Monday, September 23, 2013

Tak Cuma Keluarga, Dokter pun Harus Tanggap Gejala Alzheimer Pasien

Jakarta - Gejala-gejala alzheimer seperti sulit fokus, sering lupa, atau bahkan menarik diri dari pergaulan kerap kali dianggap menjadi hal yang biasa. Oleh karena itu, diperlukan sekali perhatian atau pengamatan jika orang tua, baik ayah atau ibu mengalami perubahan perilaku.

Sebab perkembangan alzheimer bersifat spesifik dan perlahan hingga penderita atau keluarga sering tak memperhatikan. Lama-lama proses tubuh pun akan terganggu.

"Awalnya di daerah tertentu, lalu berkembang ke daerah motoriknya. Tapi perawatannya bisa dilakukan jika sudah mengamati sepuluh tanda itu tadi. Maka penting kepedulian dari keluarga dan juga dokter karena banyak yang kurang peduli dengan gangguan ini," papar dokter spesialis saraf, dr Yustiani Dikot.

Hal itu disampaikan dokter berambut pendek dan berkacamata ini di sela-sela perhelatan konser penggalangan dana peduli alzheimer dan dementia bertajuk konser bertajuk The Journey of Caring: Konser Hari Alzheimer Sedunia di Souhana Hall, Gedung Energi, Jl Jend Sudirman, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (22/9/2013).

Khususnya bagi tenaga kesehatan, terutama dokter, perlu diperhatikan ketika bertemu dengan pasiennya, si pasien misalnya susah diajak berkomunikasi atau bengong. Jika ada tanda seperti itu, maka harus dilihat apakah ada gejala alzheimer.

"Saat tahu alzheimer, usahakan tetap dayagunakan otak si penderita agar mendapat rangsangan," tambah dr Yustiani. Sementara itu, dokter internis geriatri, Dr. Heriawan Soejono menambahkan bahwa penyakit kencing manis, darah tinggi, kolesterol, juga memudahkan orang terkena alzheimer.

"Oleh karena itu untuk saudara kita yang memiliki kencing manis, periksakan diri fungsi kecerdasannya, intelegensinya," kata dr Heriawan.

Bagi beberapa orang, alzheimer sering dianggap sebagai gangguan memori dan merupakan bagian normal dari penuaan. Padahal, jika mencapai tahap paling akhir, bisa menghancurkan bagian otak yang mengatur jantung dan pernapasan.

Alzheimer bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, rutin olahraga, konsumsi makanan dengan gizi seimbang, berpikir positif, dan beraktivitas secara produktif.

Terkait jumlah penderita alzheimer di Indonesia, Direktur Eksekutif Alzheimer's Indonesia, DY Suharya mengatakan belum ada data yang pasti. "Perkiraan 1 juta orang dengan alzheimer di Indonesia," ujarnya.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...