Saturday, June 8, 2013

Wajah Wanita Cantik Ini Jadi Rusak Gara-gara Salah Facial

Singapura - Umumnya perempuan mengambil perawatan facial untuk membuat wajahnya semakin cantik, bersih, dan mulus. Tetapi facial justru membuat wajah perempuan asal Singapura ini rusak.

Adalah Juli, gadis berusia 28 tahun ini menceritakan bahwa dirinya melakukan facial agar wajahnya semakin bercahaya dan segar. Namun hasilnya justru membuat wajahnya memerah dan timbul pustula (bintik-bintik kecil merah) yang meradang di seluruh wajahnya.

Seperti dikutip dari Asiaone, Jumat (7/6/2013), dalam beberapa waktu Juli telah berjuang melawan jerawat, luka, bintik-bintik, hiperpigmentasi, dan bintik gelap pada wajahnya yang timbul selama masa pubernya. Tetapi, akibat kesalahan dalam facial yang ia lakukan, wajahnya justru jadi rusak.

Peristiwa bermula pada akhir bulan lalu (27/5), saat Juli pergi untuk melakukan facial. Setelah facial, tak ada yang berubah pada wajahnya. Juli masih cukup percaya diri untuk pergi bersama teman-temannya karena hanya terdapat bintik merah di pipi, selebihnya terlihat normal.

Namun, keesokan harinya ia mendapati wajahnya penuh dengan benjolan kecil jerawat. Dan ketika malam, benjolan-benjolan tersebut semakin memburuk dan bermunculan di seluruh wajahnya.

Pada hari ketiga, ia akhirnya pergi ke terapis wajah dan mencari tahu tentang kondisi wajahnya. Terapis mengatakan bahwa kulit Juli memang sensitif dan cara yang dapat dilakukan adalah dengan memecahkan benjolan tersebut serta mengeluarkan nanahnya. Nah, di sinilah awal penderitaannya.

Pada hari keempat, ia bangun dan sangat terkejut karena pustula kecil telah menyebar di seluruh wajahnya, terutama dagu dan dahi. Ia mengatakan bahwa pustula itu bagaikan karang yang ada di Sentosa Underwater World.

"Bedanya, karang itu terlihat sangat indah dan saya seperti penyakit yang tak tersembuhkan," kata Juli.

Selanjutnya, Juli mengirimkan foto kondisi wajahnya pada salon tempat ia melakukan facial dan pihak salon meminta Juli untuk datang lagi. Kali ini, mereka meminta Juli untuk pergi ke cabang utama di mana direktur salon tersebut berada.

Saat itu mereka meyakinkan Juli bahwa kerusakan seperti itu memang terjadi sebelum wajahnya menjadi lebih baik. "Siapapun yang mengatakan hal seperti itu, mereka hanya berbohong pada Anda," tutur Juli.

Juli mengatakan sejak tahap pertama ekstraksi, pihak salon terus meyakinkannya bahwa nantinya kulitnya akan menjadi lebih baik. "Tapi itu tak pernah terjadi," ungkapnya.

Salon itu lantas mengeluarkan nanah dan memberikan jel anti bakteri. Tetapi ketika kembali ke rumah, Juli merasa wajahnya semakin buruk. Karena tak juga membaik, Juli memutuskan untuk menemui dokter kulit.

Namun lagi-lagi ia mendapatkan kegagalan. Pada kunjungan pertamanya, dokter memberitahunya bahwa apa yang ia alami adalah kejadian jerawat yang normal dan ia hanya diberikan antibiotik, beberapa krim, dan pembersih.

Sayangnya karena kesalahan perawat, Juli diberikan krim yang sudah kadaluarsa. Merasa skeptis pada diagnosa dokter pertama ia akhirnya mencari pendapat dokter lainnya.

Dokter kedua menegaskan mengenai ketakutan Juli bahwa ini adalah reaksi alergi terhadap bahan tertentu yang digunakan pada wajah. Hal ini sesuai dengan apa yang Juli katakan bahwa ia mendapatkan ekstrak tanaman yang tidak diketahui yang bisa memberikan kontribusi untuk reaksi kulitnya yang ekstrem.

Akhirnya, dokter kedua yang ditemuinya menganjurkan untuk tidak menggunakan obat dari resep dokter pertama karena obat dan krim tersebut membuat kulit Juli sangat kering dan kemerahan. Kabar buruk lainnya, dokter mengatakan sementara alergi kulitnya tidak menimbulkan luka lagi, tetapi selanjutnya ini akan meninggalkan efek hyper-pigmentasi paling tidak beberapa bulan pada kulit.

Dokter mengatakan padanya bahwa beberapa faktor memang dapat menyebabkan kondisi kulit seperti ini. Ini bisa terjadi karena pijat wajah, produk dan peralatan yang digunakan, proses pembersihan komedo dan nanah.

Kini kepercayaan diri Juli jadi merosot dan ia harus menghabiskan banyak biaya untuk mengobati wajahnya.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...