Thursday, June 27, 2013

Meski Pengetahuan Tentang DBD Meningkat, Angka Kematian Justru Bertambah

Jakarta - Pengetahuan masyarakat mengenai demam berdarah dengue (DBD) dinilai sudah semakin tinggi. Hal ini tak lepas dari upaya sosialiasi yang dilakukan sejumlah pihak. Sayangnya, angka kematian pasien DBD justru bertambah.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat mencatat nilai pengetahuan masyarakat tentang DBD mencapai 64 persen. Pemahaman pengetahuan ini ternyata tidak berbanding terbalik dengan angka kematian pasien DBD.

Menurut catatan IAKM, di tahun 2012 jumlah kasus kematian demam berdarah berada di angka tiga. Namun tahun 2013, baru sampai bulan Juni sudah mencapai 13 orang yang meninggal akibat demam berdarah.

"Hal ini dikarenakan kurang cepatnya tindakan yang dilakukan dalam membasmi jentik serta nyamuk Aedes Aegypti dewasa," kata Husein Habsyi, SKM MHCCmm, Wakil Ketua Umum IAKM.

Hal tersebut disampaikan dalam acara dalam acara Forum Diskusi Multi-Stakeholder, di Ritz Carlton Hotel, Jl DR Ide Anak Agung Kav. E1 No 1, Mega Kuningan, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (28/6/2013)

Dia menambahkan, idealnya penyemprotan atau fogging untuk memberantas nyamuk penyebab demam berdarah dilakukan 1 x 24 jam setelah satu orang terserang demam berdarah. Tapi saat ini kebanyakan yang terjadi, fogging dilakukan setelah satu minggu kemudian.

"Yang menjadi masalah adalah laporan dari rumah sakit ke puskesmas agak telat menyatakan bahwa ada warganya sakit. Padahal kan menurut teorinya 1 x 24 jam puskesmas datang ke tempat adanya orang sakit dan 20 rumah di sekitar situ diadakan pengamatan epidemologi, ada jentik atau tidak," tutur Husein.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...