Monday, July 8, 2013

Ingin Rampingkan Paha, Perempuan Ini Malah Meninggal Usai Sedot Lemak

Jakarta - Sedot lemak adalah salah satu prosedur yang menjadi pilihan bagi banyak kaum obesitas tanpa memikirkan efek samping atau pun dampak setelah mereka melakukannya. Tak sekali dua kali akibat tindakan ini banyak pasien yang meregang nyawa di meja operasi.

Seperti dikutip dari Asiaone, Jumat (5/7/2013) seorang wanita di Singapura telah tewas akibat melakukan sedot lemak. Ibu berusia 44 tahun yang memiliki dua anak remaja ini dilarikan ke rumah sakit ketika dia ambruk di klinik setelah melakukan prosedur kosmetik untuk menghilangkan lemak di perut dan juga untuk membuat pahanya lebih indah.

Seorang juru bicara SCDF mengatakan ia menerima panggilan pada sekitar pukul 2.55 Jumat lalu dan ambulans akhirnya dikirim ke klinik tersebut kemudian paramedis tiba sekitar pukul 3. Wanita tersebut kemudian dengan cepat dipindahkan ke tandu SCDF dan paramedis mereka mengambil alih resusitasi cardiopulmonary (CPR) dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Singapura namun sayang nyawanya tak dapat diselamatkan.

Seorang juru bicara Departemen Kesehatan (Depkes) mengatakan bahwa ia menyadari akan kasus ini dan sekarang ia sedang memastikan fakta-fakta dari kasus tersebut. Hal ini dikatakan ketika pihak kementrian sedang menyelidiki kasus kematian akibat sedot lemak.

Sebabnya, kematian ini adalah kematian kedua akibat sedot lemak setelah kasus pemilik sebuah perusahaan properti, Franklin Heng yang meninggal karena dokter memberinya terlalu banyak obat penenang selama operasi sedot lemak. Victor Yeo, seorang pemeriksa dari negara tersebut mengatakan bahwa Franklin diberi propofol dalam dosis besar, propofol adalah obat penenang yang sama yang menewaskan penyanyi pop Michael Jackson.

Pengaruh obat itu memang hampir seperti anestesi pada umumnya untuk mencegah reaksi yang tidak baik dari Franklin. Dan saat itu ternyata dokter telah menyuntikkan 13 kali tusukan pada usus Franklin dan inilah yang menyebabkan dirinya meninggal.

Prosedur ini telah dilakukan di Klinik Reves di Orchard Road pada 30 Desember 2009. Saat itu Franklin yang sedang menjalani prosedur sedot lemak bereaksi terhadap rasa sakit dan ia mulai menggerakkan tangannya dan karena reaksi tersebut dokter kembali membiusnya kemudian tidak menyadari bahwa Franklin mengalami luka.

Dr Jim Wong, yang melakukan operasi ini sempat pergi ke toilet dan beristirahat selama 5 menit setelah 20 menit operasi tersebut berlangsung. Namun, setelah kembali dirinya tidak dapat membangunkan Franklin yang tubuhnya telah berubah menjadi pucat dan tidak memberikan respon sama sekali.

Akhirnya, dr Jim memanggil ambulans dan melakukan resusitasi cardiopulmonary. Kemudian Franklin dibawa ke Rumah Sakit Tan Tock Seng di mana akhirnya ia meninggal. Franklin sendiri meninggal karena efek dari asfiksia sebab ia tidak dapat mendukung pernafasannya sendiri.




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...