Wednesday, September 18, 2013

Pria yang Kebal AIDS Ini Bunuh Diri di Usia 66 Tahun

Jakarta - Cacat genetik dalam sel darah putihnya justru membuat Stephen Crohn kebal dari AIDS. Padahal penyakit itu telah 'membunuh' banyak teman-temannya. Memiliki kelebihan ini tidak membuat Stephen bahagia. Dia malah bunuh diri saat usianya 66 tahun.

Stephen bunuh diri di New York, AS, pada bulan lalu. Informasi ini disampaikan oleh saudara perempuannya. Demikian dikabarkan NY Daily News, Selasa (17/9/2013).

Menurut Dr Bill Paxton dari Aaron Diamond AIDS Research Center di New York, Stephen sama sekali tidak bisa terkena AIDS, bahkan setelah dia sengaja dipapar virus HIV untuk keperluan pengujian.

Bagi Stephen, melihat dirinya sehat sementara teman-temannya menderita AIDS dan kemudian meninggal karena penyakit itu benar-benar membuatnya sedih. Hatinya seperti dicabik-cabik karena terus menerus kehilangan orang yang dekat dengannya.

"Setiap tahun akan kehilangan, enam orang, tujuh orang. Pekan lalu saja ada obituari teman saya di koran. Ini nggak gampang, ketika Anda kehilangan teman-teman, apalagi ini berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Ini satu-satunya hal yang tidak bisa Anda bandingkan saat berada dalam perang," papar Stephen pada 1999 dalam interview untuk film dokumenter 'Surviving AIDS'.

Amy Crohn, saudara perempuan Stephen, kepada New York Times mengatakan melihat kepedihan yang dirasakan oleh Stephen. Rasa bersalah karena menjadi 'satu-satunya' orang yang hidup meski telah dipapar virus HIV telah membuat Stephen menderita. "Mungkin ini alasan dia (bunuh diri)," ucap Amy.

Stephen menjadi relawan untuk diteliti di Diamond Center, tempat di mana Paxton dan Dr David Ho menemukan kekhasan genetik yang dimilikinya, yakni reseptor cacat CCR5 yang mampu mencegah sel darah putih CD4-nya terinfeksi HIV. Penemuan ini melahirkan pemahaman yang lebih besar tentang bagaimana virus HIV menyebar di dalam tubuh, termasuk penanganan yang terus dilakukan saat ini. Studi ini juga menjadi semacam panduan dalam penelitian untuk menemukan vaksin AIDS yang efektif .

Pada 1996, koran Inggris 'The Independent' menyebut Stephen sebagai 'pria yang tidak bisa terpapar AIDS'. Sosoknya pun kemudian menjadi fokus dalam film dokumenter.

Stephen merupakan pelukis dan editor lepas Fodor's Travel Guides. Ia dibesarkan di Dumont , NJ, dan tinggal di New York saat dewasa. Namun pada saat terakhir hingga ajalnya, Stephen tinggal di Saugurties.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...