Thursday, June 27, 2013

Studi: Naik 2 Kilogram Saja Risiko Sakit Jantung Bertambah 17 Persen

Jakarta - Gangguan kardiovaskular identik dengan obesitas. Tak heran jika orang-orang yang berisiko tinggi mengalami stroke atau sakit jantung biasanya memiliki berat badan di atas rata-rata atau tak ideal. Sebuah studi pun mengungkap bahwa peningkatan satu unit indeks massa tubuh (BMI) saja dapat menambah risiko gagal jantung hingga 17 persen.

Peneliti juga menemukan bahwa untuk setiap penambahan unit BMI, risiko diabetes seseorang juga meningkat hingga 35 persen.

Untuk seseorang dengan tinggi badan 177,5 cm, satu unit BMI-nya setara dengan 3,2 kilogram, sedangkan untuk orang dengan tinggi 162,5, satu unit sama dengan 2,7 kilogram. Perhitungan BMI dapat diperoleh dengan membagi berat badan seseorang (dalam kilogram) dengan tinggi badannya (per meter persegi).

"Kita tahu bahwa obesitas dan penyakit kardiovaskular itu kerap terjadi secara bersamaan. Namun kita seringkali kesulitan memastikan risiko sakit jantung hanya dengan bermodalkan BMI," ungkap Dr. Tove Fall, peneliti dari Uppsala University di Swedia yang memimpin studi ini bersama dengan tim peneliti dari Imperial College London dan University of Oxford.

"Nah, dalam studi ini kami menemukan bahwa individu yang memiliki varian gen tertentu yang mendorongnya mengalami peningkatan BMI-lah yang berisiko terkena gagal jantung dan diabetes. Bahkan dari temuan ini diketahui risiko diabetes seseorang lebih tinggi dari perkiraan kami selama ini," lanjutnya.

Dalam laporan penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine, peneliti mengungkapkan bahwa gen yang dimaksud bernama FTO. Gen ini berkaitan dengan obesitas dan berfungsi mengatur selera makan seseorang. Untuk keperluan studi ini sendiri, peneliti melibatkan 198,502 partisipan dari penjuru Eropa.

Tapi karena gen ini tak terpengaruh gaya hidup dan faktor-faktor sosial lainnya, peneliti jadi lebih mudah mengidentifikasi keterkaitan langsung antara obesitas dengan penyakit kardiovaskular pada partisipan.

Dan benar saja, semakin banyak salinan varian gen FTO rusak yang dimiliki seseorang, semakin tinggi juga BMI-nya. Tentu saja kondisi ini menyebabkan risiko sakit jantungnya pun meningkat tajam. Padahal varian gen FTO yang rusak dapat menyebabkan peningkatan unit BMI individu antara 0,3 hingga 0,4 untuk setiap salinan yang ada di dalam genome seseorang.

"Masalahnya varian gen FTO yang menyebabkan peningkatkan BMI ini sebenarnya banyak ditemukan di masyarakat. Tapi dengan menggunakan metode genetik baru ini, kini kami dapat memastikan hal yang telah lama dipercaya orang, bahwa peningkatan BMI berkontribusi terhadap terjadinya gagal jantung," simpul salah satu peneliti, Professor Erik Ingelsson dari Uppsala University seperti dilansir Telegraph, Kamis (27/6/2013).

Jubir National Obesity Forum dan kepala Child Growth Foundation, UK, Tam Fry mendeskripsikan temuan bahwa temuan ini 'sangatlah penting'.

"Database-nya sendiri begitu besar sehingga Anda dapat memperoleh kepastian bahwa kelebihan berat badan menyebabkan gagal jantung. Ini adalah bukti final," kata Fry.

"Seseorang dikatakan obesitas jika BMI-nya telah mencapai 30, dan jika angka ini terus naik menjadi 31, 32, 33 dan 34, maka risiko gagal jantungnya pun akan naik sebesar 20 persen setiap kali BMI-nya bertambah sehingga peluang gagal jantungnya juga semakin besar," tutupnya.




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...