lain? Atau mungkin Anda sendiri yang sedang mengalaminya? Jari jempol kaki yang bengkok ke arah luar disertai benjolan pada pangkal jari jempol kaki sisi dalam, di dunia kedokteran diistilahkan sebagai bunions (hallux valgus).

Jari jempol kaki yang bengkok ini bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi lebih sering terjadi pada wanita karena pemilihan sepatu yang dipakainya. Bunions terjadi pada seseorang yang memiliki kondisi anatomi kaki overpronasi yang menyebabkan abnormalitas biomekanika.

Kaki overpronasi adalah suatu kondisi kaki dimana ketika berdiri atau berjalan, posisi kakinya cenderung berputar ke dalam ke arah sendi jari jempol kaki. Kondisi kaki yang demikian ini disebabkan oleh faktor keturunan (genetik), riwayat cedera, dan penyakit tertentu.

Pemakaian sepatu hak tinggi, ketat, dan berujung lancip pada kondisi kaki demikian, membuat berat badan bertumpu pada bagian depan telapak kaki dan jari-jari, serta memaksa jari jempol kaki mengarah ke jari di sebelahnya, menyebabkan teregangnya ligamen dan tendon di sekitar sendi jari jempol kaki sehingga terjadi reaksi peradangan yang bermanifestasi sebagai rasa nyeri, kulit di sekitarnya berwarna kemerahan dan teraba hangat. Bila keadaan ini berlangsung lama akan mengakibatkan peradangan sendi (arthritis), terbentuknya tulang (exostosis) di sekitar sendi, bahkan dapat terjadi perubahan anatomi yang menetap.

Pada kasus yang berat, posisi jari jempol kaki bahkan sangat bengkok, sedemikian rupa sehingga bisa berada di atas atau di bawah jari sebelahnya. Semakin berat kondisi bunions, semakin nyeri saat dibuat berjalan.

Untuk mencegah terjadinya bunions, sebaiknya hindari pemakaian sepatu hak tinggi yang berujung lancip. Pilihlah sepatu dengan ketinggian hak yang membuat Anda nyaman, ketebalan hak yang mendukung kestabilan saat berjalan dan memiliki ujung sepatu yang mengikuti kontur jari kaki (round-toe tip).

Bagi Anda yang sudah mengalami perubahan bentuk anatomi jari jempol kaki dan
merasakan nyeri di daerah tersebut, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis orthopaedi & traumatologi di rumah sakit terdekat. Ada beberapa modalitas terapi yang dapat diberikan, non-pembedahan (konservatif) dan pembedahan.

Terapi konservatif dapat dilakukan pada kondisi awal, yaitu dengan memberikan: obat anti inflamasi, injeksi, alat-alat ortotik (bunion pads, penyangga lengkung kaki, shoe inserts).

Pada kasus yang berat atau pada kasus di mana terapi konservatif tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka bisa dilakukan terapi pembedahan. Foto rontgen kaki sangat diperlukan untuk menilai: besar sudut yang dibentuk oleh di ibu jari kaki maupun untuk melihat kondisi lain yang terjadi di sendi tersebut, seperti arthritis.

Tujuan pembedahan ini adalah untuk mengurangi keluhan nyeri dan memperbaiki anatomi dengan jalan mengkoreksi struktur jaringan lunak di sekitarnya dan meluruskan posisi ibu jari, yang selanjutnya dipertahankan dengan alat fiksasi internal. Pembedahan ini disebut sebagai bunionectomy. Pada kasus yang sangat berat lain, dapat dilakukan operasi ganti sendi (arthroplasty).

*) dr Benedictus Megaputera, MSi, SpOT adalah dokter bedah orthopedi dan traumatologi lulusan Universitas Airlangga Surabaya dan Inje University di Seoul dengan sub/super spesialisasi di bidang Sport Medicine & Arthroscopy. Saat ini mengajar di Unika Widya Mandala, Surabaya dan menjadi pengurus IOSSMA (Indonesian Orthopaedic Society for Sports Medicine & Arthroscopy) di bawah kolegium PABOI (Persatuan Ahli Bedah Orthopaedi Indonesia).



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...